https://youtu.be/z1hsmWUwHTY?si=nCOcX3xOul8dCnRu dengan link tersebut

Kearifan Lokal yang kontribusinya pada pelestarian lingkungan yang berkaitan dengan pancasila. 1. Subak di Bali: Sistem pengairan tradisional yang mengatur pembagian air secara adil dan berkelanjutan, mencerminkan nilai gotong royong dan keadilan sosial. Kontribusinya adalah menjaga ketersediaan air untuk pertanian dan melestarikan ekosistem sawah. 2. Hutan Larangan Adat di Riau: Hutan yang dijaga kelestariannya oleh masyarakat adat berdasarkan aturan dan kepercayaan turun-temurun, mencerminkan nilai kearifan lokal dan tanggung jawab terhadap alam. Kontribusinya adalah menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah kerusakan hutan. 3. Sasi di Maluku: Sistem pengelolaan sumber daya alam (seperti laut) dengan aturan larangan mengambil hasil alam pada waktu tertentu, mencerminkan nilai keadilan dan keberlanjutan. Kontribusinya adalah menjaga kelestarian sumber daya alam dan mencegah eksploitasi berlebihan. 4. Gotong Royong: Tradisi saling membantu dalam berbagai kegiatan, seperti membangun rumah atau mengolah lahan, mencerminkan nilai persatuan dan kebersamaan. Kontribusinya adalah memperkuat solidaritas sosial dan memelihara lingkungan melalui kerja sama. 5. Awig-Awig di Lombok Barat dan Bali: Aturan adat yang mengatur tata cara kehidupan bermasyarakat dan pengelolaan lingkungan, mencerminkan nilai keadilan dan kepatuhan pada hukum adat. Kontribusinya adalah menjaga ketertiban sosial dan kelestarian lingkungan melalui aturan yang disepakati bersama. Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan yang diwariskan turun-temurun dan berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan mereka. Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal, seperti nilai religi, estetika, gotong royong, moral, dan toleransi, berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memperkuat identitas budaya. Penerapan kearifan lokal dalam bidang pendidikan juga dapat membantu menanamkan nilai-nilai tersebut pada generasi muda.