Bacalah kutipan cerpen berikut! Perahu ditambatkan dan terbenam dalam lumpur ketika pasang surut. Bau amis bangkit menjadi pertanda beristirahat sebelum pasang naik tiba dan perahu itu dibangkitkan seperti zombies dimunculkan dari kubur dan bergerak kaku dituntut si pemiliki mantra. Orang-orang mengangkat keranjang ikan ke tepian yang langsung didatangi para pengepul dari Pasar Bayah dan kampung-kampung pedalaman. Transaksi terkadang berlangsung singkat karena setiap orang hanya bertemu dengan langganannya. Sedangkan sisa-sisa ikan akan diambil ibu-ibu kampung buat dimakan sendiri atau didodet dibuang isi perutnya sebelum dihamparkan dalam rak penjemuran-hingga bau amis sampai tidak ada habisnya. Orang-orang becakap. Mennunggu Masteri menghabiskan sarapan dan segelas kopi di warung. dikutip dari: Beni Setia, "Kiriman Laut yang Terlambat" dalam Smokol Cerpen Kompas Pilihan 2008, Jakarta, Kompas, 2009 Latar sosial dalam kutipan cerpen tersebut adalah...

Bacalah kutipan ceria berikut! Di sinilah ayah dulu mengajariku berenang, mengajariku bunyi gemeletar punggung buaya lapar dan kecipak anak-anak ikan kemuring. Di sini juga...

Kami sekeluarga berkumpul di ruang tengah. Ruang tengah bagi keluarga kami, semacam ruang sidang keluarga di atas bentangan tikar. Jika ada ajakan ayah atau ibu untuk berkumpul di ruang tengah selepas...

... Adikku mengecap dahinya yang berkeringat. "Enam bulan yang lalu, saat Dede datang ke rumah mereka, Om Danar minta tolong untuk mencetak revisi edisi kedua buku yang diterbitkan tahun lalu. B...

Jam sepuluh lebih seperempat saat itu. Warung sudah buka sejak lebih, tetapi baru ada satu orang yang berkunjung. Itu pun cuma datang membawa ranting membeli gula kambing untuk dibawa pulang. Pada mas...

Tiba-tiba dari ruang makan ada teriakan. "Hee, ayo buruan! Nanti keburu dingin semua!" Kami semua terkejut, lalu bergegas ke meja makan. Di situ menunggu Eyang dengan meja penuh makanan. Kami takj...