Hilya H

29 Maret 2024 04:30

Iklan

Iklan

Hilya H

29 Maret 2024 04:30

Pertanyaan

Pada saat musim penghujan, banyak wilayah di bantaran sungai bagian hilir mengalami banjir. Volume air yang dibawa dari hulu sangat besar sehingga sungai bagian hilir tidak mampu menampung volume air. Selain tingginya volume limpasan air yang dibawa ke hilir, penyebab terjadinya banjir berdasarkan proses eksogen adalah …. A. terjadinya erosi yang sangat masif pada wilayah hulu B. terjadinya erosi di bantaran sungai pada wilayah hilir C. terjadinya sedimentasi pada wilayah hulu yang membentuk bantaran banjir D. terjadinya sedimentasi pada wilayah hilir yang mengakibatnya terjadinya pendangkalan sungai


1

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Dela A

Community

29 Maret 2024 04:32

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Jawaban : D. terjadinya sedimentasi pada wilayah hilir yang mengakibatnya terjadinya pendangkalan sungai</strong></p><p><br>Pembahasan :<br>Banjir merupakan fenomena alam yang terjadi akibat meningkatnya volume curah&nbsp;<br>hujan sehingga sungai tidak mampu menampung debit air. Selain tingginya limpasan air yang dibawa ke hilir akibat hujan, faktor kondisi sungai pun sangat berpengaruh terhadap daya tampung air terutama di bagian hilir. Proses sedimentasi/pengendapan di dasar sungai bagian hilir menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai,&nbsp;<br>pendangkalan ini terus terjadi karena banyaknya material tererosi dari wilayah hulu yang akhirnya mengendap/tersedimentasi di sungai bagian hilir. Pengendapan ini akan&nbsp;<br>mengurangi volume daya tampung sungai, sehingga jika limpasan air terlalu banyak&nbsp;<br>akan menyebabkan banjir. <strong>Jawaban yang tepat adalah D.</strong></p>

Jawaban : D. terjadinya sedimentasi pada wilayah hilir yang mengakibatnya terjadinya pendangkalan sungai


Pembahasan :
Banjir merupakan fenomena alam yang terjadi akibat meningkatnya volume curah 
hujan sehingga sungai tidak mampu menampung debit air. Selain tingginya limpasan air yang dibawa ke hilir akibat hujan, faktor kondisi sungai pun sangat berpengaruh terhadap daya tampung air terutama di bagian hilir. Proses sedimentasi/pengendapan di dasar sungai bagian hilir menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai, 
pendangkalan ini terus terjadi karena banyaknya material tererosi dari wilayah hulu yang akhirnya mengendap/tersedimentasi di sungai bagian hilir. Pengendapan ini akan 
mengurangi volume daya tampung sungai, sehingga jika limpasan air terlalu banyak 
akan menyebabkan banjir. Jawaban yang tepat adalah D.


Iklan

Iklan

Salsabila M

Community

30 Maret 2024 05:58

<p>Penyebab terjadinya banjir berdasarkan proses eksogen adalah:</p><p>A. Terjadinya erosi yang sangat masif pada wilayah hulu.</p><p>Banjir sering kali disebabkan oleh terjadinya erosi yang signifikan di wilayah hulu sungai. Erosi yang masif dapat menyebabkan tanah longsor, pengikisan tanah, dan peningkatan aliran permukaan air ke sungai. Akibatnya, volume air yang masuk ke sungai meningkat secara signifikan, yang kemudian dapat menyebabkan sungai meluap dan banjir terjadi di wilayah hilir.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Penyebab terjadinya banjir berdasarkan proses eksogen adalah:

A. Terjadinya erosi yang sangat masif pada wilayah hulu.

Banjir sering kali disebabkan oleh terjadinya erosi yang signifikan di wilayah hulu sungai. Erosi yang masif dapat menyebabkan tanah longsor, pengikisan tanah, dan peningkatan aliran permukaan air ke sungai. Akibatnya, volume air yang masuk ke sungai meningkat secara signifikan, yang kemudian dapat menyebabkan sungai meluap dan banjir terjadi di wilayah hilir.

