M.Fachri A

28 Juli 2024 10:00

Iklan

M.Fachri A

28 Juli 2024 10:00

Pertanyaan

peristiwa yang terjadi pada tanggal 2 februari sampai 28 februari 1968 di indonesia

peristiwa yang terjadi pada tanggal 2 februari sampai 28 februari 1968 di indonesia

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

00

:

11

:

26

Klaim

6

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Muhammad A

28 Juli 2024 13:24

Jawaban terverifikasi

<p>Pada bulan Februari 1968, salah satu peristiwa penting yang terjadi di Indonesia adalah proses peralihan kekuasaan dari Presiden Sukarno kepada Jenderal Soeharto. Berikut adalah beberapa peristiwa kunci selama periode tersebut:</p><p>1. 2 Februari 1968: Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang diberikan oleh Presiden Sukarno kepada Jenderal Soeharto pada 11 Maret 1966 menjadi dasar bagi Soeharto untuk mengambil alih kendali pemerintahan. Meskipun Supersemar sendiri tidak terjadi pada bulan Februari 1968, implikasinya terus berlanjut dan mendominasi politik Indonesia pada awal tahun 1968.</p><p>2. 21 Februari 1968: Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dimulai. Sidang ini sangat penting karena membahas masalah transisi kekuasaan dan menetapkan langkah-langkah untuk mengakhiri pemerintahan Sukarno dan memulai pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto.</p><p>3. 23 Februari 1968: Dalam Sidang Umum MPRS, diambil keputusan untuk mencabut kekuasaan pemerintahan dari Presiden Sukarno. Keputusan ini menjadi dasar bagi pengangkatan Soeharto sebagai Pejabat Presiden.</p><p>4. 27 Februari 1968: Soeharto resmi diangkat sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia oleh MPRS. Pengangkatan ini menandai berakhirnya era kepemimpinan Sukarno dan awal dari pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto.</p>

Pada bulan Februari 1968, salah satu peristiwa penting yang terjadi di Indonesia adalah proses peralihan kekuasaan dari Presiden Sukarno kepada Jenderal Soeharto. Berikut adalah beberapa peristiwa kunci selama periode tersebut:

1. 2 Februari 1968: Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang diberikan oleh Presiden Sukarno kepada Jenderal Soeharto pada 11 Maret 1966 menjadi dasar bagi Soeharto untuk mengambil alih kendali pemerintahan. Meskipun Supersemar sendiri tidak terjadi pada bulan Februari 1968, implikasinya terus berlanjut dan mendominasi politik Indonesia pada awal tahun 1968.

2. 21 Februari 1968: Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dimulai. Sidang ini sangat penting karena membahas masalah transisi kekuasaan dan menetapkan langkah-langkah untuk mengakhiri pemerintahan Sukarno dan memulai pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto.

3. 23 Februari 1968: Dalam Sidang Umum MPRS, diambil keputusan untuk mencabut kekuasaan pemerintahan dari Presiden Sukarno. Keputusan ini menjadi dasar bagi pengangkatan Soeharto sebagai Pejabat Presiden.

4. 27 Februari 1968: Soeharto resmi diangkat sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia oleh MPRS. Pengangkatan ini menandai berakhirnya era kepemimpinan Sukarno dan awal dari pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Kutipan novel berikut untuk soal nomor 8 sampai dengan 10. Malamnya, Mandor Djuasin datang ke rumah untuk minta maaf bahwa telah terjadi kekeliruan administrasi. Karena begitu banyak kuli yang harus diurus, belum termasuk begitu banyak Said sebagai nama belakang orang Melayu. Sekaligus Mandor mengabarkan peraturan Maskapai yang menyebut bahwa kuli yang tak berijazah memang tak kan pernah naik pangkat. Ayah dengan penuh takzim menerima penjelasan itu. Beliau bahkan menyampaikan simpatinya akan betapa berat tugas Mandor Djuasin mengelola ribuan kuli, dan betapa Ayah berterima kasih kepada Mandor karena telah mengiriminya surat yang bagus berlambang Maskapai nan terhormat pula, serta menandatangani sendiri surat itu, meski surat itu salah alamat. Aku tak dapat menahan perasaanku. Air mataku berlinang-linang saat mengintip Ayah mengucapkan semua itu karena dari balik pintu itu aku tahu makna ketulusan wajah ayahku. Sungguh bening hati lelaki pendiam itu, dan detik itu aku berjanji pada diriku sendiri, untuk menempatkan setiap kata ayahku di atas nampan pualam, dan aku bersumpah, aku bersumpah akan sekolah setinggi-tingginya, ke negeri mana pun, apa pun rintangannya, apa pun yang akan terjadi demi ayahku. 8. Watak tokoh Ayah dalam kutipan novel tersebut adalah .... (A) penurut dan pendiam (B) pemaaf dan pendiam (C) perasa dan pendiam (D) pemurung dan pendiam (E) penolong dan pendiam

51

0.0

Jawaban terverifikasi