Salma N

25 November 2024 05:32

Iklan

Salma N

25 November 2024 05:32

Pertanyaan

Indonesia melakukan perjanjian imbal dagang (countertrade) dengan negara lain dalam perdagangan komoditas utama, seperti minyak sawit mentah (CPO) dan alat berat. Berdasarkan studi kasus ini: 1. Analisis bagaimana imbal dagang tersebut memengaruhi neraca perdagangan Indonesia. 2. Identifikasi potensi dampak negatif dari sistem imbal dagang terhadap dinamika perdagangan bebas. 3. Jelaskan bagaimana pendekatan parsial dapat digunakan untuk mengevaluasi perubahan nilai ekspor dan impor dari transaksi tersebut. Tugas: Gunakan data perdagangan terbaru dari Kementerian Perdagangan, BPS, atau sumber terpercaya lainnya. Sertakan analisis yang mendalam dan berbasis bukti, seperti grafik perubahan neraca perdagangan sebelum dan sesudah perjanjian.

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

21

:

19

:

44

Klaim

6

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Samudra A

28 November 2024 09:58

Jawaban terverifikasi

<p>Berdasarkan studi kasus perjanjian imbal dagang (countertrade) Indonesia dengan negara lain untuk komoditas seperti CPO dan alat berat, berikut analisisnya:</p><p><strong>1. Pengaruh Imbal Dagang terhadap Neraca Perdagangan Indonesia:</strong></p><p>Imbal dagang, di mana barang dipertukarkan bukannya uang, memiliki dampak kompleks terhadap neraca perdagangan. Secara langsung, imbal dagang dapat meningkatkan ekspor yang tercatat, karena ekspor CPO (misalnya) dicatat meskipun pembayarannya berupa alat berat impor. Namun, impor alat berat juga akan meningkat. Efek bersihnya terhadap neraca perdagangan (selisih antara ekspor dan impor) bergantung pada nilai relatif ekspor dan impor dalam perjanjian tersebut. Jika nilai ekspor CPO yang dipertukarkan lebih tinggi daripada nilai alat berat yang diimpor, maka neraca perdagangan akan mengalami surplus. Sebaliknya, jika nilai impor alat berat lebih tinggi, maka akan terjadi defisit. Penting untuk dicatat bahwa data neraca perdagangan yang hanya memperhitungkan nilai transaksi secara nominal mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan dampak riil dari imbal dagang. Analisis yang lebih komprehensif perlu mempertimbangkan nilai riil barang yang dipertukarkan, serta dampaknya terhadap sektor ekonomi lain. Tanpa data spesifik mengenai nilai transaksi ekspor CPO dan impor alat berat dalam perjanjian imbal dagang yang dimaksud, sulit untuk memberikan kesimpulan pasti mengenai pengaruhnya terhadap neraca perdagangan Indonesia.</p><p><strong>2. Potensi Dampak Negatif terhadap Dinamika Perdagangan Bebas:</strong></p><p>Sistem imbal dagang dapat menimbulkan beberapa dampak negatif terhadap dinamika perdagangan bebas:</p><ul><li><strong>Kurang Transparansi:</strong> Transaksi barter kurang transparan dibandingkan transaksi moneter, sehingga sulit untuk melacak dan memantau aktivitas perdagangan secara akurat. Hal ini dapat menghambat pengawasan dan penegakan aturan perdagangan internasional.</li><li><strong>Hambatan Persaingan:</strong> Perjanjian imbal dagang dapat menciptakan hambatan bagi perusahaan yang berpartisipasi dalam perdagangan bebas secara konvensional, karena perusahaan yang terlibat dalam perjanjian tersebut mungkin memiliki keunggulan kompetitif yang tidak adil.</li><li><strong>Efisiensi yang Rendah:</strong> Sistem barter dapat mengurangi efisiensi alokasi sumber daya, karena transaksi tidak selalu didasarkan pada mekanisme harga pasar yang efisien.</li><li><strong>Kompleksitas Transaksi:</strong> Perjanjian imbal dagang seringkali kompleks dan memerlukan negosiasi yang intensif, yang dapat meningkatkan biaya transaksi dan memperlambat proses perdagangan.</li></ul><p><strong>3. Pendekatan Parsial untuk Evaluasi Perubahan Nilai Ekspor dan Impor:</strong></p><p>Pendekatan parsial dalam mengevaluasi perubahan nilai ekspor dan impor akibat perjanjian imbal dagang berfokus pada analisis perubahan nilai ekspor dan impor <i>secara terpisah</i>, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi neraca perdagangan. Analisis ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai ekspor CPO dan impor alat berat sebelum dan sesudah perjanjian. Namun, pendekatan ini memiliki keterbatasan karena tidak memperhitungkan dampak tidak langsung dari perjanjian tersebut terhadap sektor ekonomi lain. Sebagai contoh, peningkatan impor alat berat mungkin dapat meningkatkan produktivitas di sektor tertentu, yang pada akhirnya dapat meningkatkan ekspor di sektor lain. Pendekatan yang lebih komprehensif diperlukan untuk menangkap dampak keseluruhan dari perjanjian imbal dagang terhadap perekonomian Indonesia.</p><p><strong>Kesimpulan:</strong></p><p>Analisis dampak perjanjian imbal dagang Indonesia memerlukan data kuantitatif yang spesifik mengenai nilai transaksi ekspor dan impor yang terlibat. Meskipun imbal dagang dapat meningkatkan ekspor dalam catatan, dampaknya terhadap neraca perdagangan dan dinamika perdagangan bebas bersifat kompleks dan bergantung pada berbagai faktor. Pendekatan parsial dapat memberikan gambaran awal, namun analisis yang lebih komprehensif diperlukan untuk memahami dampak penuh perjanjian tersebut. Data dari Kementerian Perdagangan, BPS, atau sumber terpercaya lainnya sangat penting untuk melakukan analisis yang mendalam dan berbasis bukti, termasuk grafik perubahan neraca perdagangan sebelum dan sesudah perjanjian. Tanpa data tersebut, analisis di atas hanya bersifat kualitatif dan hipotetis.</p>

