Khesya F

03 Agustus 2024 02:17

Iklan

Khesya F

03 Agustus 2024 02:17

Pertanyaan

Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan Editorial Media Indonesia, 21 Agustus 2020 Ketahanan pangan sangat penting untuk diperkuat sekarang ini. Tingginya tingkat ketergantungan pada beras sebagai sumber karbohidrat utama menjadikan bangsa ini cukup rentan dalam hal kedaulatan pangan. Data yang ada menunjukkan tingkat konsumsi beras mencapai 94,9 kg per kapita per tahun dengan total kebutuhan mencapai 29,6 juta ton per tahun. Konsumsi yang besar ini membuat Indonesia tidak dapat terhindar dari upaya impor beras. Memang produksi beras lebih tinggi daripada kebutuhan, tetapi pemerintah butuh impor sebagai persediaan untuk mengendalikan harga di pasaran. Dari data pada 1954, komposisi karbohidrat dalam struktur menu bangsa kita menunjukkan proporsi beras hanya 53,5%. Sisanya dipenuhi dari ubi kayu (22,6%), jagung (18,9%), dan kentang (4,99%). Akan tetapi, kondisi itu terus berubah pada era Orde Baru. Pada akhir 80-an, proporsi beras semakin dominan mencapai 81,1%, sisanya ubi kayu (10,02%) dan jagung (7,82%). Orde Baru makin mendorong beras untuk menjadi bahan pangan utama di seluruh Indonesia. Penyeragaman konsumsi beras di Indonesia membuat makanan pokok lokal terabaikan. Kini upaya mengembalikan keragaman pangan tengah dilakukan oleh pemerintahan melalui Gerakan Diversifikasi Pangan yang dipelopori Kementerian Pertanian. Gerakan ini serentak dimulai di 34 provinsi di seluruh Indonesia sebagai antisipasi krisis pangan. Gerak- an ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan konsumsi beras dan sebagai penyedia sumber pangan alternatif berupa sumber karbohidrat lokal nonberas. Dengan demikian, konsumsi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat lain pun diharapkan terus meningkat. Kementerian Pertanian mengajak seluruh gubernur dan bupati/ wali kota untuk bersinergi menguatkan gerakan diversifikasi pangan ini dalam upaya mengukuhkan ketahanan pangan. Kita akan kembali meneguhkan bahwa bangsa ini punya keanekaragaman pangan yang besar, tidak hanya beras yang membuat kenyang. Hal ini ditindaklanjuti dengan gerakan di sejumlah daerah yang mengeluarkan kebijakan sehari tanpa nasi. Akan tetapi, kebijakan itu tidak pernah efektif dilaksanakan. Perlu keteladanan dari kepala daerah untuk mulai memelopori mengonsumsi pangan lokal. Upaya diversifikasi pangan lokal ini ditargetkan menurunkan konsumsi beras dari 94,9 kg per kapita per tahun menjadi 85 kg per kapita per tahun pada 2024. Selain itu, upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan UMKM pangan sebagai penyedia pangan lokal. Namun, upaya ini tentu tidak mudah. Membalikkan persepsi masyarakat untuk mengganti beras dengan komoditas lain harus diikuti dengan kebijakan dan aksi kampanye yang masif. Pekerjaan rumah lainnya, pasokan bahan pangan nonberas harus bisa diandalkan. Pemerintah tidak bisa tiba-tiba memaksakan kebijakan diversifikasi pangan jika produksi pangan lokal, seperti umbi- umbian, di setiap wilayah belum bisa ditingkatkan. Ketersediaan bahan baku yang terbatas dan harga yang kurang kompetitif dibanding dengan komoditas pangan utama, yakni beras masih menjadi kendala terbesar. Sinergi dari semua pihak untuk mengangkat produk pangan lokal selain beras memang harus sudah mulai dilaksanakan dengan segera di 34 provinsi di Indonesia. Berdasarkan teks yang berjudul "Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan" tentukan pola pengembangan paragraf yang digunakan dalam setiap paragrafnya.

