Moh R

18 Januari 2024 07:34

Iklan

Moh R

18 Januari 2024 07:34

Pertanyaan

Lelahmu jadi lelahku juga Bahagiamu, bahagiaku pasti Berbagi, takdir kita selalu Kecuali tiap kau jatuh hati Kali ini hampir habis dayaku Membuktikan kepadamu ada cinta yang nyata Setia, hadir setiap hari Tak tega biarkan kau sendiri Gambar Meski sering kali kau malah asyik sendiri Karena kau tak lihat Terkadang malaikat tak bersayap, Tak cemerlang, tak rupawan Namun kasih ini, silakan kau adu Malaikat juga tahu Siapa yang jadi juaranya Hampamu takkan hilang semalam Oleh pacar impian, tetapi kesempatan Untukku yang mungkin tak sempurna Tapi siap untuk diuji Kupercaya diri, cintakulah yang sejati Namun tak kau lihat Terkadang malaikat tak bersayap, Tak cemerlang, tak rupawan, Namun kasih ini, silakan kau adu Malaikat juga tahu Siapa yang jadi juaranya Kau selalu meminta terus kutemani Dan kau s'lalu bercanda andai wajahku diganti Melarangku pergi karena tak sanggup sendiri Namun tak kau lihat Terkadang malaikat tak bersayap, Tak cemerlang, tak rupawan Namun kasih ini, silakan kau adu Malaikat juga tahu Aku kan jadi juaranya Tentukan dari puisi tersebut : 1. Tema puisi 2. Pencitraan puisi 3. Suasana puisi 4. Majas / gaya bahasa 5. Amanat / pesan

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

05

:

35

:

23

Klaim

250

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

14 Februari 2024 13:00

Jawaban terverifikasi

Dari pertanyaan yang diberikan, tampaknya kita diminta untuk menganalisis sebuah puisi, bukan novel. Puisi ini tampaknya berbicara tentang cinta dan pengorbanan, dengan penulis yang merasa seperti malaikat tanpa sayap bagi orang yang dicintainya. Mari kita coba analisis satu per satu: 1. Tema puisi: Tema puisi ini adalah cinta yang tidak terbalas dan pengorbanan. Penulis puisi ini merasa telah memberikan segalanya untuk orang yang dicintainya, namun perasaannya tidak dihargai atau dilihat oleh orang tersebut. 2. Pencitraan puisi: Pencitraan dalam puisi ini cukup kuat, dengan penulis yang menggambarkan dirinya sebagai "malaikat tak bersayap" yang selalu ada untuk orang yang dicintainya. Ini menciptakan gambaran seorang yang selalu ada untuk mendukung dan mencintai, meski tidak selalu dilihat atau dihargai. 3. Suasana puisi: Suasana puisi ini cukup melankolis dan sedih. Penulis merasa tidak dihargai dan cintanya tidak terbalas, yang menciptakan suasana yang penuh dengan rasa sakit dan penyesalan. 4. Majas / gaya bahasa: Ada beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini, seperti metafora (malaikat tak bersayap) dan personifikasi (cinta yang nyata dan setia). Metafora "malaikat tak bersayap" digunakan untuk menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang selalu ada untuk mendukung dan mencintai, meski tidak selalu dilihat atau dihargai. 5. Amanat / pesan: Amanat atau pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah pentingnya menghargai cinta dan pengorbanan orang lain. Meski seseorang mungkin tidak tampak sempurna di mata kita, mereka mungkin telah memberikan segalanya untuk kita. Jadi, kita harus belajar untuk menghargai dan membalas cinta dan pengorbanan mereka. Kesimpulan: Puisi ini adalah tentang cinta yang tidak terbalas dan pengorbanan, dengan penulis yang merasa seperti malaikat tanpa sayap bagi orang yang dicintainya. Puisi ini menggunakan berbagai majas dan pencitraan untuk menggambarkan perasaan penulis, dan memberikan pesan tentang pentingnya menghargai cinta dan pengorbanan orang lain. Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami puisi ini lebih baik. ๐Ÿ™‚


