Semua papillae pada lidah memiliki alat perasa untuk merasakan makanan, minuman, atau apa pun yang masuk ke dalam mulut. Secara umum, lidah bisa mengecap empat rasa utama, yaitu manis, asam, pahit dan asin. Rasa kelima adalah umami atau gurih yang umum dapat dirasakan pada monosodium glutamate atau MSG. Semula diyakini reseptor manis ada di ujung lidah, asin di tepi depan lidah, asam pada tepi tengah lidah, dan pahit di pangkal lidah.
Konsep ini bermula dari sebuah penelitian yang dasarnya tidak kuat. Pada 1901, seorang ilmuwan Jerman melalukan penelitian terhadap sensitivitas lidah pada 4 rasa yang umum (manis, asam, asin, pahit). Ditemukan bahwa terdapat perbedaan waktu pada bagian-bagian lidah untuk bisa mendeteksi rasa dari suatu zat makanan dengan perbedaan waktunya yang tipis dan tidak terlalu signifikan. Kemudian terjadi simplifikasi bahwa perbedaan waktu ini dijadikan sebagai perbedaan sensitivitas.
Namun, sejak umami dikenal, pengetahuan tentang posisi reseptor perasa runtuh. Ilmuwan meyakini reseptor perasa ada di seluruh lokasi lidah. Namun, ada bagian tertentu dalam lidah yang lebih peka terhadap satu atau dua rasa tertentu. Terdapat 8.000 sensor yang tersebar di lidah dapat merasakan berbagai rasa secara merata, tidak pada lokasi tertentu. Intinya, walaupun satu lokasi pada lidah bisa mendeteksi suatu rasa sedikit lebih cepat, semua lokasi pada lidah bisa bisa merasakan semua jenis rasa dengan level intensitas dan sensasi yang sama. Dengan demikian, terdapat lokasi lidah yang memberi respons rasa yang sama.