Retno S

25 Juli 2024 02:11

Iklan

Retno S

25 Juli 2024 02:11

Pertanyaan

jelaskan keterkaitan antara sila pertama dan sila keempat

jelaskan keterkaitan antara sila pertama dan sila keempat

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

11

:

53

:

39

Klaim

11

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kalyla K

25 Juli 2024 15:19

Jawaban terverifikasi

<p>Keterkaitan antara sila pertama pancasila dengan sila keempat pancasila terletak pada prinsip moral dan etika yang diusung. Sila pertama menekankan pentingnya moral dan etika yang berlandaskan pada kepercayaan kepada Tuhan, yang seharusnya menjadi dasar dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh para pemimpin dan rakyat. Hal ini diharapkan tercermin dalam pelaksanaan sila keempat, di mana musyawarah dan perwakilan dalam pengambilan keputusan harus dilakukan dengan bijaksana dan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan dan moral yang luhur.</p>

Keterkaitan antara sila pertama pancasila dengan sila keempat pancasila terletak pada prinsip moral dan etika yang diusung. Sila pertama menekankan pentingnya moral dan etika yang berlandaskan pada kepercayaan kepada Tuhan, yang seharusnya menjadi dasar dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh para pemimpin dan rakyat. Hal ini diharapkan tercermin dalam pelaksanaan sila keempat, di mana musyawarah dan perwakilan dalam pengambilan keputusan harus dilakukan dengan bijaksana dan berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan dan moral yang luhur.


Iklan

Nanda R

Community

27 Juli 2024 00:42

Jawaban terverifikasi

<p>Sila pertama dan sila keempat Pancasila memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks pembangunan dan penyelenggaraan negara Indonesia. Berikut adalah penjelasan mengenai keterkaitan antara sila pertama dan sila keempat:</p><p><strong>Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa</strong></p><p><strong>Definisi:</strong> Sila pertama Pancasila, "Ketuhanan yang Maha Esa," mengandung makna bahwa Indonesia adalah negara yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa dan memberikan kebebasan kepada setiap warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing. Sila ini menegaskan bahwa agama dan kepercayaan merupakan aspek penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.</p><p><strong>Ciri-Ciri:</strong></p><ul><li>Menghargai dan mengakui eksistensi Tuhan yang Maha Esa.</li><li>Menjamin kebebasan beragama dan berkepercayaan.</li><li>Mendorong kehidupan beragama yang harmonis dalam masyarakat.</li></ul><p><strong>Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan</strong></p><p><strong>Definisi:</strong> Sila keempat Pancasila, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," menekankan prinsip demokrasi dan musyawarah dalam pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa dalam sistem pemerintahan Indonesia, keputusan politik diambil melalui proses musyawarah yang melibatkan perwakilan rakyat, dengan mengutamakan kebijaksanaan dan kepentingan umum.</p><p><strong>Ciri-Ciri:</strong></p><ul><li>Menyediakan mekanisme pengambilan keputusan melalui musyawarah dan perwakilan.</li><li>Mengutamakan kebijaksanaan dalam memimpin dan membuat kebijakan.</li><li>Memberikan suara dan partisipasi kepada rakyat dalam pemerintahan.</li></ul><p><strong>Keterkaitan antara Sila Pertama dan Sila Keempat</strong></p><p><strong>Dasar Moral dan Etika:</strong></p><ul><li>Sila pertama, yang menegaskan ketuhanan, memberikan dasar moral dan etika bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai agama dan kepercayaan mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap prinsip-prinsip pemerintahan, termasuk cara mereka menjalankan musyawarah dan perwakilan sebagaimana diatur dalam sila keempat.</li></ul><p><strong>Pembentukan Karakter dan Kebijakan:</strong></p><ul><li>Prinsip Ketuhanan yang Maha Esa membentuk karakter moral pemimpin dan anggota masyarakat, yang kemudian berpengaruh pada cara mereka menjalankan musyawarah dan membuat keputusan dalam konteks sila keempat. Keputusan yang diambil dalam proses musyawarah dan perwakilan haruslah mencerminkan kebijaksanaan yang terinspirasi oleh nilai-nilai religius dan etika.</li></ul><p><strong>Harmonisasi Kebebasan Beragama dan Demokrasi:</strong></p><ul><li>Dalam sistem demokrasi yang diatur oleh sila keempat, pengakuan terhadap keberagaman agama dan kepercayaan seperti yang ditetapkan dalam sila pertama harus dihormati. Musyawarah dan perwakilan harus memastikan bahwa setiap kelompok, termasuk yang beragam dalam aspek keagamaan, memiliki suara yang adil dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.</li></ul><p><strong>Pendidikan dan Kesadaran Beragama:</strong></p><ul><li>Pendidikan yang menekankan nilai-nilai ketuhanan (sila pertama) dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya musyawarah dan demokrasi (sila keempat). Pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai agama membantu masyarakat dan pemimpin untuk melaksanakan proses musyawarah dengan penuh kebijaksanaan dan menghargai kepentingan semua pihak.</li></ul><p><strong>Keberagaman dalam Konsensus:</strong></p><ul><li>Sila pertama mendorong penghargaan terhadap keberagaman agama, sedangkan sila keempat mengatur cara pengambilan keputusan dalam konteks keberagaman tersebut. Musyawarah yang bijaksana harus mampu mencakup berbagai pandangan dan keyakinan untuk mencapai konsensus yang adil dan harmonis dalam masyarakat yang pluralistik.</li></ul>

Sila pertama dan sila keempat Pancasila memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks pembangunan dan penyelenggaraan negara Indonesia. Berikut adalah penjelasan mengenai keterkaitan antara sila pertama dan sila keempat:

Sila Pertama: Ketuhanan yang Maha Esa

Definisi: Sila pertama Pancasila, "Ketuhanan yang Maha Esa," mengandung makna bahwa Indonesia adalah negara yang mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa dan memberikan kebebasan kepada setiap warga negara untuk memeluk agama dan kepercayaan sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing. Sila ini menegaskan bahwa agama dan kepercayaan merupakan aspek penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ciri-Ciri:

  • Menghargai dan mengakui eksistensi Tuhan yang Maha Esa.
  • Menjamin kebebasan beragama dan berkepercayaan.
  • Mendorong kehidupan beragama yang harmonis dalam masyarakat.

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Definisi: Sila keempat Pancasila, "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan," menekankan prinsip demokrasi dan musyawarah dalam pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa dalam sistem pemerintahan Indonesia, keputusan politik diambil melalui proses musyawarah yang melibatkan perwakilan rakyat, dengan mengutamakan kebijaksanaan dan kepentingan umum.

Ciri-Ciri:

  • Menyediakan mekanisme pengambilan keputusan melalui musyawarah dan perwakilan.
  • Mengutamakan kebijaksanaan dalam memimpin dan membuat kebijakan.
  • Memberikan suara dan partisipasi kepada rakyat dalam pemerintahan.

Keterkaitan antara Sila Pertama dan Sila Keempat

Dasar Moral dan Etika:

  • Sila pertama, yang menegaskan ketuhanan, memberikan dasar moral dan etika bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai agama dan kepercayaan mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap prinsip-prinsip pemerintahan, termasuk cara mereka menjalankan musyawarah dan perwakilan sebagaimana diatur dalam sila keempat.

Pembentukan Karakter dan Kebijakan:

  • Prinsip Ketuhanan yang Maha Esa membentuk karakter moral pemimpin dan anggota masyarakat, yang kemudian berpengaruh pada cara mereka menjalankan musyawarah dan membuat keputusan dalam konteks sila keempat. Keputusan yang diambil dalam proses musyawarah dan perwakilan haruslah mencerminkan kebijaksanaan yang terinspirasi oleh nilai-nilai religius dan etika.

Harmonisasi Kebebasan Beragama dan Demokrasi:

  • Dalam sistem demokrasi yang diatur oleh sila keempat, pengakuan terhadap keberagaman agama dan kepercayaan seperti yang ditetapkan dalam sila pertama harus dihormati. Musyawarah dan perwakilan harus memastikan bahwa setiap kelompok, termasuk yang beragam dalam aspek keagamaan, memiliki suara yang adil dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Pendidikan dan Kesadaran Beragama:

  • Pendidikan yang menekankan nilai-nilai ketuhanan (sila pertama) dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya musyawarah dan demokrasi (sila keempat). Pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai agama membantu masyarakat dan pemimpin untuk melaksanakan proses musyawarah dengan penuh kebijaksanaan dan menghargai kepentingan semua pihak.

Keberagaman dalam Konsensus:

  • Sila pertama mendorong penghargaan terhadap keberagaman agama, sedangkan sila keempat mengatur cara pengambilan keputusan dalam konteks keberagaman tersebut. Musyawarah yang bijaksana harus mampu mencakup berbagai pandangan dan keyakinan untuk mencapai konsensus yang adil dan harmonis dalam masyarakat yang pluralistik.

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

menurut hasil ungkapan nya ekspresi dibagi dua, sebutkan dan jelaskan

11

0.0

Jawaban terverifikasi