Nabilah H
11 Maret 2024 04:50
Iklan
Nabilah H
11 Maret 2024 04:50
Pertanyaan
8 dari 10 siswa nilainya naik
dengan paket belajar pilihan
Habis dalam
01
:
00
:
13
:
38
1
2
Iklan
Tamannayna M
11 Maret 2024 06:34
Desa Jatimulya merupakan salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Pameungpeuk yang terletak di Kampung Babakan, terletak pada 2 kilometer menuju Kecamatan Pameungpeuk kearah Timur dan 86 Kilometer menuju ibu kota Kabupaten Garut ke arah Utara.
Desa Jatimulya merupakan Desa Pemekaran diwilayah Kecamatan Pameungpeuk pada tahun 1986 seiring dengan kepadatan penduduk melalui forum musyawarah bersama telah dimekarkan dari Desa Mancagahar yang berada disebelah Selatan Desa Jatimulya.
Nama “Jatimulya” adalah nama “baru”. Nama ini baru ada setelah zaman orde baru (atau zaman setelah kemerdekaan). Pernyataan ini dibuktikan dengan adanya peta pada zaman kolonial yang diperbaharui tahun 1913 yang menyebutkan “Djatiwala”. Djatiwala (Jatiwala) merupakan nama yang terlebih dahulu digunakan sebelum nama Jatimulya.
Pada peta tahun 1913 sangat jelas dapat dilihat bahwa Jatiwala adalah sebuah kampung, dibuktikan dengan daerah tersebut pada peta berwarna hijau. Kampung Jatiwala pada saat itu hanya bisa dilalui kendaraan kuda. Terbukti pada peta tergambar jalan berwarna merah (paardenpad). Ini bisa kita bayangkan betapa jarangnya penduduk kampung pada saat itu. Akses jalan paardenpad membuktikan bahwa di kampung ini kendaraan yang digunakan adalah kuda. Tercatat juga Kampung Babakan masih terpisah dengan Jatiwala. Inilah yang menyebabkan hingga sekarang Jatiwala dan Babakan seperti terpisah, padahal sekarang satu desa.
Kita kembali ke Jatiwala, secara bahasa Jatiwala terbentuk dari dua kata yaitu “Jati dan Wala”. Jati secara bahasa dapat diartikan sebagai “sejati” atau “wit Jati”. Sedangkan “Wala” secara bahasa (kamus bausastra) dapat diartikan sebagai bocah. Sehingga jika dirangkai Jatiwala dapat diartikan sebagai “Sejatine Bocah”, apakah ini ada kaitannya dengan sayembara 25 (selawe) yang dibuka oleh Ki Gede Sebayu yang konon dimenangkan oleh Ki Jadhug yang berhasil membedah ilmu sejati yang konon pada saat itu Ki Jadhug masih bocah? Atau jangan2 karena Ki Jadhug benar2 telah merobohkan pohon jati untuk membangun masjid Kalisoka
Kita juga tidak bisa lepas dari cerita yang menyebutkan Ki Gede Sebayu adalah seorang Umaro sekaligus Ulama yang boleh jadi “Wala” berasal dari kata “Al Wala” yang berarti dekat. Dimana maksudnya hanya kesatria yang dekat dengan Gusti Allah – lah yang mampu menjabarkan ilmu hakekat (merobohkan wit jati / sejatining urip). Jika kisah ini benar setidaknya nama Jatiwala telah ada sejak abad ke 17. Karena sayembara itu dilaksanakan sekitar tahun 1602 M, walaupun mungkin pada saat itu Jatiwala hanya sebuah dusun kecil.
Saya tidak bisa mengatakan kisah di atas sebagai sebuah sejarah. Karena bukti ilmiahnya belum bisa dipertanggung jawabkan. Tepatnya, kisah di atas adalah sebuah legenda. Adapun secara bukti sejarah nama Jatiwala baru tercatat dalam peta abad ke 19-20. Terbukti dengan adanya simbol makam islam (bulan sabit merah) pada tahun 1913. Mungkin saja sebenarnya sejak era Mataram Jatiwala ini sudah ada dan hal ini bisa dipertanggung jawabkan dengan cerita rakyat desa Jatiwala tentang tokoh Mbah Kosasih yang disebut2 sebagai sesepuh desa. Konon Mbah Kosasih adalah prajurit Sultan Agung yang ditugaskan untuk mengamankan daerah Selatan Tegal pada saat Penyerbuan Batavia.
www.desajatimulya.wordpress.com
· 0.0 (0)
Nabilah H
12 Maret 2024 04:33
Maksud saya sejarah kampung bukan desa
Iklan
Salsabila M
Community
10 April 2024 12:54
· 0.0 (0)
Tanya ke Forum
Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu
LATIHAN SOAL GRATIS!
Drill Soal
Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian
Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!