Neysa C
05 September 2024 11:43
Iklan
Neysa C
05 September 2024 11:43
Pertanyaan
tentukan bagian simpati, empati, peduli, dan pro/kontra dari berita dibawah
Pasien Lupa Orang Tua karena Kecanduan Ponsel
Kamis, 17 Oktober 2019
Selain di Bandung Barat, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) dr. Arif
Zainudin Surakarta juga menerima pasien kecanduan ponsel. Tahun ini,
jumlah pasien tersebut makin meningkat. Kepala Instalasi Kesehatan
Jiwa Anak Remaja RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta, Aliyah Himawati,
mengatakan fenomena tersebut sudah terjadi sejak tiga tahun lalu.
Namun, belakangan fenomena tersebut makin marak.
“Tiga tahun lalu ada, tapi sedikit. Sejak tahun ajaran baru ini ada
sekitar 35 anak remaja. Sehari ada 1—2 anak yang berobat,” kata Aliyah,
Kamis (17/10/2019).
Kondisi gangguan kejiwaan mereka berbeda-beda. Pasien dengan
kondisi yang sangat parah bahkan tidak mengakui dan menganiaya
orang tuanya.
“Orang tuanya tidak dianggap. Dia bilang kalau dia itu turun dari
langit. Isi pikirannya itu yang ada di gim itu, bahasanya bahasa di gim
itu,” ujarnya.
Kebanyakan pasien tersebut kecanduan gim ekstrem. Mereka tidak
mau makan hingga tidak mau sekolah. Kalaupun sekolah, mereka ingin
segera pulang untuk bermain gim.
“Ada yang niat ke sekolah itu untuk main gim. Karena di sekolah
ada wii gratis. Sedangkan di rumah sudah diputus orang tuanya,” kata
Aliyah.
Penanganan pasien kecanduan ponsel ini dilakukan sesuai dengan
gejalanya. Pertama, pasien harus mengakui jika dirinya kecanduan
ponsel. Setelah itu, pasien diberi obat.
“Kondisi kecanduan ini membuat cairan otak atau kerja saraf
tidak seimbang. Langkah farmakoterapi atau pemberian obat ini yang
paling cepat bisa menyeimbangkan,” ujar dia. Kemudian, pasien akan
menjalani terapi perilaku. Secara berangsur, dosis obat juga diturunkan.
“Untuk pasien rawat jalan, kita evaluasi dua minggu sekali. Mereka
kita beri kontrak kegiatan. Sehari ngapain saja. Sehari pegang ponsel itu
hanya dua jam,” katanya.
Sebagai langkah pencegahan, dia mengimbau kepada orang tua
agar menjauhkan ponsel dari anak sejak dini. Saat ini banyak orang tua
yang mengenalkan ponsel terlalu dini.
2
1
Iklan
Arfa R
19 Desember 2024 05:01
Izin menjawab yah
- Simpati
Kondisi pasien yang tidak mengakui orang tuanya dan bahkan menganggap mereka sebagai orang asing. Hal ini menggambarkan penderitaan emosional dan mental yang dialami pasien.
Pasien anak-anak dan remaja yang mengalami gangguan kejiwaan akibat kecanduan ponsel, hingga tidak mau makan atau bersekolah.
- Empati
Pemahaman terhadap kondisi pasien yang kesulitan mengendalikan kecanduan mereka, khususnya karena penggunaan ponsel atau gim yang ekstrem.
Empati terhadap orang tua yang harus menghadapi anak-anak mereka yang mengalami masalah ini dan berusaha mencari bantuan medis.
- Peduli
Upaya pihak rumah sakit dalam menyediakan terapi dan pengobatan untuk membantu pasien pulih dari kecanduan.
Imbauan kepada orang tua untuk tidak mengenalkan ponsel terlalu dini kepada anak sebagai langkah pencegahan.
- Pro
Langkah medis yang diambil, seperti farmakoterapi, terapi perilaku, dan evaluasi rutin, dinilai efektif untuk membantu pasien mengatasi kecanduan.
Penekanan pentingnya peran orang tua dalam mencegah kecanduan ponsel pada anak.
- Kontra
Ada pandangan bahwa terapi farmakologis untuk kecanduan ponsel mungkin dianggap berlebihan oleh sebagian orang, karena masalah ini lebih bersifat perilaku daripada medis.
Kemungkinan kritik terhadap peran orang tua yang terlalu dini mengenalkan teknologi kepada anak-anak mereka, yang dapat dianggap sebagai penyebab utama kecanduan.
· 0.0 (0)
Iklan
Tanya ke AiRIS
Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

LATIHAN SOAL GRATIS!
Drill Soal
Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian


Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!