Arca Prajnaparamita dari Jawa kuno merupakan arca yang diperkirakan berasal dari abad ke-13 Masehi pada era kerajaan Singhasari. Arca ini ditemukan di reruntuhan Cungkup Putri dekat Candi Singhasari, Malang, Jawa Timur. Menurut kepercayaan setempat, arca ini adalah perwujudan Dyah Ayu Sri Maharatu Mahadewi Ken Dedes ratu pertama Singhasari, mungkin sebagai arca perwujudan anumerta dia. Akan tetapi terdapat pendapat lain yang mengaitkan arca ini sebagai perwujudan Dyah Ayu Sri Maharatu Mahadewi Gayatri, istri Kertarajasa raja pertama Majapahit.
Arca Prajnaparamita ini adalah salah satu mahakarya terbaik seni klasik Hindu-Buddha Indonesia, khususnya seni patung Jawa kuno. Arca dewi kebijaksanaan transendental dengan raut wajah yang tenang memancarkan keteduhan, kedamaian, dan kebijaksanaan; dikontraskan dengan pakaiannya yang raya mengenakan Jatamakuta gelung rambut dan perhiasan ukiran yang luar biasa halus. Dewi ini tengah dalam posisi teratai sempurna duduk bersila di atas padmasana (tempat duduk teratai), dewi ini tengah bermeditasi dengan tangan melakukan dharmachakra-mudra (mudra pemutaran roda dharma). Lengan kirinya mengempit sebatang utpala (bunga teratai biru) yang diatasnya terdapat keropak naskah Prajnaparamita-sutra dari daun lontar.
Arca ini bersandar pada stella (sandaran arca) berukir, dan di belakang kepalanya terdapat halo atau aura lingkar cahaya yang melambangkan dewa-dewi atau orang suci yang telah mencapai tingkat kebijaksanaan tertinggi. Terdapat konsep Trimatra pada arca ini yang merupakan konsep dalam arca yang berbentuk patung utuh. Patung utuh ini menggambarkan sosok dewa, manusia dan binatang. Di dalam arca yang berkonsep Trimata disimpan di dalam candi sebagai tanda penghormatan terhadap raja/ratu yang sudah meninggal.
Dengan demikian, arca Prajnaparamita merupakan contoh arca dalam bentuk Trimatra biasanya Arca tersebut berfungsi sebagai tanda penghormatan terhadap raja/ratu yang sudah meninggal dan arca tersebut menggambarkan sosok raja/ratu yang diwujudkan dalam bentuk seorang dewa.