Dhea A

20 November 2024 14:01

Iklan

Dhea A

20 November 2024 14:01

Pertanyaan

Di bawah ini yang merupakan tanggapan berupa pertanyaan adalah .... a. Saya masih meragukan dugaan itu. Apa alasannya mesin dengan kecerdasan buatan dapat menggantikan profesi penulis? Bukankah menulis itu pekerjaan kreatif yang memerlukan bakat khusus? b. Menurut saya, hal yang disampaikan Ilham benar bahwa pekerjaan sebagai penulis pun bakal terancam digantikan mesin dengan kecerdasan buatan. Sebuah tulisan dapat dibuat oleh mesin pintar itu c. Menurut saya, apa yang disampaikan oleh Bu Indarwati tidak benar bahwa pekerjaan sebagai koki bakal terancam digantikan mesin dengan kecerdasan buatan. Hal ini karena pekerjaan koki membutuhkan keterampilan khusus d. Saya sangat setuju dengan pendapat yang disampaikan Wilda. Sebaiknya pekerjaan kelompok membuat makalah tentang kecerdasan buatan ini mulai dikerjakan nanti sewaktu pulang sekolah agar pekerjaan ini cepat selesai e. Saya kira profesi penulis bakal digantikan robot pintar itu mungkin terjadi. Soalnya di Amerika sudah dikembangkan aplikasi bernama GPT atau Generative Pretraining Transformer dengan kecerdasan buatan

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

18

:

43

:

47

Klaim

121

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Cyess C

21 November 2024 04:18

Jawaban terverifikasi

<p>Jawaban yang tepat adalah <strong>a. Saya masih meragukan dugaan itu. Apa alasannya mesin dengan kecerdasan buatan dapat menggantikan profesi penulis? Bukankah menulis itu pekerjaan kreatif yang memerlukan bakat khusus?</strong></p><p>Penjelasan: Pilihan a menunjukkan tanggapan berupa pertanyaan, karena memberikan respons yang disertai pertanyaan terkait alasan dan mempertanyakan kemampuan mesin dalam menggantikan profesi penulis.</p><p>&nbsp;</p>

Jawaban yang tepat adalah a. Saya masih meragukan dugaan itu. Apa alasannya mesin dengan kecerdasan buatan dapat menggantikan profesi penulis? Bukankah menulis itu pekerjaan kreatif yang memerlukan bakat khusus?

Penjelasan: Pilihan a menunjukkan tanggapan berupa pertanyaan, karena memberikan respons yang disertai pertanyaan terkait alasan dan mempertanyakan kemampuan mesin dalam menggantikan profesi penulis.

 


Iklan

Meylaaa M

24 November 2024 10:18

mari kita bahas poin-poin dari pilihan jawaban: 1. Pilihan A: Menunjukkan keraguan terhadap kemampuan kecerdasan buatan (AI) untuk menggantikan profesi penulis karena menganggap menulis memerlukan bakat khusus. 2. Pilihan B: Menyatakan bahwa pekerjaan penulis dapat digantikan oleh kecerdasan buatan karena AI dapat membuat tulisan. 3. Pilihan C: Menyangkal pendapat tentang pekerjaan koki yang terancam AI, tetapi tidak relevan dengan profesi penulis. 4. Pilihan D: Berbicara tentang pengerjaan kelompok tugas makalah, yang juga kurang relevan. 5. Pilihan E: Mendukung bahwa profesi penulis bisa tergantikan oleh AI dengan menyebut teknologi seperti GPT sebagai contoh. Jawaban Tepat: Jawaban yang merupakan tanggapan terhadap pertanyaan tentang kecerdasan buatan menggantikan profesi penulis adalah E. Alasannya, pilihan ini memberikan contoh konkret terkait kemampuan AI dalam menulis dan relevan dengan topik diskusi.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Eno Bastian: "Selamat slang, Pak." Wakil Perusahaan: "Selamat siang, Mas. Mari, silakan duduk." Eno Bastian: "Terima kasih, Pak." Wakil Perusahaan: "Sebenarnya, apa yang terjadi, Mas?" Eno Bastian: "Begini, Pak. Saya sebagai wakil dari teman-teman buruh PT Sagara Food ingin menyampaikan beberapa hal kepada Bapak." Wakil Perusahaan: "Silakan Anda sampaikan." Eno Bastian: "Terima kasih, Pak. Saya sebagai wakil dari teman-teman ingin menanyakan gaji kami sekarang, Pak." Wakil Perusahaan: "Maksud Anda?" Eno Bastian: "Menurut ketetapan gubernur, upah minimal Kabupaten Sukamaju sekarang mencapai Rp2.513.000,00, sedangkan gaji kami sekarang masih Rp2.250.000,00." Wakil Perusahaan: "Maaf, Mas. Biaya produksi awal tahun ini sedang melonjak. Harga kebutuhan pokok makin mahal. Karena itu, perusahaan belum bisa memenuhi permintaan buruh." Eno Bastian: "Akan tetapi, kebutuhan pokok buruh sekarang juga mengalami kenaikan, Pak. Kalau memang pihak perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan kami, terpaksa kami akan melakukan mogok kerja." Wakil Perusahaan: "Tidak bisa begitu. Kita harus mencari jalan tengah dalam mengatasi masalah ini." Eno Bastian: "Kami mohon kebijaksanaan, Bapak." Wakil Perusahaan: "Begini saja. Nanti saya akan berbicara dengan direktur perusahaan. Saya akan menyampaikan permintaan tersebut. Akan tetapi, saya hanya mengusulkan kenaikan upah paling besar menjadi Rp2.350.000,00." Eno Bastian: "Tolonglah, Pak. Kalau bisa, naikkan lebih dari itu. Kami butuh upah standar untuk dapat hidup layak." Wakil Perusahaan: "Baiklah, akan saya usahakan. Sekarang Anda tenangkan teman-teman. Kembalilah bekerja seperti semula." Eno Bastian: "Baiklah, Pak. Terima kasih, Pak. Selamat siang." Wakil Perusahaan: "Selamat siang." Tentukan struktur dari teks negosiasi tersebut.

4

5.0

Jawaban terverifikasi

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

21

3.7

Jawaban terverifikasi

Iklan