Belajar bareng Champions

Brain Academy Champions

Hanya di Brain Academy

Habis dalam

02

:

11

:

50

:

49

Klaim

835

1


Iklan

Nanda R

Community

03 Agustus 2024 02:33

<p>Berikut adalah pola pengembangan paragraf dari teks berjudul "Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan":</p><p><strong>Paragraf pertama</strong>: <strong>Pernyataan umum diikuti data statistik</strong>. Paragraf ini dimulai dengan pernyataan umum mengenai pentingnya memperkuat ketahanan pangan, kemudian dilanjutkan dengan data statistik yang menunjukkan tingginya ketergantungan pada beras dan dampaknya.</p><p><strong>Paragraf kedua</strong>: <strong>Perbandingan waktu</strong>. Paragraf ini membandingkan komposisi karbohidrat dalam menu masyarakat Indonesia pada tahun 1954 dan akhir 80-an, serta perubahan dominasi beras dalam konsumsi pangan.</p><p><strong>Paragraf ketiga</strong>: <strong>Deskripsi program dan tujuan</strong>. Paragraf ini menjelaskan upaya pemerintah melalui Gerakan Diversifikasi Pangan, dengan fokus pada tujuan gerakan tersebut untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan meningkatkan konsumsi pangan lokal.</p><p><strong>Paragraf keempat</strong>: <strong>Deskripsi tindakan dan tantangan</strong>. Paragraf ini menjelaskan tindakan pemerintah untuk memperkuat gerakan diversifikasi pangan melalui sinergi dengan kepala daerah dan kebijakan sehari tanpa nasi, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.</p><p><strong>Paragraf kelima</strong>: <strong>Target dan harapan</strong>. Paragraf ini menjelaskan target pemerintah untuk menurunkan konsumsi beras dan mengembangkan UMKM pangan, serta tantangan dalam mengubah persepsi masyarakat dan memastikan pasokan pangan nonberas.</p><p><strong>Paragraf keenam</strong>: <strong>Analisis masalah dan solusi</strong>. Paragraf ini menganalisis masalah keterbatasan pasokan bahan pangan lokal dan harga yang kurang kompetitif, serta menekankan pentingnya sinergi dari semua pihak untuk mengatasi kendala tersebut dan mengangkat produk pangan lokal.</p>

Berikut adalah pola pengembangan paragraf dari teks berjudul "Diversifikasi untuk Ketahanan Pangan":

Paragraf pertama: Pernyataan umum diikuti data statistik. Paragraf ini dimulai dengan pernyataan umum mengenai pentingnya memperkuat ketahanan pangan, kemudian dilanjutkan dengan data statistik yang menunjukkan tingginya ketergantungan pada beras dan dampaknya.

Paragraf kedua: Perbandingan waktu. Paragraf ini membandingkan komposisi karbohidrat dalam menu masyarakat Indonesia pada tahun 1954 dan akhir 80-an, serta perubahan dominasi beras dalam konsumsi pangan.

Paragraf ketiga: Deskripsi program dan tujuan. Paragraf ini menjelaskan upaya pemerintah melalui Gerakan Diversifikasi Pangan, dengan fokus pada tujuan gerakan tersebut untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan meningkatkan konsumsi pangan lokal.

Paragraf keempat: Deskripsi tindakan dan tantangan. Paragraf ini menjelaskan tindakan pemerintah untuk memperkuat gerakan diversifikasi pangan melalui sinergi dengan kepala daerah dan kebijakan sehari tanpa nasi, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.

Paragraf kelima: Target dan harapan. Paragraf ini menjelaskan target pemerintah untuk menurunkan konsumsi beras dan mengembangkan UMKM pangan, serta tantangan dalam mengubah persepsi masyarakat dan memastikan pasokan pangan nonberas.

Paragraf keenam: Analisis masalah dan solusi. Paragraf ini menganalisis masalah keterbatasan pasokan bahan pangan lokal dan harga yang kurang kompetitif, serta menekankan pentingnya sinergi dari semua pihak untuk mengatasi kendala tersebut dan mengangkat produk pangan lokal.


Khesya F

03 Agustus 2024 02:38

Tolong kakk, jawabannya itu antara deduksi atau induksi, mohon bantuannya kak, bingung banget iniπŸ™πŸ»

β€” Tampilkan 1 balasan lainnya

Iklan

Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Iklan