Berdasarkan studi kasus perjanjian imbal dagang (countertrade) Indonesia dengan negara lain untuk komoditas seperti CPO dan alat berat, berikut analisisnya:

1. Pengaruh Imbal Dagang terhadap Neraca Perdagangan Indonesia:

Imbal dagang, di mana barang dipertukarkan bukannya uang, memiliki dampak kompleks terhadap neraca perdagangan. Secara langsung, imbal dagang dapat meningkatkan ekspor yang tercatat, karena ekspor CPO (misalnya) dicatat meskipun pembayarannya berupa alat berat impor. Namun, impor alat berat juga akan meningkat. Efek bersihnya terhadap neraca perdagangan (selisih antara ekspor dan impor) bergantung pada nilai relatif ekspor dan impor dalam perjanjian tersebut. Jika nilai ekspor CPO yang dipertukarkan lebih tinggi daripada nilai alat berat yang diimpor, maka neraca perdagangan akan mengalami surplus. Sebaliknya, jika nilai impor alat berat lebih tinggi, maka akan terjadi defisit. Penting untuk dicatat bahwa data neraca perdagangan yang hanya memperhitungkan nilai transaksi secara nominal mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan dampak riil dari imbal dagang. Analisis yang lebih komprehensif perlu mempertimbangkan nilai riil barang yang dipertukarkan, serta dampaknya terhadap sektor ekonomi lain. Tanpa data spesifik mengenai nilai transaksi ekspor CPO dan impor alat berat dalam perjanjian imbal dagang yang dimaksud, sulit untuk memberikan kesimpulan pasti mengenai pengaruhnya terhadap neraca perdagangan Indonesia.

2. Potensi Dampak Negatif terhadap Dinamika Perdagangan Bebas:

Sistem imbal dagang dapat menimbulkan beberapa dampak negatif terhadap dinamika perdagangan bebas:

  • Kurang Transparansi: Transaksi barter kurang transparan dibandingkan transaksi moneter, sehingga sulit untuk melacak dan memantau aktivitas perdagangan secara akurat. Hal ini dapat menghambat pengawasan dan penegakan aturan perdagangan internasional.
  • Hambatan Persaingan: Perjanjian imbal dagang dapat menciptakan hambatan bagi perusahaan yang berpartisipasi dalam perdagangan bebas secara konvensional, karena perusahaan yang terlibat dalam perjanjian tersebut mungkin memiliki keunggulan kompetitif yang tidak adil.
  • Efisiensi yang Rendah: Sistem barter dapat mengurangi efisiensi alokasi sumber daya, karena transaksi tidak selalu didasarkan pada mekanisme harga pasar yang efisien.
  • Kompleksitas Transaksi: Perjanjian imbal dagang seringkali kompleks dan memerlukan negosiasi yang intensif, yang dapat meningkatkan biaya transaksi dan memperlambat proses perdagangan.

3. Pendekatan Parsial untuk Evaluasi Perubahan Nilai Ekspor dan Impor:

Pendekatan parsial dalam mengevaluasi perubahan nilai ekspor dan impor akibat perjanjian imbal dagang berfokus pada analisis perubahan nilai ekspor dan impor secara terpisah, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi neraca perdagangan. Analisis ini dapat dilakukan dengan membandingkan nilai ekspor CPO dan impor alat berat sebelum dan sesudah perjanjian. Namun, pendekatan ini memiliki keterbatasan karena tidak memperhitungkan dampak tidak langsung dari perjanjian tersebut terhadap sektor ekonomi lain. Sebagai contoh, peningkatan impor alat berat mungkin dapat meningkatkan produktivitas di sektor tertentu, yang pada akhirnya dapat meningkatkan ekspor di sektor lain. Pendekatan yang lebih komprehensif diperlukan untuk menangkap dampak keseluruhan dari perjanjian imbal dagang terhadap perekonomian Indonesia.

Kesimpulan:

Analisis dampak perjanjian imbal dagang Indonesia memerlukan data kuantitatif yang spesifik mengenai nilai transaksi ekspor dan impor yang terlibat. Meskipun imbal dagang dapat meningkatkan ekspor dalam catatan, dampaknya terhadap neraca perdagangan dan dinamika perdagangan bebas bersifat kompleks dan bergantung pada berbagai faktor. Pendekatan parsial dapat memberikan gambaran awal, namun analisis yang lebih komprehensif diperlukan untuk memahami dampak penuh perjanjian tersebut. Data dari Kementerian Perdagangan, BPS, atau sumber terpercaya lainnya sangat penting untuk melakukan analisis yang mendalam dan berbasis bukti, termasuk grafik perubahan neraca perdagangan sebelum dan sesudah perjanjian. Tanpa data tersebut, analisis di atas hanya bersifat kualitatif dan hipotetis.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Strategi Ekonomi Indonesia Atasi Dampak Covid-19 [...] Selain sedang berusaha menghadapi penyebaran virus corona di dalam negeri, Indonesia tidak dapat lepas dari dinamika perekonomian global. Seperti diketahui semua negara saat ini juga masih fokus menangani wabah Covid-19 yang pada akhirnya mengganggu kepercayaan investor, sektor pariwisata/travel, supply chain dan pasar keuangan. Prospek pelemahan ekonomi global tersebut diperparah lagi dengan kecenderungan pelemahan harga minyak mentah global. Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Komite Stabiltas Sektor Keuangan (KSSK) yang terdi dari Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS, melakukan ossessment untuk memperkirakan skenario berat dan terberat yang mungkinakan kita hadapi akibat dar dampak Covid-19 pada ekonomi lndonesia. [Tabel data: Presentasi Sri Mulyani] Berdasarkan pemaparan Sri Mulyani, hasil dari assessment tersebut, maka untuk skenario berat, ekonomi Indonesi hanya akan tumbuh 2,3% atau turun 3% dibanding asumsi APBN 2020, dengan nilai tukar rupiahnya 12.500/dolar. Dan skenario sangat berat adalah ekonomi Indonesia dapat mengalami penurunan atau minus 0,4% dengan nilai tukar rupiah mencapai 20.000/dolar Sebagai perbandingan pada krisis keuangan 2008, kondsi aktual yang terjadi pada tahun 2009, ekonomi Indonesia masih mampu bertumbuh diangka 4,6% atau turun 1,4%. Mengapa skenario ini cenderung lebih pasrah dibanding 2008? Karena kala itu Indonesia masih mampu menahan dampaknya pada struktur ekonomi yang sebagian besar ditopang oleh sektor konsumsi domestik. Dan memang pada waktu itu, masyarakat di daerah masih tetap beraktitas normal, demikian juga UKM yang tidak berhubungan dengan ekspor impor masih tergolong beroperasi normal. Di berbagai daerah, penanda dan petugas kepolisian dibantu TNI memberikan imbauan agar masyarakat menghindari kumpul di warung atau tempat makan minum dengan tujuan agar penyebaran covid-19 dapat dikontrol. Sebagai gambaran di 2019 sendiri, konsumsi rumah tangga menopang Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 56,82% sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS). Jika melihat lebih dalam lagi dari assessment yang dilakukan oleh KSSK disebutkan juga bahwa konsumsi rumah tangga yang semula berdasarkan asumsi APBN 2020 ci angka 5,0% turun menjadi 3,22% pada skenario berat dan menjadi hanya 1,6% dengan skenario sangat berat. Sebagai gambaran, saat ini ada 7 juta warga negara Indonesia yang masih belum mendapatkan pekerjaan (pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi 5% itu setara dengan penciptaan lapangan keja untuk 2 juta hingga 2,5 juta warga negara Indonesia. Antisipasi pada Skenario Walaupun hasil assessment yang dilakukan oleh KSSK ini terlihat begitu menakutkan Sri Mulyani menekankan bahwa justru asumsi ini akan menjadi patokan agar jangan sampai skenario terburuk atau sangat berat terjadi. Itulah mengapa pemerintah berusaha mengeIuarkan beberapa kebijakan dan stimulus untuk mengurangi dampak dari wabah pandemi Covid-19. Pada 1 April 2020, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Perppu tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabiitas Sistem Keuangan, dimana diputuskan pemerintah menambah belanja dan pembiayaan anggaran untuk menangani dampak Covid-19, yaitu sebesar Rp405,1 triliun. [Tabel Belanja dan Anggaran untuk mengatasi dampak Covid-19] Sesuai dengan penjelasan di halaman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, detail dari penggunaan Anggaran tersebut sebagai berikut: Prioritas ke-1 untuk kesehatan sebesar Rp75 triliun, terutama untuk insentif tenaga medis dan belanja penanganan kesehatan. Prioritas ke-2 untuk social safety net akan diperluas sebesar Rp110 trilun. Prioritas ke-3 adalah dukungan kepada industri senilai Rp70 triliun (pajak, bea masuk, KUR). Prioritas ke-4 adalah dukungan pembiayaan anggaran untuk program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp150 tiliun. [...] (Yossy Girsang, Pengamat Ekonomi dan Praktisi Pasar Modal-Tim Ekonomi Tagor) Kesimpulan yang SALAH berdasarkan informasi di atas adalah .... A. Penurunan ekonomi untuk skenario berat akan lebih buruk 2,1 kali dibanding aktual yang terjadi di 2009 B. untuk skenario sangat berat dampaknya lebih buruk 4,1 kali dibanding krisis ekonomi 2008-2009. C. Kondisi ekonomi akibat COVID-19 lebih buruk bila dibandingkan krisis 2008 D. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Indonesia tahun 2020 mengalami penurunan tidak sampai 1,5% sehingga memperparah dampak pelemahan ekonomi. E. Wabah Covid-19 menyebabkan menurunnya kepercayaan investor, sektor pariwisata/travel, supply chain, pasar keuangan, hingga pelemahan pelemahan harga minyak mentah global.

3

0.0

Jawaban terverifikasi

TAUFAN DI ATAS ASIA Oleh Abu Hanifah lnderawati duduk bersimpuh di dipan dengan kotak jahitan di sebelahnya, sedang menjahit baju anak kecil, serta menyanyi-nyanyi kecil. Kemudian, terdengar bunyi ketukan di luar, lalu tampak Mohd. Saman di pintu. lnderawati berdiri. Mohd. Saman : Mengapa begini lengang rumahmu, Nak. Sendiri saja di rumah? Mana ayah dan ibumu? (Masuk ke dalam kamar) lnderawati : lbu dan ayah pergi kemarin ke Sukabumi, Abah. Yang selebihnya, saudara-saudaraku berdua turut juga. Mereka besok kembali lagi. Mau minum apa, Abah? Mohd. Saman : Aneh benar, apa mau cari tempat evakuasi atau bagaimana? Kan bukan waktunya sekarang beristirahat di bungalo? Tidak, aku tidak mau minum. (Melihat lnderawati yang akan menekan Lonceng untuk memanggil jongos*) Inderawati : Bukan, Abah, malahan ibu mau mengangkut barang-barang yang berharga ke Jakarta. Takut kalau-kalau dalam zaman genting ini, sipenjaga rumah lari karena takut dan meninggalkan rumah begitu saja. Mohd. Saman : (Duduk di atas kursi) Begitulah halnya. Baik juga pendapat ibumu itu. Sebelum hujan sediakan payung. Kau masih batuk? Inderawati : (Tersenyum) Tidak, Abah. (Diam sebentar). Kalau aku pikir- pikir, lain benar masih sopan- santun orang-orang tua dengan pemuda-pemuda sekarang. Mohd. Saman : (Heron) Mengapa begitu katamu, Nak? lnderawati : (Tersenyum) Pada zaman sekarang, pemuda-pemuda tidak begitu banyak lagi sopan-santunnya terhadap puteri. Malahan, terhadap yang tua pun agak *kasar adatnya. Tentu ada kecualinya. Tetapi, umumnya begitu. Mohd. Saman : (Tertawa) Ah, apa akan dikata, kami satria cap lama ini masih terlalu banyak basa-basi, dari kecil dididik secara kesopanan Timur. Tetapi, kami dan saudaramu juga Nak, sekalipun pendidikan kamu Barat sekali. lnderawati : Benar itu, Abah. Di mana gerangan salahnya? Mohd. Saman : Menurut pikiranku, mungkin di rumah, pemuda-pemuda kita didikannya bercap Barat, sebab ibu-bapak meniru-niru Barat dalam pergaulannya. Bukan tidak sedikit aku dengar anak-anak mengatakan "kamu" pada orang-orang tua, malahan juga pada ibu-bapaknya sendiri. lnderawati : Ya, Abah, benar kata Abah itu. Mudah-mudahan saja bisa berubah keadaan itu. Kalau terus-menerus begini, tentu bangsa kita, Timur tidak, Barat tidak, dan demikian pula kedudukannya. Mohd. Saman : (Tertawa) Aduh, kau betul-betul sudah murid suamimu yang setia. Sudah ada kabar dari Azas dalam minggu ini? lnderawati : (Agak sedih) Ya, Abah, semenjak aku meninggalkan Singapur, paling kurang sekali seminggu, aku terima surat, kadang-kadang dengan kapal terbang, kadang-kadang dengan kapal api. Mohd. Saman : (Tersenyum pada lnderawati) Aduh, betul ia *beranak *tiri *beranak kandung, sebab dalam dua bulan itu, aku baru dua kali dikirimi surat. Tetapi, bila ia akan datang? lnderawati : Menurut surat paling belakang dalam seminggu dua minggu ini, dan suratnya itu bertanggal pertengahan bulan Februari (Sedih). Aku takut ia tidak bisa Lagi menyingkirkan diri, sebab menurut surat kabar beberapa hari yang Lalu, bala tentara Nippon sudah di Johor, jadi di muka Singapur, sesudah itu aku tidak suka membaca surat kabar Lagi. Mohd. Saman : (Menyabar-nyabarkan) Tentu dia Lekas datang. Abdul Azas seorang yang cukup memiliki keberanian hati dan pandai memakai akalnya buat segala sesuatu, asal saja kita doakan bersama-sama ia selamat datang kemari. lnderawati : Ya, Abah, itulah doaku setiap waktu (Diam sebentar). Dik Hayati tidak turut kemari tadi, Abah? Mohd. Saman : (Berdiri ke meja sebelah) Tadi ia turut dengan Abah, tetapi tengah jalan bertemu dengan kawan-kawannya yang mengajaknya ke Pasar Baru. Ia datang kemari nanti. lnderawati : Abah, bagaimana kabar Adikusuma sekarang? Mohd. Saman : (Duduk Lagi) Aku tidak tahu sedikit pun tentang hal itu. Ia berdiam-diam saja. Ketika ia tanggal 8 Desember ditangkap di rumahnya, dan akan dibawa ke kantor polisi, hampir aku tidak bertemu dengan dia. lnderawati : Ya, kebetulan hari usia Hayati berumur 20 tahun. Kalau aku ingat, sedih aku dibikinnya. Mohd. Saman : (Terharu dan berdiri) Ya, Nak, belum pernah aku ceritakan padamu, selain dari keyakinanku bahwa Hayati kasih pada Adi, dan rupanya kakakmu itu pun begitu juga pada Hayati (Diam sebentar, lalu mondar-mandir, berdiri lagi). Katanya, mereka kasih satu sama Lain, tetapi belum pernah sebut menyebut. Masyaallah, bagaimanakah tabiat pemuda-pemuda itu. Hampir aku tak mengerti. lnderawati : Aku tahu bahwa Adi, saudaraku, kasih pada Hayati, tetapi ia menunggu waktu yang baik untuk menyatakannya pada Hayati. Mohd. Saman : (Masih berdiri di muka lnderawati) Apakah kamu dengan Azas sudah nikah sekarang, kalau Azas terus menerus menanti waktu yang baik? lnderawati : (Tersenyum) Tidak, Abah, tetapi saya tidak begitu modern seperti Hayati kelihatan dari Luar. Mohd. Saman : Memang benar katamu itu, Nak. Dari luar saja, Hayati modern, di dalam hati sanubarinya, ia masih kuno, masih Timur. Kalau datang Adikusuma, ia pergi, atau bersenda-gurau seperti anak gadis Barat. Dan Adi, anak *bodoh itu, tidak mengerti. Betul apa tidak? lnderawati : (Tersenyum) Betul, Abah. Mohd. Saman : Tetapi, pada tanggal 8 Desember itu, hampir hancur hatiku itu, melihat kesedihan anakku Hayati. Kau tidak tahu, Nak. Waktu aku bertemu dengan Adikusuma ketika ia akan dibawa oleh polisi, diserahkannya padaku sebuah bungkusan kecil buat Hayati. Katanya, tanda peringatan hari usia Hayati, sedianya ia sendiri akan memberikannya. lnderawati : Aneh, tidak kutahu Bah, apakah isi bungkusan itu? Mohd. Saman : Aku berikan bungkusan itu kepada Hayati, dibukanya di hadapanku. lsinya surat kecil berbunyi, "Buat adikku dan kekasihku, Hayati, pusaka ibuku" dan satu cincin permata berlian, barang lama. lnderawati : (Heran) Ya, sekarang aku ingat. Tempo Adi baru maju, ibu memberi cincin pusaka, yang biasanya dipakai ibu ketika ada hari-hari yang penting. Masih ingat aku, ibu mengatakan padanya, "Adi, buat kamu, supaya kamu beri kelak pada istrimu.” Mohd. Saman : Benarlah rupanya. Hancur hatiku melihat kesedihan anakku. Nampak olehku senyata- nyatanya, betapa Hayati dalam sejam itu berubah sama sekali. Dalam sejam itu, berubah ia dari gadis yang tidak pernah susah jadi perempuan dewasa yang baru turun dari pelaminan pengantinnya. Belum pernah bagiku begitu cantik rupanya seperti hari itu lnderawati : Ya, Abah, aku pun merasakan perubahan pada Hayati. Dalam tabiatnya sehari-hari, dalam perbuatannya, sekali pun ia masih terus bersekolah. Mohd. Saman : (Duduk Lagi) Aku harap saja Nak, kamu sudi melimpahkan segala kasihmu pada adikmu itu, kekasih saudaramu, Adikusuma, anakku Hayati. lnderawati : Aku berjanji Abah. (Berbunyi lonceng sepeda di luar, kemudian nyanyi- nyanyi kecil, lalu suara gadis, dan tampak Hayati) Hayati : (Berdiri di pintu) Wati, sayang, boleh aku masuk? (Heron) He, mengapa Ayah dan kau begitu termenung (Tertawa). Seperti ayam dipukul kepalanya. (lnderowati dan Mohd. Saman tersenyum) lnderawati : (Tersenyum) Sedang memikirkan soal gelap Dik, masuklah, mari duduk dekatku di sini. (Hayati masuk, duduk dekat lnderawati) Hayati : Ayah, ada telepon tadi dari Tanjung Priuk buat Ayah. Mohd. Saman : (Heron) Dari Tanjung Priuk? Aku tidak banyak kenalan di situ. Tanggal berapa sekarang? lnderawati : 20 Februari, Abah. Mengapa? Mohd. Saman : Tidak apa-apa. Aku hanya ada janji perdagangan tanggal 23 Februari di Priuk. Satu blongkang besar dengan beras dari lndramayu buat gudang di Tanah Abang. Biarlah aku pergi menanyakan hal ini. (Berdiri) Mustahil, begitu Lekas, sudah datang. Aku pergi ya, Nak. Tinggal saja kamu di sini dulu, Hayati. lnderawati : Ya, Abah. (Mohd. Saman berangkat. Terdengar di Luar, ia memanggil taksi, kemudian tuter, dan tidak terdengar apa-apa lagi). 4a. Tuliskan unsur-unsur intrinsik beserta kutipannya dalam drama tersebut yang terdiri atas aspek-aspek berikut. (4) Latar tempat

7

3.7

Jawaban terverifikasi

Iklan

MRT, Moda Baru untuk Harapan Baru Jumat, 3 November 2017 16:40 WIB Jakarta (ANTARA News) - Boks girder terakhir telah terpasang di jalur Layang MRT di Jalan Kartini, Jakarta Selatan pada 31 Oktober Lalu. Pemasangan boks girder terakhir itu menandakan bahwa jalur Layang MRT sudah seluruhnya tersambung dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI). Artinya, penantian masyarakat untuk segera menikmati moda transportasi baru di Indonesia itu tidak Lama Lagi. Direktur PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan bahwa sa at i ni progres kontruksi proyek Tahap I MRT sudah mencapai 83,07 persen, dengan rincian untuk struktur Layang sudah sampai 7 4,64 persen, sementara untuk struktur bawah tanah sebesar 91,57 persen. Total panjang jalur Layang itu sendiri, yaitu 9,8 kilometer yang akan melewati Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR). Karena itu, menurut dia, diperlukan jenis pembangunan jembatan khusus atau special bn"dge sepanjang 174,5 meter yang akan dibangun dengan menggunakan metode balance cantilever. Ia optimistis pada akhir tahun ini progres akan mencapai 90 persen, artinya target penyelesaian seluruh konstruksi Tahap I pada Juli 2018 bisa tercapai. "Target 90 person sampai akhir tahun karena kereta akan datang pada tahun depan," kata William. Terkait status pembebasan lahan di Jalan Fatmawati, yakni di area Stasiun Cipete dan Stasiun Haji Nadi, saat ini masih menunggu dokumen putusan dari kasasi Mahkamah Agung, namun pemilik lahan Rashmee Mahesh Laimalani sudah mengizinkan MRT melaksanakan kegiatan konstruksi per 20 Oktober 2017. Selain itu, pemilik lahan Heriyantomo juga sudah mengizinkan MRT melaksanakan pekerjaan per 26 Oktober 2017. Pemberian izin tersebut setidaknya memberikan ruang gerak yang lebih leluasa agar proyek Tahap I MRT bisa segera rampung. "Kami harap tanah lain bisa dieksekusi agar bisa selesai," ujarnya. "Sehingga, pekerjaan selanjutnya bisa terfokus untuk depo dan stasiun, di mana terdapat tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah." Terkait faktor keamanan dan keselamatan, Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menuturkan saat ini pihaknya telah memasang pintu khusus untuk mencegah masuknya air ketika musim hujan yang berpotensi menimbulkan genangan di stasiun bawah tanah. Dari 13 stasiun, sedikitnya empat stasiun yang lokasinya dinilai lebih rendah akan dipasang empat pintu khusus tersebut. "Pintu itu berfungsi untuk mencegah air yang masuk, telah dipasang diem pat stasiun karena setelah kita cek, daerahnya lebih rendah," kata Silvia. Dia mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan alat pemadam kebakaran serta pengajuan agar sepanjang jalur MRT menjadi kawasan objek vital guna menadapatkan pengamanan khusus untuk menangkal dari ancaman kejahatan. "Dikebut" Sebagaimana hasil pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang di Tokyo beberapa waktu lalu bahwa Pemerintah Jepang ingin proyek Tahap I MRT diakselerasi. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo, sedangkan delegasi Jepang dipimpin oleh Wakil Menteri untuk Hubungan Internasional Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, Hiroshi Narahira. Pemerintah Jepang menginginkan adanya akselerasi guna penerapan teknologi yang diharapkan bisa dilaksanakan sesuai target pada Desember 2017. Bukan hanya karena penerapan teknologi, melainkan juga terkait pembayaran pinjaman yang juga akan dilakukan pada Desember 2017. Investasi Proyek MRT Tahap I itu sendiri bernilai Rp16 trilliun . Menanggapi hal tersebut, Sugihardjo menyampaikan bahwa Kementerian Perhubungan sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, namun karena adanya penyesuaian harga akibat adanya perubahan desain dan perpanjangan waktu konstruksi, maka perlu dilakukan inspeksi terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Namun, diyakini target pembayaran bulan Desember 2017 dapat terpenuhi. Sedangkan untuk pembangunan jalur KA MRT lintas Utara-Selatan tahap II dan MRT lintas Timur-Barat, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan akselerasi. Pihak Indonesia juga menyampaikan bahwa untuk skema finansial pada pembangunan MRT lintas Utara-Selatan tahap II, pembagian antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta akan sama dengan skema MRT lintas Utara-Selatan tahap I di mana Pemerintah Pusat akan menanggung *beban sebesar 49 persen dan Pemerintah DKI Jakarta akan menanggung *beban sebesar 51 persen. Selain kerja sama bidang intrastruktur, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang juga akan bekerja sama bidang perangkat lunak yaitu terkait dengan penyiapan regulasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang perkeretaapian khususnya untuk teknologi MRT dan LRT. Terkait hal itu, William menyebutkan pihaknya juga sudah menyiapkan SDM yang dikerahkan untuk pengoperasian MRT Jakarta, yaitu per 25 Oktober 2017 telah melatih 32 calon masinis dan 63 orang stat perawatan. "Agar Berkelanjutan" Berdasarkan Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana Angkutan Umum Massal Kereta Api (Mass Rapid Transit) Nomor 22 Than 2017, PT MRT Jakarta telah ditunjuk sebagai penyelenggara saran yang meliputi pembangunan, pengoperasian, perawatan, pengusahaan, serta penyelenggaraan kawasan berbasis transportasi (TOD). Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana MRT diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama 30 tahun sejak tanggal penetapan izin dan data diperpanjang untuk setiap kali waktu dengan durasi terlama 20 tahun. Menurut Komisaris MRT Jakarta yang juga menjabat sebagai Stat Ahli Bidang Teknologi, Lingkungan dan Energi Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, dengan adanya penugasan tersebut, maka akan menciptakan persaingan usaha yang sehat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2017 tentang Perkeretaapian yang mengamanatkan salah satunya, yaitu multioperator. Pasalnya, saat ini PT Kereta Api Indonesia melalui anak perusahaannya PT KAI Communuter Indonesia sudah kewalahan menampung 1,1 juta orang setiap harinya. "Karena itu, dibutuhkan alternatit selain agar penumpang bisa beralih ke moda lain, juga perusahaan bisa lebih kompetitit, " kata Mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan itu. Namun, untuk menarik penumpang beralih moda ke MRT dan mencapai target keterisian (ridership) sebanyak 173.000 orang per harinya, dibutuhkan penghitungan tarit yang sesuai. Direktur Keuangan MRT Jakarta Tuhiyat menyebutkan hitungan tarit, yaitu tidak lebih dari satu hingga 1,5 dolar AS, tau Rp13.000-Rp20.000, namun itu belum termasuk suntikan subsidi atau PSO dari Pemprov DKI Jakarta. Kalau idealnya Rp lO.OOO, artinya Pemda DKI harus memberikan PSO sekitar Rp8.000, kalau Rp12.000 subsidinya Rp6.000," katanya. Dongkrak dengan TOD Menurut, Guru Besar Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Danang Parikesit agar bisnis transportasi bisa berkelanjutan, maka suatu perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan dari tiket. Berkaca dari pengoperasian Mass Transit Railway (MTR) Hong Kong yang dinilai salah satu yang paling sukses di Asia, karena mengembangkan k(lwasan TOD di titik-titik stasiunnya. Sebuah studi, lanjut Danang, juga menunjukkan bahwa potensi terbesar MRT adalah pada kemampuan membangun wilayah. Pada awal pengoperasian MTR Hong Kong pada 1980-1990, menunjukkan kerugian, namun seiring dengan berkembangnya pembangunan TOD di kawasan sekitar stasiun, keuntungan yang didapat dari situ meroket dalam 10 tahun dan semakin jauh melampaui laba dari perusahaannya sendiri. "Artinya, kalaupun MTR Hong Kong ini menggratiskan penumpangnya, mereka masih untung," katanya. Padahal, MTR di sana tidak disubsidi dan harga tiket antarstasiun hanya sekitar Rp2 .500, meskipun pendapatan rata-rata penduduk Hong Kong lima sampai enam kali penduduk Jakarta. "Artinya bagaimana mengembalikan investasi MRT Jakarta Rp16 trilliun itu menjadi dua kali lipatnya yaitu Rp32 triliun, salah satu caranya, yaitu dengan TOD," ujar dia. Oanang mengatakan, dengan dikembangkannya TOD, peran moda transportasi lebih dari sekadar memindahkan orang, tetapi juga mendongkrak perekonomian daerah. PT MRT Jakarta sendiri telah ditugaskan untuk mengembangkan TOD Fase I berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 140 Tahun 2017. Seperti yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 182 Tahun 2012 tentang Panduan Rancang Kota (PRK) Pengembangan Koridor MRT Jakarta Tahap 1 bahwa seluruh kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta Tahap 1 akan menjadi kawasan TOD. Terdapat dua rencana induk yang MRT Jakarta persiapkan, yaitu Fase I yang meliputi Dukuh Atas, Blok M-Sisingamangaraja, Koridor Fatmawati Raya (Cipete, Blok A dan Haji Nawi) dan Fatmawati. Sementara itu, untuk Fast II, di antaranya Bundara HI, Setiabudi, Bendungan Hilir dan Istora-Senayan. Diharapkan dengan hadirnya MRT, tidak hanya menjadi alternatif moda yang turut serta mengurai kemacetan Ibukota, tetapi juga mempercepat gerak roda perekonomian negara. (Oleh Juwita Trisna Rahayu, Editor: Gilang Galiartha, COPYRIGHT © ANTARA 2017) 12. Kerjakan tugas-tugas berikut ini secara mandiri! d. Identifikasi informasi-informasi yang merupakan fakta!

1

1.0

Jawaban terverifikasi

Bacalah teks editorial berikut! Sesuai prediksi, kasus positif Covid-19 terus merambat naik sejak bulan Juni 2022. Hal ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Juli 2022. Bagaimana cara mengantisipasi kondisi ini? Pada 30 Juni 2022, kasus positif Covid-19 tercatat sebanyak 2.248. Padahal, satu bulan sebelumnya hanya ada 218 kasus. Ya, memang benar jika dibandingkan dengan puncak penularan pada 16 Februari 2022 sebanyak 64.718, kasus kali ini masih sangat jauh angkanya. Namun, tetap saja, fenomena ini perlu diwaspadai dan dimitigasi supaya tidak ada penyesalan nantinya. Setelah lebih dari dua tahun terjadinya pandemi, kini datang lagi varian Delta yang lebih ganas pada awal tahun 2021. Seiring berjalannya waktu, kasus mulai menurun seiring meluasnya cakupan imunisasi. Setelah itu, datang varian baru, Omicron. Bersyukur, meski lebih mudah menular, namun Omicron tidak seganas Delta. Ternyata, Omicron datang bersama kawan-kawannya. Muncul turunan varian Omicron dari BA.2, BA.4, hingga BA.5. Meski tingkat keganasan virus ini semakin rendah, namun berbagai cara tetap perlu diupayakan supaya penularan dapat segera dikendalikan. Tentu saja, upaya ini tidaklah mudah, mengingat berbagai pelonggaran sudah dilakukan. Dari diadakannya tes antigen atau PCR bagi setiap penumpang kereta api dan pesawat yang sudah melakukan vaksinasi, lengkap denganbooster-nya, hingga diperbolehkannya membuka masker di tempat terbuka. Di satu sisi, upaya pemerintah untuk membangkitkan kembali aktivitas masyarakat dapat dipahami agar ekonomi segera pulih, terlebih target imunisasi saat ini sudah melampaui target. Terhitung hingga 2 Juli 2022, vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 96,78 persen, dosis kedua 81,20 persen, dan dosis ketiga 24,45 persen. Artinya, kekebalan komunitas sudah tercapai. Namun, di sisi lain kita tetap perlu melindungi mereka yang rentan, misalnya karena sudah berusia lanjut, anak-anak, atau yang belum mendapatkan vaksinasi karena berbagai alasan. Sedikit kita menilik Singapura. Mereka sudah menambah tempat tidur bagi pasien rawat inap di rumah sakit dan panti jompo. Posko berbasis komunitas juga sudah mulai dibuka untuk mengobati pasien bergejala ringan. Tidak hanya itu, posko tersebut juga digunakan untuk memantau pasien isolasi mandiri di wilayahnya masing-masing. Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama. Perlu disiagakan kembali Wisma Atlet, rumah sakit, puskesmas, dan posko mandiri untuk tanggap darurat di seluruh Indonesia. Vaksinasi juga perlu untuk terus ditingkatkan cakupannya, dan kembali melakukantracinguntuk memutus rantai penularan. Lebih dari itu, masyarakat tetap perlu untuk menerapkan protokol kesehatan dan kembali memakai masker di mana pun mereka berada. Cara seperti ini sudah terbukti tidak hanya efektif mencegah Covid-19, melainkan juga penyakit menular lainnya. Ya, kita memang tidak sebebas dulu saat sebelum ada Covid-19. Analisis kalimat fakta dan opininya!

