Syuja R

07 November 2024 00:51

Iklan

Syuja R

07 November 2024 00:51

Pertanyaan

Pasca munculnya supersemar, muncul 2 kekuatan yaitu Soekarno & Soeharto. Apa yang salah dari sejarah kita pada masa itu sehingga muncul dualisme kepemimpinan di Indonesia? (Jelaskan)

Pasca munculnya supersemar, muncul 2 kekuatan yaitu Soekarno & Soeharto. Apa yang salah dari sejarah kita pada masa itu sehingga muncul dualisme kepemimpinan di Indonesia? (Jelaskan)

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

02

:

10

:

20

Klaim

17

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Tyrannosaurus T

07 November 2024 00:59

Jawaban terverifikasi

<p>Dualisme kepemimpinan di Indonesia pasca Supersemar 1966 terjadi karena ketidakstabilan politik dan ekonomi yang melanda pemerintahan Soekarno, yang memunculkan kebutuhan mendesak untuk intervensi militer. Supersemar memberikan kewenangan kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil langkah-langkah pemulihan, namun pemberian kewenangan ini malah mengarah pada peralihan kekuasaan yang lebih permanen. Meskipun Soekarno tetap sebagai presiden, Soeharto yang lebih berperan dalam pengambilan keputusan politik dan militer, menyebabkan tumpang tindih kewenangan dan terbentuknya dualisme kepemimpinan. Hal ini memperburuk situasi, karena Soekarno menjadi semakin simbolik, sementara Soeharto memperkuat posisinya, mengarah pada berdirinya Orde Baru yang otoriter. Ketidakjelasan peran antara keduanya dan pengambilalihan kekuasaan yang tidak demokratis menjadi masalah utama dalam periode tersebut.</p>

Dualisme kepemimpinan di Indonesia pasca Supersemar 1966 terjadi karena ketidakstabilan politik dan ekonomi yang melanda pemerintahan Soekarno, yang memunculkan kebutuhan mendesak untuk intervensi militer. Supersemar memberikan kewenangan kepada Jenderal Soeharto untuk mengambil langkah-langkah pemulihan, namun pemberian kewenangan ini malah mengarah pada peralihan kekuasaan yang lebih permanen. Meskipun Soekarno tetap sebagai presiden, Soeharto yang lebih berperan dalam pengambilan keputusan politik dan militer, menyebabkan tumpang tindih kewenangan dan terbentuknya dualisme kepemimpinan. Hal ini memperburuk situasi, karena Soekarno menjadi semakin simbolik, sementara Soeharto memperkuat posisinya, mengarah pada berdirinya Orde Baru yang otoriter. Ketidakjelasan peran antara keduanya dan pengambilalihan kekuasaan yang tidak demokratis menjadi masalah utama dalam periode tersebut.


Iklan

Chika A

07 November 2024 01:09

Jawaban terverifikasi

<p>Dualisme kepemimpinan di Indonesia pasca munculnya Supersemar terjadi karena <strong>adanya perbedaan penafsiran mengenai isi surat tersebut.&nbsp;</strong></p><p>&nbsp;</p><p>Berikut beberapa faktor yang menyebabkan munculnya dualisme kepemimpinan di Indonesia:</p><p><strong>Perbedaan penafsiran Supersemar</strong></p><p>Soekarno menganggap Supersemar hanya perintah pengamanan, sedangkan Soeharto menganggapnya sebagai penyerahan kekuasaan.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Situasi politik yang tidak stabil</strong></p><p>Setelah pemberontakan G30S/PKI, kepercayaan publik kepada Soekarno menurun dan situasi politik tidak stabil.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Soeharto semakin populer</strong></p><p>Soeharto semakin populer setelah membubarkan PKI dan membentuk Kabinet Ampera.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

Dualisme kepemimpinan di Indonesia pasca munculnya Supersemar terjadi karena adanya perbedaan penafsiran mengenai isi surat tersebut. 

 

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan munculnya dualisme kepemimpinan di Indonesia:

Perbedaan penafsiran Supersemar

Soekarno menganggap Supersemar hanya perintah pengamanan, sedangkan Soeharto menganggapnya sebagai penyerahan kekuasaan. 

 

Situasi politik yang tidak stabil

Setelah pemberontakan G30S/PKI, kepercayaan publik kepada Soekarno menurun dan situasi politik tidak stabil. 

 

Soeharto semakin populer

Soeharto semakin populer setelah membubarkan PKI dan membentuk Kabinet Ampera. 

 

 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sumber lisan merupakan keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami p sejarah. Selain diperoleh dari orang-orang yang mengalami persitiwa secara la sumber lisan juga dapat diperoleh dari orang-orang yang mengetahui suatu peristiw secara rinci. Dengan kata lain sumber sejarah lisan dapat digunakan untuk sumba dan sekunder. Bagaimana cara mendapatkan sumber sejarah secara lisan denga tepat? Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang mengandung informasi tenta peristiwa sejarah. Informasi yang dijadikan sumber sejarah harus berasal dari aktivi pada masa lampau. Sumber sejarah berfungsi sebagai sarana penyampaian inform ristiwa sejarah di masa lampau. Bagaimana cara membuktikan keaslian suatu sumber sejarah? Sumber sejarah berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda. Sumber tertulis merupakan sumber sejarah yang memberikan informasi melalui tulisan. Sumber lisan merupakan sumber sejarah yang disampaikan secara lisan oleh orang yang menyaksikan, mendengar, atau mengalami langsung suatu peristiwa sejarah. Sumber benda merupakan sumber sejarah yang diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah. Mengapa sumber sejarah sangat penting dalam sejarah? Sumber sejarah lisan sangat bermanfaat agar sejarah dapat terus diingat oleh masyarakat sebagai bagian dari identitas dari sebuah negara. Sumber sejarah lisan dapat berupa keterangan langsung dari pelaku, tradisi lisan yang berkembang di masyarakat, dan topomini. Mengapa sumber lisan memiliki keterbatasan dibandingkan sumber tertulis? Kritik sumber sering juga disebut proses verifikasi. Sering dilakukan peneliti untuk menguji keabsahan serta keaslian suatu dokumen atau sumber sejarah. Kritik sumber merupakan salah satu tahapan dalam penelitian sejarah. Apa yang dimaksud kritik sumber?

133

0.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

73

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan