Anonim N

25 Februari 2024 12:08

Iklan

Anonim N

25 Februari 2024 12:08

Pertanyaan

Kemajuan teknologi televisi, telepon satelit dan handphone yang kemudian disebut dengan gadget bukan hanya melanda masyarakat kota namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat-masyarakat pelosok desa. Akibatnya segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Dalam struktur masyarakat, golongan pemuda dianggap yang paling rentan terkena dampak negatif akibat derasnya arus informasi yang masuk ke gadget mereka. Hal ini berbeda dengan kondisi golongan pemuda pra kemerdekaan atau zaman kolonial, dimana semakin banyak informasi yang diterima semakin banyak manfaat dan ilmu yang didapatkan. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan perkembangan generasi, mengapa demikian ?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

23

:

26

:

32

Klaim

3

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Nanda R

Community

05 Maret 2024 22:56

Jawaban terverifikasi

<p>Perbedaan perkembangan generasi dalam penerimaan informasi, terutama di kalangan pemuda, dapat dijelaskan melalui beberapa faktor yang memengaruhi dinamika masyarakat dan teknologi. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut:</p><p><strong>Jangkauan Teknologi:</strong></p><p>Pada zaman kolonial, akses terhadap informasi terbatas oleh ketersediaan teknologi saat itu. Pemuda pada masa itu cenderung bergantung pada sumber informasi yang terbatas seperti buku, surat kabar, dan ceramah langsung. Dalam konteks ini, setiap informasi baru dinilai berharga dan penting.</p><p>Di era modern, teknologi telekomunikasi dan internet telah merata, bahkan ke pelosok desa. Pemuda sekarang memiliki jangkauan informasi yang jauh lebih luas, tetapi keberagaman informasi yang diterima dapat memunculkan tantangan baru terkait validitas dan relevansi.</p><p><strong>Kualitas Informasi:</strong></p><ul><li>Pada masa kolonial, informasi yang diterima umumnya berasal dari sumber-sumber terpercaya seperti buku, guru, dan tokoh masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi, kualitas informasi dapat menjadi lebih sulit diukur, terutama dengan masuknya informasi dari berbagai platform di internet yang mungkin tidak selalu terverifikasi.</li></ul><p><strong>Dampak Media Sosial dan Hiburan:</strong></p><ul><li>Pemuda modern dihadapkan pada eksposur yang tinggi terhadap media sosial, hiburan, dan konten digital. Sifat interaktif dan cepatnya perubahan informasi di platform-platform ini dapat mempengaruhi pemahaman dan prioritas pemuda terhadap berbagai isu.</li></ul><p><strong>Kehadiran Konten Negatif:</strong></p><ul><li>Sementara pemuda zaman kolonial mungkin lebih cenderung mendapatkan informasi yang mendidik dan mendukung perjuangan kemerdekaan, pemuda modern dihadapkan pada risiko mendapatkan konten yang tidak selalu bernilai positif, seperti konten kekerasan, kebencian, atau tidak benar di dunia maya.</li></ul><p><strong>Kondisi Sosial dan Ekonomi:</strong></p><ul><li>Perkembangan ekonomi dan sosial yang pesat dapat mempengaruhi orientasi dan prioritas pemuda. Pemuda modern mungkin lebih terpapar pada budaya konsumsi, gaya hidup instan, dan hiburan cepat, sementara pada masa kolonial, prioritas mungkin lebih tertuju pada isu-isu politik dan sosial.</li></ul>

Perbedaan perkembangan generasi dalam penerimaan informasi, terutama di kalangan pemuda, dapat dijelaskan melalui beberapa faktor yang memengaruhi dinamika masyarakat dan teknologi. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut:

Jangkauan Teknologi:

Pada zaman kolonial, akses terhadap informasi terbatas oleh ketersediaan teknologi saat itu. Pemuda pada masa itu cenderung bergantung pada sumber informasi yang terbatas seperti buku, surat kabar, dan ceramah langsung. Dalam konteks ini, setiap informasi baru dinilai berharga dan penting.

Di era modern, teknologi telekomunikasi dan internet telah merata, bahkan ke pelosok desa. Pemuda sekarang memiliki jangkauan informasi yang jauh lebih luas, tetapi keberagaman informasi yang diterima dapat memunculkan tantangan baru terkait validitas dan relevansi.

Kualitas Informasi:

  • Pada masa kolonial, informasi yang diterima umumnya berasal dari sumber-sumber terpercaya seperti buku, guru, dan tokoh masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi, kualitas informasi dapat menjadi lebih sulit diukur, terutama dengan masuknya informasi dari berbagai platform di internet yang mungkin tidak selalu terverifikasi.

Dampak Media Sosial dan Hiburan:

  • Pemuda modern dihadapkan pada eksposur yang tinggi terhadap media sosial, hiburan, dan konten digital. Sifat interaktif dan cepatnya perubahan informasi di platform-platform ini dapat mempengaruhi pemahaman dan prioritas pemuda terhadap berbagai isu.

Kehadiran Konten Negatif:

  • Sementara pemuda zaman kolonial mungkin lebih cenderung mendapatkan informasi yang mendidik dan mendukung perjuangan kemerdekaan, pemuda modern dihadapkan pada risiko mendapatkan konten yang tidak selalu bernilai positif, seperti konten kekerasan, kebencian, atau tidak benar di dunia maya.

Kondisi Sosial dan Ekonomi:

  • Perkembangan ekonomi dan sosial yang pesat dapat mempengaruhi orientasi dan prioritas pemuda. Pemuda modern mungkin lebih terpapar pada budaya konsumsi, gaya hidup instan, dan hiburan cepat, sementara pada masa kolonial, prioritas mungkin lebih tertuju pada isu-isu politik dan sosial.

Iklan

Salsabila M

Community

10 Maret 2024 01:37

Jawaban terverifikasi

<p>Perbedaan perkembangan generasi dalam penerimaan informasi, terutama di kalangan pemuda, dapat dijelaskan melalui beberapa faktor yang melibatkan kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan dinamika masyarakat. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut:</p><p><strong>1. Kemajuan Teknologi:</strong></p><ul><li><strong>Zaman Kolonial:</strong> Pada zaman kolonial, teknologi komunikasi terbatas. Akses terhadap informasi lebih terkendali dan bersumber dari sumber-sumber tertentu seperti koran, buku, dan pertemuan langsung.</li><li><strong>Era Modern:</strong> Kemajuan teknologi, terutama dalam hal televisi, telepon satelit, dan handphone (gadget), telah mengubah cara pemuda mengakses informasi. Internet membuka akses ke berbagai informasi dari seluruh dunia dengan cepat dan mudah.</li></ul><p><strong>2. Globalisasi dan Proliferasi Media Sosial:</strong></p><ul><li><strong>Zaman Kolonial:</strong> Informasi lebih lokal dan terbatas pada lingkungan sekitar atau melalui media cetak tertentu.</li><li><strong>Era Modern:</strong> Dengan globalisasi, pemuda sekarang memiliki akses ke berbagai informasi dari berbagai belahan dunia melalui media sosial. Namun, ini juga membawa dampak negatif seperti penyebaran informasi palsu atau berbahaya.</li></ul><p><strong>3. Perubahan Sosial:</strong></p><ul><li><strong>Zaman Kolonial:</strong> Pemuda di zaman kolonial cenderung terfokus pada pendidikan formal dan pengetahuan konvensional yang diperoleh melalui lembaga-lembaga tertentu.</li><li><strong>Era Modern:</strong> Pemuda modern terpapar oleh berbagai sumber informasi tanpa batasan. Perubahan nilai-nilai sosial dan tuntutan untuk selalu terhubung secara digital dapat menciptakan tantangan dalam pemrosesan informasi.</li></ul><p><strong>4. Pengaruh Budaya Populer:</strong></p><ul><li><strong>Zaman Kolonial:</strong> Informasi lebih terkendali oleh elit atau pihak tertentu, dan budaya populer tidak sebesar sekarang.</li><li><strong>Era Modern:</strong> Pengaruh budaya populer yang semakin besar melalui media massa, termasuk film, musik, dan konten digital, dapat memengaruhi persepsi dan nilai-nilai pemuda.</li></ul><p><strong>5. Dinamika Masyarakat dan Gaya Hidup:</strong></p><ul><li><strong>Zaman Kolonial:</strong> Gaya hidup lebih terbatas dan didikte oleh norma-norma tertentu dalam masyarakat kolonial.</li><li><strong>Era Modern:</strong> Pemuda sekarang memiliki lebih banyak kebebasan dan opsi dalam hal gaya hidup. Namun, ini juga dapat menyebabkan tantangan baru terkait dengan pengelolaan informasi yang masuk.</li></ul><p><strong>6. Pendidikan dan Pengetahuan:</strong></p><ul><li><strong>Zaman Kolonial:</strong> Akses terhadap pendidikan formal mungkin lebih terbatas, tetapi informasi yang diterima cenderung lebih terstruktur dan lebih terfokus.</li><li><strong>Era Modern:</strong> Meskipun akses ke pendidikan lebih terbuka, tetapi banyaknya informasi yang bersifat instan dan kadang-kadang tidak terverifikasi dapat mempengaruhi cara pemuda memproses pengetahuan.</li></ul><p>Perbedaan ini mencerminkan evolusi masyarakat dan teknologi, yang pada gilirannya memengaruhi cara generasi muda menerima dan mengelola informasi. Dalam menghadapi perubahan ini, penting untuk memahami tantangan dan peluang yang muncul untuk memastikan bahwa pemuda dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak dan kritis.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

Perbedaan perkembangan generasi dalam penerimaan informasi, terutama di kalangan pemuda, dapat dijelaskan melalui beberapa faktor yang melibatkan kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan dinamika masyarakat. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menjelaskan perbedaan tersebut:

1. Kemajuan Teknologi:

  • Zaman Kolonial: Pada zaman kolonial, teknologi komunikasi terbatas. Akses terhadap informasi lebih terkendali dan bersumber dari sumber-sumber tertentu seperti koran, buku, dan pertemuan langsung.
  • Era Modern: Kemajuan teknologi, terutama dalam hal televisi, telepon satelit, dan handphone (gadget), telah mengubah cara pemuda mengakses informasi. Internet membuka akses ke berbagai informasi dari seluruh dunia dengan cepat dan mudah.

2. Globalisasi dan Proliferasi Media Sosial:

  • Zaman Kolonial: Informasi lebih lokal dan terbatas pada lingkungan sekitar atau melalui media cetak tertentu.
  • Era Modern: Dengan globalisasi, pemuda sekarang memiliki akses ke berbagai informasi dari berbagai belahan dunia melalui media sosial. Namun, ini juga membawa dampak negatif seperti penyebaran informasi palsu atau berbahaya.

3. Perubahan Sosial:

  • Zaman Kolonial: Pemuda di zaman kolonial cenderung terfokus pada pendidikan formal dan pengetahuan konvensional yang diperoleh melalui lembaga-lembaga tertentu.
  • Era Modern: Pemuda modern terpapar oleh berbagai sumber informasi tanpa batasan. Perubahan nilai-nilai sosial dan tuntutan untuk selalu terhubung secara digital dapat menciptakan tantangan dalam pemrosesan informasi.

4. Pengaruh Budaya Populer:

  • Zaman Kolonial: Informasi lebih terkendali oleh elit atau pihak tertentu, dan budaya populer tidak sebesar sekarang.
  • Era Modern: Pengaruh budaya populer yang semakin besar melalui media massa, termasuk film, musik, dan konten digital, dapat memengaruhi persepsi dan nilai-nilai pemuda.

5. Dinamika Masyarakat dan Gaya Hidup:

  • Zaman Kolonial: Gaya hidup lebih terbatas dan didikte oleh norma-norma tertentu dalam masyarakat kolonial.
  • Era Modern: Pemuda sekarang memiliki lebih banyak kebebasan dan opsi dalam hal gaya hidup. Namun, ini juga dapat menyebabkan tantangan baru terkait dengan pengelolaan informasi yang masuk.

6. Pendidikan dan Pengetahuan:

  • Zaman Kolonial: Akses terhadap pendidikan formal mungkin lebih terbatas, tetapi informasi yang diterima cenderung lebih terstruktur dan lebih terfokus.
  • Era Modern: Meskipun akses ke pendidikan lebih terbuka, tetapi banyaknya informasi yang bersifat instan dan kadang-kadang tidak terverifikasi dapat mempengaruhi cara pemuda memproses pengetahuan.

Perbedaan ini mencerminkan evolusi masyarakat dan teknologi, yang pada gilirannya memengaruhi cara generasi muda menerima dan mengelola informasi. Dalam menghadapi perubahan ini, penting untuk memahami tantangan dan peluang yang muncul untuk memastikan bahwa pemuda dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak dan kritis.

 

 

 


 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Sumber lisan merupakan keterangan langsung dari orang-orang yang mengalami p sejarah. Selain diperoleh dari orang-orang yang mengalami persitiwa secara la sumber lisan juga dapat diperoleh dari orang-orang yang mengetahui suatu peristiw secara rinci. Dengan kata lain sumber sejarah lisan dapat digunakan untuk sumba dan sekunder. Bagaimana cara mendapatkan sumber sejarah secara lisan denga tepat? Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang mengandung informasi tenta peristiwa sejarah. Informasi yang dijadikan sumber sejarah harus berasal dari aktivi pada masa lampau. Sumber sejarah berfungsi sebagai sarana penyampaian inform ristiwa sejarah di masa lampau. Bagaimana cara membuktikan keaslian suatu sumber sejarah? Sumber sejarah berdasarkan bentuknya dibagi menjadi tiga, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda. Sumber tertulis merupakan sumber sejarah yang memberikan informasi melalui tulisan. Sumber lisan merupakan sumber sejarah yang disampaikan secara lisan oleh orang yang menyaksikan, mendengar, atau mengalami langsung suatu peristiwa sejarah. Sumber benda merupakan sumber sejarah yang diperoleh dari benda-benda peninggalan sejarah. Mengapa sumber sejarah sangat penting dalam sejarah? Sumber sejarah lisan sangat bermanfaat agar sejarah dapat terus diingat oleh masyarakat sebagai bagian dari identitas dari sebuah negara. Sumber sejarah lisan dapat berupa keterangan langsung dari pelaku, tradisi lisan yang berkembang di masyarakat, dan topomini. Mengapa sumber lisan memiliki keterbatasan dibandingkan sumber tertulis? Kritik sumber sering juga disebut proses verifikasi. Sering dilakukan peneliti untuk menguji keabsahan serta keaslian suatu dokumen atau sumber sejarah. Kritik sumber merupakan salah satu tahapan dalam penelitian sejarah. Apa yang dimaksud kritik sumber?