6

5.0

Jawaban terverifikasi

MRT, Moda Baru untuk Harapan Baru Jumat, 3 November 2017 16:40 WIB Jakarta (ANTARA News) - Boks girder terakhir telah terpasang di jalur Layang MRT di Jalan Kartini, Jakarta Selatan pada 31 Oktober Lalu. Pemasangan boks girder terakhir itu menandakan bahwa jalur Layang MRT sudah seluruhnya tersambung dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI). Artinya, penantian masyarakat untuk segera menikmati moda transportasi baru di Indonesia itu tidak Lama Lagi. Direktur PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan bahwa sa at i ni progres kontruksi proyek Tahap I MRT sudah mencapai 83,07 persen, dengan rincian untuk struktur Layang sudah sampai 7 4,64 persen, sementara untuk struktur bawah tanah sebesar 91,57 persen. Total panjang jalur Layang itu sendiri, yaitu 9,8 kilometer yang akan melewati Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR). Karena itu, menurut dia, diperlukan jenis pembangunan jembatan khusus atau special bridge sepanjang 174,5 meter yang akan dibangun dengan menggunakan metode balance cantilever. Ia optimistis pada akhir tahun ini progres akan mencapai 90 persen, artinya target penyelesaian seluruh konstruksi Tahap I pada Juli 2018 bisa tercapai. "Target 90 person sampai akhir tahun karena kereta akan datang pada tahun depan," kata William. Terkait status pembebasan lahan di Jalan Fatmawati, yakni di area Stasiun Cipete dan Stasiun Haji Nadi, saat ini masih menunggu dokumen putusan dari kasasi Mahkamah Agung, namun pemilik lahan Rashmee Mahesh Laimalani sudah mengizinkan MRT melaksanakan kegiatan konstruksi per 20 Oktober 2017. Selain itu, pemilik lahan Heriyantomo juga sudah mengizinkan MRT melaksanakan pekerjaan per 26 Oktober 2017. Pemberian izin tersebut setidaknya memberikan ruang gerak yang lebih leluasa agar proyek Tahap I MRT bisa segera rampung. "Kami harap tanah lain bisa dieksekusi agar bisa selesai," ujarnya. "Sehingga, pekerjaan selanjutnya bisa terfokus untuk depo dan stasiun, di mana terdapat tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah." Terkait faktor keamanan dan keselamatan, Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menuturkan saat ini pihaknya telah memasang pintu khusus untuk mencegah masuknya air ketika musim hujan yang berpotensi menimbulkan genangan di stasiun bawah tanah. Dari 13 stasiun, sedikitnya empat stasiun yang lokasinya dinilai lebih rendah akan dipasang empat pintu khusus tersebut. "Pintu itu berfungsi untuk mencegah air yang masuk, telah dipasang diem pat stasiun karena setelah kita cek, daerahnya lebih rendah," kata Silvia. Dia mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan alat pemadam kebakaran serta pengajuan agar sepanjang jalur MRT menjadi kawasan objek vital guna menadapatkan pengamanan khusus untuk menangkal dari ancaman kejahatan. "Dikebut" Sebagaimana hasil pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang di Tokyo beberapa waktu lalu bahwa Pemerintah Jepang ingin proyek Tahap I MRT diakselerasi. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo, sedangkan delegasi Jepang dipimpin oleh Wakil Menteri untuk Hubungan Internasional Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, Hiroshi Narahira. Pemerintah Jepang menginginkan adanya akselerasi guna penerapan teknologi yang diharapkan bisa dilaksanakan sesuai target pada Desember 2017. Bukan hanya karena penerapan teknologi, melainkan juga terkait pembayaran pinjaman yang juga akan dilakukan pada Desember 2017. Investasi Proyek MRT Tahap I itu sendiri bernilai Rp16 trilliun . Menanggapi hal tersebut, Sugihardjo menyampaikan bahwa Kementerian Perhubungan sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, namun karena adanya penyesuaian harga akibat adanya perubahan desain dan perpanjangan waktu konstruksi, maka perlu dilakukan inspeksi terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Namun, diyakini target pembayaran bulan Desember 2017 dapat terpenuhi. Sedangkan untuk pembangunan jalur KA MRT lintas Utara-Selatan tahap II dan MRT lintas Timur-Barat, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan akselerasi. Pihak Indonesia juga menyampaikan bahwa untuk skema finansial pada pembangunan MRT lintas Utara-Selatan tahap II, pembagian antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta akan sama dengan skema MRT lintas Utara-Selatan tahap I di mana Pemerintah Pusat akan menanggung *beban sebesar 49 persen dan Pemerintah DKI Jakarta akan menanggung *beban sebesar 51 persen. Selain kerja sama bidang intrastruktur, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang juga akan bekerja sama bidang perangkat lunak yaitu terkait dengan penyiapan regulasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang perkeretaapian khususnya untuk teknologi MRT dan LRT. Terkait hal itu, William menyebutkan pihaknya juga sudah menyiapkan SDM yang dikerahkan untuk pengoperasian MRT Jakarta, yaitu per 25 Oktober 2017 telah melatih 32 calon masinis dan 63 orang stat perawatan. "Agar Berkelanjutan" Berdasarkan Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana Angkutan Umum Massal Kereta Api (Mass Rapid Transit) Nomor 22 Than 2017, PT MRT Jakarta telah ditunjuk sebagai penyelenggara saran yang meliputi pembangunan, pengoperasian, perawatan, pengusahaan, serta penyelenggaraan kawasan berbasis transportasi (TOD). Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana MRT diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama 30 tahun sejak tanggal penetapan izin dan data diperpanjang untuk setiap kali waktu dengan durasi terlama 20 tahun. Menurut Komisaris MRT Jakarta yang juga menjabat sebagai Stat Ahli Bidang Teknologi, Lingkungan dan Energi Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, dengan adanya penugasan tersebut, maka akan menciptakan persaingan usaha yang sehat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2017 tentang Perkeretaapian yang mengamanatkan salah satunya, yaitu multioperator. Pasalnya, saat ini PT Kereta Api Indonesia melalui anak perusahaannya PT KAI Communuter Indonesia sudah kewalahan menampung 1,1 juta orang setiap harinya. "Karena itu, dibutuhkan alternatit selain agar penumpang bisa beralih ke moda lain, juga perusahaan bisa lebih kompetitit, " kata Mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan itu. Namun, untuk menarik penumpang beralih moda ke MRT dan mencapai target keterisian (ridership) sebanyak 173.000 orang per harinya, dibutuhkan penghitungan tarit yang sesuai. Direktur Keuangan MRT Jakarta Tuhiyat menyebutkan hitungan tarif, yaitu tidak lebih dari satu hingga 1,5 dolar AS, tau Rp13.000-Rp20.000, namun itu belum termasuk suntikan subsidi atau PSO dari Pemprov DKI Jakarta. Kalau idealnya Rp lO.OOO, artinya Pemda DKI harus memberikan PSO sekitar Rp8.000, kalau Rp12.000 subsidinya Rp6.000," katanya. Dongkrak dengan TOD Menurut, Guru Besar Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Danang Parikesit agar bisnis transportasi bisa berkelanjutan, maka suatu perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan dari tiket. Berkaca dari pengoperasian Mass Transit Railway (MTR) Hong Kong yang dinilai salah satu yang paling sukses di Asia, karena mengembangkan k(lwasan TOD di titik-titik stasiunnya. Sebuah studi, lanjut Danang, juga menunjukkan bahwa potensi terbesar MRT adalah pada kemampuan membangun wilayah. Pada awal pengoperasian MTR Hong Kong pada 1980-1990, menunjukkan kerugian, namun seiring dengan berkembangnya pembangunan TOD di kawasan sekitar stasiun, keuntungan yang didapat dari situ meroket dalam 10 tahun dan semakin jauh melampaui laba dari perusahaannya sendiri. "Artinya, kalaupun MTR Hong Kong ini menggratiskan penumpangnya, mereka masih untung," katanya. Padahal, MTR di sana tidak disubsidi dan harga tiket antarstasiun hanya sekitar Rp2 .500, meskipun pendapatan rata-rata penduduk Hong Kong lima sampai enam kali penduduk Jakarta. "Artinya bagaimana mengembalikan investasi MRT Jakarta Rp16 trilliun itu menjadi dua kali lipatnya yaitu Rp32 triliun, salah satu caranya, yaitu dengan TOD," ujar dia. Oanang mengatakan, dengan dikembangkannya TOD, peran moda transportasi lebih dari sekadar memindahkan orang, tetapi juga mendongkrak perekonomian daerah. PT MRT Jakarta sendiri telah ditugaskan untuk mengembangkan TOD Fase I berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 140 Tahun 2017. Seperti yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 182 Tahun 2012 tentang Panduan Rancang Kota (PRK) Pengembangan Koridor MRT Jakarta Tahap 1 bahwa seluruh kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta Tahap 1 akan menjadi kawasan TOD. Terdapat dua rencana induk yang MRT Jakarta persiapkan, yaitu Fase I yang meliputi Dukuh Atas, Blok M-Sisingamangaraja, Koridor Fatmawati Raya (Cipete, Blok A dan Haji Nawi) dan Fatmawati. Sementara itu, untuk Fast II, di antaranya Bundara HI, Setiabudi, Bendungan Hilir dan Istora-Senayan. Diharapkan dengan hadirnya MRT, tidak hanya menjadi alternatif moda yang turut serta mengurai kemacetan Ibukota, tetapi juga mempercepat gerak roda perekonomian negara. (Oleh Juwita Trisna Rahayu, Editor: Gilang Galiartha, COPYRIGHT © ANTARA 2017) 12. Kerjakan tugas-tugas berikut ini secara mandiri! b. Identifikasi permasalahan yang mendasari penulisan artikel tersebut!

6

0.0

Jawaban terverifikasi