Iklan

Nanda R

Community

15 Februari 2024 14:00

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Tema puisi:</strong></p><ul><li>Tema puisi ini tampaknya berkisar pada pengorbanan, cinta yang tulus, dan ketulusan dalam hubungan. Puisi ini menyampaikan ide bahwa cinta sejati hadir dalam momen-momen sulit dan diuji.</li></ul><p><strong>Pencitraan puisi:</strong></p><ul><li>Puisi ini menciptakan citra tentang kehadiran cinta yang tulus dalam hubungan. Gambaran tentang malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan, mungkin menggambarkan bahwa cinta sejati tidak selalu datang dalam bentuk yang terlihat indah atau gemerlap.</li></ul><p><strong>Suasana puisi:</strong></p><ul><li>Suasana puisi ini bisa dikatakan hangat dan penuh dengan perasaan. Meskipun menghadirkan tantangan dan pengorbanan, ada keyakinan pada cinta yang tulus dan kepercayaan diri untuk menghadapi ujian tersebut.</li></ul><p><strong>Majas / gaya bahasa:</strong></p><ul><li>Beberapa majas atau gaya bahasa yang mungkin terdapat dalam puisi ini antara lain personifikasi (memberikan sifat manusiawi pada sesuatu yang tidak hidup, seperti menciptakan gambaran tentang malaikat), simile (perbandingan dengan menggunakan kata 'seperti'), dan metafora (penggunaan kata-kata secara kiasan).</li></ul><p><strong>Amanat / pesan:</strong></p><ul><li>Amanat atau pesan yang dapat diambil dari puisi ini mungkin berkisar pada pengertian bahwa cinta sejati tidak selalu datang dalam paket yang sempurna atau tampak gemerlap. Terkadang, kekuatan sejati cinta muncul dalam kesederhanaan dan kejujuran hati. Puisi ini juga menekankan pentingnya kepercayaan diri dalam menghadapi ujian dalam hubungan.</li></ul><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Tema puisi:

  • Tema puisi ini tampaknya berkisar pada pengorbanan, cinta yang tulus, dan ketulusan dalam hubungan. Puisi ini menyampaikan ide bahwa cinta sejati hadir dalam momen-momen sulit dan diuji.

Pencitraan puisi:

  • Puisi ini menciptakan citra tentang kehadiran cinta yang tulus dalam hubungan. Gambaran tentang malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan, mungkin menggambarkan bahwa cinta sejati tidak selalu datang dalam bentuk yang terlihat indah atau gemerlap.

Suasana puisi:

  • Suasana puisi ini bisa dikatakan hangat dan penuh dengan perasaan. Meskipun menghadirkan tantangan dan pengorbanan, ada keyakinan pada cinta yang tulus dan kepercayaan diri untuk menghadapi ujian tersebut.

Majas / gaya bahasa:

  • Beberapa majas atau gaya bahasa yang mungkin terdapat dalam puisi ini antara lain personifikasi (memberikan sifat manusiawi pada sesuatu yang tidak hidup, seperti menciptakan gambaran tentang malaikat), simile (perbandingan dengan menggunakan kata 'seperti'), dan metafora (penggunaan kata-kata secara kiasan).

Amanat / pesan:

  • Amanat atau pesan yang dapat diambil dari puisi ini mungkin berkisar pada pengertian bahwa cinta sejati tidak selalu datang dalam paket yang sempurna atau tampak gemerlap. Terkadang, kekuatan sejati cinta muncul dalam kesederhanaan dan kejujuran hati. Puisi ini juga menekankan pentingnya kepercayaan diri dalam menghadapi ujian dalam hubungan.

