Anonim A

17 Agustus 2024 06:13

Iklan

Anonim A

17 Agustus 2024 06:13

Pertanyaan

kenapa ATP yang dihasilkan pada respirasi aerob jauh lebih banyak dibanding respirasi anaerob?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

13

:

56

:

40

Klaim

4

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Chio C

17 Agustus 2024 07:09

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;Jumlah ATP yang dihasilkan antara respirasi aerob dan anaerob memang cukup signifikan. Ini disebabkan oleh beberapa faktor utama:</p><p>Ketersediaan Akseptor Elektron<strong>:</strong></p><p>Respirasi Aerob: Proses ini menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron terakhir. Oksigen sangat efisien dalam menerima elektron, sehingga memungkinkan terjadinya transpor elektron yang panjang dan kompleks dalam rantai transpor elektron. Proses ini menghasilkan banyak ATP.<br>Respirasi Anaerob: Akseptor elektron yang digunakan dalam respirasi anaerob tidak seefisien oksigen. Akibatnya, rantai transpor elektron menjadi lebih pendek dan menghasilkan ATP yang jauh lebih sedikit.<br>Tahapan Reaksi:</p><p>Respirasi Aerob: Melibatkan tahapan yang lebih lengkap, termasuk glikolisis, siklus Krebs, dan rantai transpor elektron. Setiap tahap ini menghasilkan ATP.<br>Respirasi Anaerob: Umumnya hanya melibatkan glikolisis dan fermentasi. Fermentasi merupakan proses yang kurang efisien dalam menghasilkan ATP.<br>Efisiensi Energi:</p><p>Respirasi Aerob: Proses ini sangat efisien dalam mengekstrak energi dari glukosa. Hampir semua energi yang terkandung dalam glukosa dapat diubah menjadi ATP.<br>Respirasi Anaerob: Proses ini kurang efisien. Sebagian besar energi masih tersimpan dalam produk akhir fermentasi, seperti asam laktat atau alkohol.<br>Secara singkat, respirasi aerob jauh lebih efisien dalam menghasilkan ATP karena:</p><p>Menggunakan akseptor elektron yang sangat efisien (oksigen).<br>Melibatkan tahapan reaksi yang lebih lengkap.<br>Mampu mengekstrak lebih banyak energi dari glukosa.<br>Perbedaan Jumlah ATP:</p><p>Respirasi<strong> </strong>Aerob: Rata-rata menghasilkan sekitar 36-38 ATP per molekul glukosa.<br>Respirasi Anaerob: Hanya menghasilkan 2 ATP per molekul glukosa (pada glikolisis).<br>Implikasi Biologis:</p><p>Organisme Aerob: Organisme yang melakukan respirasi aerob memiliki sumber energi yang lebih stabil dan dapat melakukan aktivitas yang membutuhkan energi tinggi.<br>Organisme Anaerob: Organisme anaerob biasanya hidup di lingkungan yang kekurangan oksigen dan memiliki aktivitas yang lebih terbatas.</p><p><strong>Kesimpulan</strong>:</p><p>Respirasi aerob adalah cara yang jauh lebih efisien bagi sel untuk menghasilkan ATP dibandingkan dengan respirasi anaerob. Oleh karena itu, organisme yang mampu melakukan respirasi aerob memiliki keunggulan dalam hal metabolisme energi.</p>

 Jumlah ATP yang dihasilkan antara respirasi aerob dan anaerob memang cukup signifikan. Ini disebabkan oleh beberapa faktor utama:

Ketersediaan Akseptor Elektron:

Respirasi Aerob: Proses ini menggunakan oksigen sebagai akseptor elektron terakhir. Oksigen sangat efisien dalam menerima elektron, sehingga memungkinkan terjadinya transpor elektron yang panjang dan kompleks dalam rantai transpor elektron. Proses ini menghasilkan banyak ATP.
Respirasi Anaerob: Akseptor elektron yang digunakan dalam respirasi anaerob tidak seefisien oksigen. Akibatnya, rantai transpor elektron menjadi lebih pendek dan menghasilkan ATP yang jauh lebih sedikit.
Tahapan Reaksi:

Respirasi Aerob: Melibatkan tahapan yang lebih lengkap, termasuk glikolisis, siklus Krebs, dan rantai transpor elektron. Setiap tahap ini menghasilkan ATP.
Respirasi Anaerob: Umumnya hanya melibatkan glikolisis dan fermentasi. Fermentasi merupakan proses yang kurang efisien dalam menghasilkan ATP.
Efisiensi Energi:

Respirasi Aerob: Proses ini sangat efisien dalam mengekstrak energi dari glukosa. Hampir semua energi yang terkandung dalam glukosa dapat diubah menjadi ATP.
Respirasi Anaerob: Proses ini kurang efisien. Sebagian besar energi masih tersimpan dalam produk akhir fermentasi, seperti asam laktat atau alkohol.
Secara singkat, respirasi aerob jauh lebih efisien dalam menghasilkan ATP karena:

Menggunakan akseptor elektron yang sangat efisien (oksigen).
Melibatkan tahapan reaksi yang lebih lengkap.
Mampu mengekstrak lebih banyak energi dari glukosa.
Perbedaan Jumlah ATP:

Respirasi Aerob: Rata-rata menghasilkan sekitar 36-38 ATP per molekul glukosa.
Respirasi Anaerob: Hanya menghasilkan 2 ATP per molekul glukosa (pada glikolisis).
Implikasi Biologis:

Organisme Aerob: Organisme yang melakukan respirasi aerob memiliki sumber energi yang lebih stabil dan dapat melakukan aktivitas yang membutuhkan energi tinggi.
Organisme Anaerob: Organisme anaerob biasanya hidup di lingkungan yang kekurangan oksigen dan memiliki aktivitas yang lebih terbatas.

Kesimpulan:

Respirasi aerob adalah cara yang jauh lebih efisien bagi sel untuk menghasilkan ATP dibandingkan dengan respirasi anaerob. Oleh karena itu, organisme yang mampu melakukan respirasi aerob memiliki keunggulan dalam hal metabolisme energi.


Iklan

Kevin L

Gold

17 Agustus 2024 07:26

Jawaban terverifikasi

Perbedaan Utama: * Respirasi Aerob: Membutuhkan oksigen sebagai penerima elektron terakhir. Prosesnya lebih kompleks dan melibatkan beberapa tahap, termasuk siklus Krebs dan rantai transpor elektron. * Respirasi Anaerob: Tidak membutuhkan oksigen dan prosesnya lebih sederhana. Biasanya hanya melibatkan glikolisis. Mengapa Respirasi Aerob Lebih Efisien: * Rantai Transpor Elektron: * Pada respirasi aerob, elektron yang dihasilkan dari proses sebelumnya (misalnya siklus Krebs) akan melewati rantai transpor elektron. * Setiap kali elektron berpindah dari satu kompleks protein ke kompleks protein lainnya, energi yang dilepaskan digunakan untuk memompa proton (H+) dari matriks mitokondria ke ruang antar membran. * Akumulasi proton di ruang antar membran menciptakan gradien proton yang sangat kuat. * Gradien proton ini kemudian digunakan oleh enzim ATP sintase untuk menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat anorganik. * Proses ini sangat efisien dalam menghasilkan ATP. * Siklus Krebs: * Siklus Krebs menghasilkan sejumlah besar molekul pembawa elektron (NADH dan FADH2) yang kemudian akan masuk ke rantai transpor elektron. * Setiap molekul NADH dan FADH2 yang dioksidasi dalam rantai transpor elektron akan menghasilkan banyak ATP. Mengapa Respirasi Anaerob Kurang Efisien: * Tidak Ada Rantai Transpor Elektron: Respirasi anaerob tidak memiliki rantai transpor elektron yang efisien seperti respirasi aerob. * Produk Akhir yang Berbeda: Produk akhir respirasi anaerob seringkali adalah asam laktat atau alkohol, yang kurang efisien dalam menghasilkan energi. * Glikolisis Saja: Respirasi anaerob umumnya hanya melibatkan glikolisis, yang menghasilkan jauh lebih sedikit ATP dibandingkan dengan seluruh proses respirasi aerob. Kesimpulan: Respirasi aerob jauh lebih efisien dalam menghasilkan ATP karena melibatkan proses yang lebih kompleks dan lengkap, termasuk siklus Krebs dan rantai transpor elektron. Proses-proses ini memungkinkan sel untuk memanfaatkan energi dari molekul organik secara maksimal. Sebaliknya, respirasi anaerob hanya menghasilkan sedikit ATP karena prosesnya lebih sederhana dan tidak melibatkan semua tahap yang ada pada respirasi aerob. Sebagai analogi: Jika kita membandingkan respirasi aerob dengan pembangkit listrik tenaga air, maka respirasi aerob adalah pembangkit listrik yang besar dan kompleks dengan banyak turbin yang menghasilkan banyak listrik. Sedangkan respirasi anaerob adalah seperti baterai kecil yang hanya menghasilkan sedikit listrik.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Apa saja jenis darah yang terdapat pada manusia?

40

0.0

Jawaban terverifikasi

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

18

0.0

Jawaban terverifikasi