Nindyaa N

Ditanya 4 hari yang lalu

Iklan

Nindyaa N

Ditanya 4 hari yang lalu

Pertanyaan

sepisau luka sepisau duri sepikul dosa sepukau sepi sepisau duka serisau diri sepisau sepi sepisau nyanyi sepisaupa sepisaupi sepisapanya sepikau sepi sepisaupa sepisaupi sepikul diri keranjang duri sepisaupa sepisaupi sepisaupa sepisaupi sepisaupa sepisaupi sampai pisauNya ke dalam nyanyi 1. tentukan jenis puisi jelaskan 2 tentukan tema dari pusi jelaskan 3.tentukan makna dari pusi jelaskann

sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya ke dalam nyanyi

1. tentukan jenis puisi jelaskan 
2 tentukan tema dari pusi jelaskan 
3.tentukan makna dari pusi jelaskann

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

18

:

52

:

57

Klaim

8

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rizkia I

Dijawab 3 hari yang lalu

Jawaban terverifikasi

<p>Puisi ini termasuk dalam <strong>puisi modern atau puisi kontemporer</strong> karena memiliki bentuk yang bebas tanpa aturan rima dan bait yang baku. Penggunaan permainan bunyi kata seperti <i>“sepisaupa sepisaupi”</i> menciptakan efek ritmis dan menambah kesan emosional. Tema utama puisi ini adalah <strong>kesepian dan penderitaan</strong>, yang terlihat dari kata-kata seperti <i>sepi, luka, duri, duka,</i> dan <i>dosa</i>, menunjukkan perasaan sedih, keterasingan, serta kemungkinan adanya penyesalan. Secara makna, puisi ini menggambarkan seseorang yang mengalami penderitaan batin mendalam, baik karena kesalahan di masa lalu maupun kesepian yang terus berulang. Pengulangan frasa <i>“sepisaupa sepisaupi”</i> memberikan kesan ratapan atau mantra yang memperkuat suasana duka. Baris terakhir, <i>“sampai pisauNya ke dalam nyanyi”</i>, dapat diartikan sebagai bentuk kepasrahan terhadap penderitaan yang dialami. Dengan penggunaan metafora yang kuat dan repetisi yang khas, puisi ini berhasil menyampaikan suasana emosional yang mendalam.</p>

Puisi ini termasuk dalam puisi modern atau puisi kontemporer karena memiliki bentuk yang bebas tanpa aturan rima dan bait yang baku. Penggunaan permainan bunyi kata seperti “sepisaupa sepisaupi” menciptakan efek ritmis dan menambah kesan emosional. Tema utama puisi ini adalah kesepian dan penderitaan, yang terlihat dari kata-kata seperti sepi, luka, duri, duka, dan dosa, menunjukkan perasaan sedih, keterasingan, serta kemungkinan adanya penyesalan. Secara makna, puisi ini menggambarkan seseorang yang mengalami penderitaan batin mendalam, baik karena kesalahan di masa lalu maupun kesepian yang terus berulang. Pengulangan frasa “sepisaupa sepisaupi” memberikan kesan ratapan atau mantra yang memperkuat suasana duka. Baris terakhir, “sampai pisauNya ke dalam nyanyi”, dapat diartikan sebagai bentuk kepasrahan terhadap penderitaan yang dialami. Dengan penggunaan metafora yang kuat dan repetisi yang khas, puisi ini berhasil menyampaikan suasana emosional yang mendalam.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

27

0.0

Jawaban terverifikasi