 

 

 


 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Cermatilah puisi " Aku " Karya CHAIRIL ANWAR benkut ini! Aku Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau Tak pertu sedu sedan itu Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Tema puisi di atas adalah.... A. ketekunan dan kemauan seseorang dalam memperjuangan hak dirinya B. kemauan untuk hidup tenang tanpa beban C. kegigihan sesorang dalam mendapatkan cinta sejati D. seseorang yang tidak mau diganggu oleh siapapun E. kepasrahan kepada keadaan yang sedang terjadi

11

0.0

Jawaban terverifikasi

(1) Orang-orang miskin di jalan, yang tinggal di dalam selokan, yang kalah di dalam pergulatan, yang diledek oleh impian, janganlah mereka ditinggalkan. (2) Angin membawa bau baju mereka. Rambut mereka melekat di bulan purnama. Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala, mengandung buah jalan raya. (3) Orang-orang miskin. Orang-orang berdosa. Bayi gelap dalam batin. Rumput dan lumut jalan raya. Tak bisa kamu abaikan. (4) Bila kamu remehkan mereka, di jalan kamu akan diburu bayangan. Tidurmu akan penuh igauan, dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka. (5) Jangan kamu bilang negara ini kaya karna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa. Jangan kamu bilang dirimu kaya bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya. Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu. Dan perlu diusulkan agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda. Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa. (6) Orang-orang miskin di jalan masuk ke dalam tidur malammu. Perempuan-perempuan bunga raya menyuapi putra-putramu. Tangan-tangan kotor dari jalanan meraba-raba kaca jendelamu. Mereka tak bisa kamu hindarkan. (7) Jumlah mereka tak bisa kamu mistik jadi nol. Mereka akan menjadi pertanyaan yang mencegat ideologimu. Gigi mereka yang kuning akan meringis di muka agamamu. Kuman-kuman sipilis dan TBC dari gang-gang gelap akan hinggap di gorden presidenan dan buku programma gedung kesenian. (8) Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah, bagai udara panas yang selalu ada, bagai gerimis yang selalu membayang. Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau tertuju ke dada kita, atau ke dada mereka sendiri. O, kenangkanlah: orang-orang miskin juga berasal dari kemah Ibrahim Dalam bait pertama puisi tersebut terdapat kata "trompah dan blacu." Kata tersebut berarti A. Alas kaki B. Sandagan C. Barang serbaguna D. Barang kurang berguna Bantu kasih pembahasan Makasii

2

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

3

5.0

Jawaban terverifikasi

Tentukan mana yang merupakan struktur abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,dan koda Teks 1 Racun Serangga Alkisah hiduplah sepasang suami istri dengan dua orang anaknya. Setiap pagi kedua anak tersebut pergi berkebun untuk membantu orang tuanya. Namun, tiba-tiba mereka berdua pulang ke rumah dengan tergesa-gesa. Kakak: "Bu, Ibu tolong bu, gawat ini adik menelan kecoa!" Ibu: "Astaga, kok bisa sih kak? Gimana ceritanya? Ayo cepat panggil Bapak suruh bawa dokter ke sini!" Kakak: "Jangan bu, malah tambah gawat nanti. Sebentar lagi kecoanya juga mati." Ibu: "Lho, kok bisa gitu kak?" Kakak: "Iya bu, soalnya adik sudah aku kasih racun serangga bu. Di botolnya kan ada tulisan "dapat membunuh serangga ekstra cepat." Ibu: "Astagfirullah, sembrono kamu!" Kakak: (bingung) Ibu: "Pak, Bapak anak kita makan kecoa." (sambil berlari mencari suaminya). Kakak: (masih tetap bingung) ------------------------------- Teks 2 Tukang roti Pada Pagi hari Azril duduk di teras rumahnya sembari menunggu tukang roti yang biasa lewat. Begitu tukang roti lewat Azril lantas memanggil sang penjual. Azril: "Beli rotinya, Pak." Tukang Roti: "Boleh silahkan mau roti yang mana." Azril: "Ini apa, Pak?" Tukang Roti: "Ini semangka." Azril: "Kalau yang ini apa?" Tukang Roti: "Srikaya." Azril: "Terus ini apa, Bang?" Tukang Roti: "Oh...kalau ini blueberry, dek." Azril: "Gimana sih, terus rotinya mana? Saya mau beli roti bukan buah, kok daritadi yang disebut buah-buahan aja. Gak jadi beli deh saya kalau gini." Tukang Roti: "Yang saya sebut tuh rasa rotinya!" Azril: "Gak jadi, deh!"

2

5.0

Jawaban terverifikasi