 

 

 


 


lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sedia Apar Sebelum Berkobar Banyak jalan menuju Roma. Pepatah selalu ada banyak cara untuk meraih sesuatu ternyata tak berlaku untuk memadamkan api kebakaran di ibu kota RI. Hasil olah data dan analisis jaringan jalan (network analysis) yang dilakukan Redaksi Kompas atas data kejadian kebakaran selama 2020-2021, sebaran pos pemadam kebakaran (damkar), lokasi hidran, peta persil bangunan, peta administratif rukun wilayah (RW), jaringan jalan di Jakarta, sungai, selokan, dan pantai, serta distribusi dan cakupan layanan pos damkar, menunjukkan ada banyak rintangan untuk menjangkau lokasi kebakaran. Minimnya rasio jumlah petugas damkar dibandingkan jumlah warga yang dilayani adalah persoalan mendasarnya. Contoh, rasio di Jakarta 1:2.357, sementara Kuala Lumpur 1:1.594, sedangkan Bangkok 1:1.029 atau dua kali lebih besar. Kecilnya rasio petugas damkar kian diperparah dengan belum meratanya distribusi pos damkar sehingga menimbulkan banyak daerah blank spot. Hingga tahun 2021, dari 2.731 RW di Jakarta, sebanyak 268 RW berada di luar cakupan 2,5 kilometer perjalanan dari pos damkar terdekat. Sebagian besar, 84 RW, ada di Jakarta Timur. Selain itu, sebanyak 496 RW hanya bisa mengandalkan satu pos damkar, 563 RW (2 pos), dan 585 RW (3 pos). Padahal, rekam data kejadian kebakaran periode 2020-2021 menunjukkan, setiap kebakaran membutuhkan keterlibatan empat pos. Kesulitan kian bertambah dengan banyaknya jalan sempit dan permukiman padat, tak beraturan. Data OpenStreetMap menunjukkan, 18,6 persen jalan di setiap kelurahan di Jakarta tergolong sempit dan tidak bisa dilewati truk damkar. Minimnya ketersediaan air juga menambah kompleksitas. Dari 1.213 hidran kota, hanya 34 persen yang berfungsi sempurna. Akhirnya, sungai dan selokan jadi andalan. Persoalan lain yang terlihat sederhana, tetapi berdampak besar, ialah warga lambat melaporkan kasus kebakaran ke pos damkar. Telepon layanan pengaduan kebakaran belum tertanam di benak warga. Implikasinya, kecepatan damkar mencapai lokasi kebakaran menjadi semakin terlambat. Nyawa petugas damkar menjadi taruhannya karena tiba di lokasi dengan api yang sudah berkobar. Dampak kerugian material, bahkan nyawa warga, pun lebih tinggi. Dengan segala kompleksitasnya, sungguh tak mudah memadamkan kebakaran di Ibu Kota. Sejatinya, upaya pencegahan perlu terus didorong, seperti penggantian instalasi listrik rutin. Penyediaan alat pemadam api ringan (apar) di lingkungan, hingga memperbesar barisan sukarelawan pemadam kebakaran terlatih di tingkat RT/RW, mendesak dilakukan. Apa yang terjadi di Jakarta bisa menjadi pembelajaran kota yang sedang tumbuh untuk lebih menata dan mempersiapkan kota dari ancaman kebakaran. Pepatah sedia payung sebelum hujan pun menjadi sangat relevan. Sediakan apar sebelum api berkobar. Jangan sampai nasi telanjur menjadi bubur. Dilalap api, hasil kerja keras hancur lebur. 1. apakah teks tersebut termasuk teks editorial ataukah opini? jelaskan dengan disertai alasan! 2. apakah tujuan ditulisnya teks tersebut? apakah sekedar ingin menjelaskan pandangannya mengenai persoalan yang diangkatnya, mempengaruhi pembaca agar menyetujui pendapatnya, atau hanya ingin menghibur pembaca? 3. pada bagian manakah yang mengandung isu yang dibahas dalam teks editorial tersebut? 4. tulislah fakta yang terdapat pada teks tersebut! 5. tulislah beberapa argumen yang anda temukan pada teks editorial tersebut! Kemukakan pendapat anda ( setuju/S atau tidak setuju/ TS ) mengenai argumen tersebut dengan alasan yang mendukung! 6. kepada siapakah kritik dan saran dalam teks editorial tersebut ditujukan?

4

0.0

Jawaban terverifikasi