29

0.0

Jawaban terverifikasi

Kondisi kehidupan bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan belum stabil. Dibawah ini adalah penyabab ketidakstabilan kehidupan politik pada masa awal kemerdekaan, kecuali... A. Pertentangan antar partai B. Gangguan dari Belanda yang ingin berkuasa kembali C. Munculnya kesulitan ekonomi dan keuangan D. Terjadinya bentrokan antar etnis E. Munculnya gangguan keamanan dalam negeri 2. Pada tanggal 3 November 1945 diterbitkan maklumat pemerintah mengenai pendirian partai partai politik. Sebelum adanya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945, Indonesia merencanakan satu partai tunggal yaitu... A. Masyumi D. PNI B. PKI E. NU C. PSI 3. Terbentuknya Kabinet Sjahrir tanggal 14 November 1945 merupakan suatu bentuk penyelewengan pertama pemerintah RI terhadap UUD 1945. Sejak tanggal 14 November 1945 Indonesia menganut sistem pemerintahan... A. Presidensial B. Liberalisme C. Parlementer D. Terpimpin E. Aristokrasi 4. Berdirinya partai partai politik telah mendorong Sutan Sjahrir yang berasal dari partai Sosialis untuk menghidupkan bentuk pemerintahan dengan cabinet parlementer. Hal ini dilakukan dengan alasan... A. agar perjuangan bangsa Indonesia mendapat dukungan dari negara negara barat B. mengikuti arus perpolitikan Indonesia yang mulai berkembang C. sesuai dengan perkembangan ideology di Indonesia D. sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 E. permintaan dari Presiden Soekarno. 5. Pada masa awal kemerdekaan, system pemerintahan berubah dari presidensial menjadi parlementer. Salah satu alasan dan pertimbangan perubahan system pemerintahan dari presidensial ke parlementer pada awal kemerdekaan adalah... A. Demokrasi bisa segera ditegakkan secara benar B. Parlementer sangat cocok untuk bangsa Indonesia C. Presidensial tidak sesuai dengan Indonesia yang multi etnis. D. Presidensial terlalu sulit untuk diterapkan dalam pemerintahan E. Mempermudah perundingan dengan Belanda 6. Sampai dengan awal tahun 1946, keadaan ibu kota Jakarta semakin kacau. Pemerintah terus didesak dan diteror oleh pemerintah asing.Pada saat ibukota dipindahkan ke Yogyakarta, Perdana Menteri Sjahrir masih berkedudukan di Jakarta untuk... A. menghadapi terror Belanda B. menjalankan roda pemerintahan dari pusat C. menghimpun kekuatan menghadapi Belanda D. menciptakan pemerintahan tandingan E. mengadakan hubungan dengan luar negeri 7. Kondisi kehidupan ekonomi bangsa Indonesia pada awal kemerdekaan tidak stabil. Keadaan ekonomi pada awal kemerdekaan mengalami kekacauan, salah satu factor penyebab antara lain... A. Adanya Blokade ekonomi oleh Belanda B. Rakyat Indonesia hanya mengandalkan pendapatan dalam pertanian . C. Banyaknya investor asing yang mengintervensi perekonomian Indonesia D. Rendahnya sumber daya manusia Indonesia dalam perekonomian E. Sering terjadi konflik horizontal dalam negeri Indonesia 8. Kondisi kehidupan ekonomi pada masa awal kemerdekaan tidak stabil karena terjadi inflasi. Terjadinya inflasi pada masa awal kemerdekaan disebabkan oleh... A. Indonesia belum memiliki mata uang yang sah B. Tentara Jepang masih menguasai sebagian besar sector ekonomi C. Terjadinya pertempuran pertempuran diberbagai daerah. D. Peredaran mata uang Jepang yang belum terkendali E. Munculnya perusahaan perusahaan asing milik Belanda 9. Indonesia harus dapat mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi pada masa awal kemerdekaan. Salah satu upaya bangsa Indonesia dalam melakukan perbaikan ekonomi pada awal kemerdekaan dilakukan dengan cara ... A. Menaikkan pajak dan bea Cukai B. Meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan untuk diekspor C. Mengeluarkan mata uang sendiri (ORI) D. Mengisi kas pemerintah yang kosong E. Mengedarkan uang secara besar besaran. 10. Salah satu penyebab kacaunya kondisi perekonomian Indonesia pada masa awal kemerdekaan karena kas negara kosong. Upaya pemerintah Republik Indonesia mengisi kas negara yang kosong pada awal Kemerdekaan adalah ... A. Menasionalisasi De Javasche Bank B. Membuat kebijakan Gunting Syafruddin C. Mendevaluasi mata uang rupiah D. Sistim ekonomi Gerakan Benteng E. Menyelenggarakan pinjaman Nasional

145

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

74

0.0

Jawaban terverifikasi

Saya kira dewasa ini banyak berjumpa dengan yang disebut “Fundamentalisme agama”. Gerakan fundamentalisme agama ini merupakan ideologi yang berdasarkan nilai-nilai agama tertentu. Gerakan fundamentalisme yang berkembang ini memuculkan sifat fanatik dan eksklusif karena menganggap agama lain itu salah. Nilai toleransi pun menjadi hilang sehingga dapat menimbulkan tindak kekerasan antar pemeluk agama. Perilaku seperti ini jelas bertentangan dengan nilai Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila telah mengakui berbagai agama dan toleransi sesuai agama dan keyakinan individu. Masalah agama adalah masalah individu yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun bahkan negara sekalipun. Dari wacana tersebut, manakah solusi yang manakah solusi yang bisa dilakukan dalam mengatasi masalah diatas? 1. Masyarakat cenderung pro aktif dalam hal pertahanan dan keamanan 2. Harus bisa mengikuti agama lain agar memahami semua aturan yang berlaku 3. Masyarakat dapat memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan dari masalah yang ada 4. Mengintesifkan pembelajaran Pancasila di sekolah dengan penekanan pada implementasi nilai-nilai Pancasila. 5. Menerapkan pembiasaan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik dengan membuat keyakinan kelas 6. Menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya toleransi dalam masyarakat majemuk melalui iklan layanan masyarakat 7. Mengintensifkan kinerja aparat penegak hukum untuk melakukan tindakan represif kepada pihak-pihak yang disinyalir sebagai pelaku intoleransi A. 1, 2, 3 B. 2, 3, 4 C. 3, 4, 5 D. 4, 5, 6 E. 5, 6, 7

3

0.0

Jawaban terverifikasi