Fitria R

06 Maret 2024 11:47

Iklan

Iklan

Fitria R

06 Maret 2024 11:47

Pertanyaan

Sebagian besar sejarawan tidak sepenuhnya menganggap karya historiografi tradisional memiliki kredibilitas yang tinggi. Anggapan tersebut muncul karena....


4

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Anas A

06 Maret 2024 14:50

Jawaban terverifikasi

Penulisan sejarah bersifat subjektif dan tidak didasarkan kepada data yang akurat. Hal ini tidak terlepas dari tujuan penulisan historiografi tradisional untuk mengakomodir kepentingan penguasa. Metodologi penulisan tidak jelas. Sumber penulisan sejarah tidak jelas.


Iklan

Iklan

Nanda R

Gold

07 Maret 2024 07:27

Jawaban terverifikasi

<p>Anggapan sebagian besar sejarawan bahwa karya historiografi tradisional tidak sepenuhnya memiliki kredibilitas tinggi dapat muncul karena beberapa alasan, antara lain:</p><p><strong>Keterbatasan Sumber:</strong></p><ul><li>Historiografi tradisional sering kali mengandalkan sumber-sumber tertulis dari pihak yang memiliki kepentingan atau perspektif tertentu. Sumber-sumber ini mungkin tidak selalu objektif atau mencerminkan keberagaman sudut pandang.</li></ul><p><strong>Manipulasi Politik:</strong></p><ul><li>Beberapa karya historiografi tradisional dapat dipengaruhi oleh kepentingan politik atau ideologis penguasa pada masa tertentu. Hal ini dapat menyebabkan pemilihan fakta atau narasi yang mendukung pandangan penguasa saat itu.</li></ul><p><strong>Ketidaknetralan Penulis:</strong></p><ul><li>Beberapa sejarawan tradisional mungkin tidak dapat mempertahankan tingkat ketidaknetralan yang diharapkan dalam penulisan sejarah. Faktor personal, ideologis, atau kepentingan pribadi penulis dapat memengaruhi interpretasi sejarah.</li></ul><p><strong>Ketidaksetaraan Representasi:</strong></p><ul><li>Historiografi tradisional cenderung memberikan representasi yang tidak setara terhadap berbagai kelompok masyarakat. Sejarah dapat ditulis dari sudut pandang kelompok yang berkuasa, mengabaikan atau merendahkan peran kelompok-kelompok minoritas.</li></ul><p><strong>Ketidakberagaman Perspektif:</strong></p><ul><li>Historiografi tradisional dapat kurang memperhatikan keragaman perspektif dan pengalaman masyarakat biasa. Ini dapat menghasilkan narasi sejarah yang kurang inklusif dan tidak merepresentasikan seluruh lapisan masyarakat.</li></ul><p><strong>Perubahan Interpretasi:</strong></p><ul><li>Seiring berjalannya waktu dan perubahan paradigma sejarah, interpretasi terhadap peristiwa historis dapat berkembang. Karya historiografi tradisional mungkin tidak selalu mengikuti perkembangan ini, sehingga dianggap kurang relevan atau kurang akurat.</li></ul>

Anggapan sebagian besar sejarawan bahwa karya historiografi tradisional tidak sepenuhnya memiliki kredibilitas tinggi dapat muncul karena beberapa alasan, antara lain:

Keterbatasan Sumber:

  • Historiografi tradisional sering kali mengandalkan sumber-sumber tertulis dari pihak yang memiliki kepentingan atau perspektif tertentu. Sumber-sumber ini mungkin tidak selalu objektif atau mencerminkan keberagaman sudut pandang.

Manipulasi Politik:

  • Beberapa karya historiografi tradisional dapat dipengaruhi oleh kepentingan politik atau ideologis penguasa pada masa tertentu. Hal ini dapat menyebabkan pemilihan fakta atau narasi yang mendukung pandangan penguasa saat itu.

Ketidaknetralan Penulis:

  • Beberapa sejarawan tradisional mungkin tidak dapat mempertahankan tingkat ketidaknetralan yang diharapkan dalam penulisan sejarah. Faktor personal, ideologis, atau kepentingan pribadi penulis dapat memengaruhi interpretasi sejarah.

Ketidaksetaraan Representasi:

  • Historiografi tradisional cenderung memberikan representasi yang tidak setara terhadap berbagai kelompok masyarakat. Sejarah dapat ditulis dari sudut pandang kelompok yang berkuasa, mengabaikan atau merendahkan peran kelompok-kelompok minoritas.

Ketidakberagaman Perspektif:

  • Historiografi tradisional dapat kurang memperhatikan keragaman perspektif dan pengalaman masyarakat biasa. Ini dapat menghasilkan narasi sejarah yang kurang inklusif dan tidak merepresentasikan seluruh lapisan masyarakat.

Perubahan Interpretasi:

  • Seiring berjalannya waktu dan perubahan paradigma sejarah, interpretasi terhadap peristiwa historis dapat berkembang. Karya historiografi tradisional mungkin tidak selalu mengikuti perkembangan ini, sehingga dianggap kurang relevan atau kurang akurat.

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Kepulauan Banda merupakan salah satu penghasil pala terbaik dunia. Pada tahun 1621, VOC di bawah J.P. Coen membantai penduduk Banda. Salah satu dampak dari peristiwa tersebut adalah a. Penduduk Banda trauma dan tidak lagi menanam pala b. Berkurangnya petani yang memahami tentang budidaya pala c. VOC berhasil memonopoli komoditas pala di dunia d. Timbulnya berbagai perlawanan balas dendam rakyat Banda e. Meningkatnya produksi pala di kepulauan Banda tahun 1622

42

4.7

Jawaban terverifikasi

1) Apa saja bahan dan uang modal untuk membuat nasi goreng? Bandingkan antara modal dan keuntungan "nasi goreng"! 2) Pemimpin negara muda mengajak 15 mahasiswa untuk pergi ke mall. Mereka menaiki study tour dengan harga Rp 450.000/orang. Setelah sampai, pemimpin mengajak mereka makan siang. Ia pun membeli nasi goreng untuk 15 mahasiswa yang ingin makan disini. Harga nasi goreng sebesar Rp 15.000/orang. Setelah itu pemimpin negara dan mahasiswa pergi ke tempat belanja makanan dan barang. Setelah belanja, total harga beli dari semua mahasiswa mencapai (Rp 3.200.000). Mereka pulang membawa study tour yang sama. Jika Pemimpin negara memiliki penyimpanan kartu bank sebesar (Rp 20.000.000). Berapa sisa uang beliau sekarang? Jelaskan cerita pengalaman pemimpin negara dan mahasiswa saat ke mall! (jika ada) 3) Untuk bisa jadi negara maju, usaha harus mencapai Rp 8.000.000/bulan. Sebagai contoh usaha nasi goreng dengan harga Rp 15.000/orang, maka dalam sehari mereka hanya datang 18 orang dalam sehari dan dalam sebulan bisa mencapai Rp 8.100.000/bulan. Namun ternyata kita tidak memiliki industri bersih untuk produksi bahan baku. Sehingga harus memiliki modal besar untuk membeli bahan baku. Kita bayangkan saja, dalam sehari ada sekitar 200 pelanggan datang untuk makan nasi goreng. Maka duit yang dikumpulkan mencapai Rp 3.000.000/hari dan Rp 90.000.000/bulan. Jika mengira mereka sudah maju, ternyata belum. Karena dunia menggunakan energi listrik dengan biaya yang besar. Belum lagi usaha memiliki keluarga yang besar. Sehingga mereka harus mengeluarkan modal yang besar juga. Terakhir adalah tidak semua 200 pelanggan datang yang sama. Bisa jadi karena reputasi buruk atau kondisi lingkungan. Kalau kita pikir, apa jadinya kalau semua pendapatan usaha nasi goreng bisa bersaing sama perusahaan besar lainnya? jelaskan kesimpulan! ​

33

5.0

Jawaban terverifikasi