Esterr E

24 Juli 2024 08:01

Iklan

Esterr E

24 Juli 2024 08:01

Pertanyaan

Buatlah teks argumentasi perbandingan dan buat judulnya Tolong ya kk bskk mau dikumpull plss

Buatlah teks argumentasi perbandingan dan buat judulnya 

 

Tolong ya kk bskk mau dikumpull plss

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

19

:

39

:

17

Klaim

3

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kayla A

24 Juli 2024 14:18

Jawaban terverifikasi

<p>Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal bekerja. Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK.</p><p>Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tetapi tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi.</p>

Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal bekerja. Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi sebaiknya memilih SMK.

Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Tetapi tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi.


Iklan

Nanda R

Community

27 Juli 2024 01:34

Jawaban terverifikasi

<p><strong>Judul: Perbandingan Pendidikan Online dan Pendidikan Tatap Muka: Mana yang Lebih Efektif?</strong></p><p>Di era digital saat ini, pendidikan online dan pendidikan tatap muka telah menjadi dua metode utama dalam proses pembelajaran. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang signifikan. Untuk menentukan metode mana yang lebih efektif, penting untuk membandingkan kedua pendekatan ini dari segi fleksibilitas, interaksi sosial, dan aksesibilitas.</p><p><strong>Pertama, mari kita bahas fleksibilitas.</strong> Pendidikan online menawarkan fleksibilitas waktu dan lokasi yang luar biasa. Siswa dapat mengakses materi pelajaran kapan saja dan dari mana saja, selama mereka memiliki koneksi internet. Ini sangat menguntungkan bagi mereka yang memiliki jadwal yang padat atau tinggal di daerah yang sulit dijangkau. Di sisi lain, pendidikan tatap muka memiliki jadwal tetap yang harus diikuti, yang bisa menjadi kendala bagi siswa dengan komitmen lain. Namun, pendekatan ini menyediakan struktur yang dapat membantu siswa tetap teratur dan fokus.</p><p><strong>Kedua, kita perlu mempertimbangkan interaksi sosial.</strong> Pendidikan tatap muka jelas unggul dalam hal ini, karena memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan guru dan teman sekelas mereka. Interaksi ini bisa memperkaya pengalaman belajar, memfasilitasi diskusi yang mendalam, dan membangun keterampilan sosial yang penting. Sementara itu, pendidikan online sering kali kurang dalam hal interaksi langsung. Meskipun ada forum dan chat room yang dapat digunakan untuk berkomunikasi, mereka tidak dapat sepenuhnya menggantikan komunikasi tatap muka yang lebih kaya dan lebih personal.</p><p><strong>Ketiga, aksesibilitas adalah faktor penting lainnya.</strong> Pendidikan online memiliki keunggulan dalam hal aksesibilitas karena dapat menjangkau siswa di lokasi yang terpencil atau bagi mereka yang memiliki mobilitas terbatas. Siswa hanya memerlukan perangkat dan koneksi internet untuk mengikuti kelas. Namun, pendidikan tatap muka menyediakan akses langsung ke fasilitas dan sumber daya fisik, seperti laboratorium dan perpustakaan, yang mungkin tidak tersedia secara online. Hal ini dapat memberikan keuntungan tambahan bagi siswa yang memerlukan akses ke peralatan dan lingkungan belajar khusus.</p><p><strong>Kesimpulannya,</strong> baik pendidikan online maupun pendidikan tatap muka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pendidikan online menawarkan fleksibilitas dan aksesibilitas yang tinggi, tetapi mungkin kurang dalam hal interaksi sosial. Sebaliknya, pendidikan tatap muka menyediakan struktur dan interaksi sosial yang lebih baik tetapi kurang fleksibel. Pilihan antara keduanya sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan dan preferensi individu, serta konteks situasional, seperti jadwal pribadi dan akses ke sumber daya. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, siswa dan pendidik dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.</p>

Judul: Perbandingan Pendidikan Online dan Pendidikan Tatap Muka: Mana yang Lebih Efektif?

Di era digital saat ini, pendidikan online dan pendidikan tatap muka telah menjadi dua metode utama dalam proses pembelajaran. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang signifikan. Untuk menentukan metode mana yang lebih efektif, penting untuk membandingkan kedua pendekatan ini dari segi fleksibilitas, interaksi sosial, dan aksesibilitas.

Pertama, mari kita bahas fleksibilitas. Pendidikan online menawarkan fleksibilitas waktu dan lokasi yang luar biasa. Siswa dapat mengakses materi pelajaran kapan saja dan dari mana saja, selama mereka memiliki koneksi internet. Ini sangat menguntungkan bagi mereka yang memiliki jadwal yang padat atau tinggal di daerah yang sulit dijangkau. Di sisi lain, pendidikan tatap muka memiliki jadwal tetap yang harus diikuti, yang bisa menjadi kendala bagi siswa dengan komitmen lain. Namun, pendekatan ini menyediakan struktur yang dapat membantu siswa tetap teratur dan fokus.

Kedua, kita perlu mempertimbangkan interaksi sosial. Pendidikan tatap muka jelas unggul dalam hal ini, karena memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan guru dan teman sekelas mereka. Interaksi ini bisa memperkaya pengalaman belajar, memfasilitasi diskusi yang mendalam, dan membangun keterampilan sosial yang penting. Sementara itu, pendidikan online sering kali kurang dalam hal interaksi langsung. Meskipun ada forum dan chat room yang dapat digunakan untuk berkomunikasi, mereka tidak dapat sepenuhnya menggantikan komunikasi tatap muka yang lebih kaya dan lebih personal.

Ketiga, aksesibilitas adalah faktor penting lainnya. Pendidikan online memiliki keunggulan dalam hal aksesibilitas karena dapat menjangkau siswa di lokasi yang terpencil atau bagi mereka yang memiliki mobilitas terbatas. Siswa hanya memerlukan perangkat dan koneksi internet untuk mengikuti kelas. Namun, pendidikan tatap muka menyediakan akses langsung ke fasilitas dan sumber daya fisik, seperti laboratorium dan perpustakaan, yang mungkin tidak tersedia secara online. Hal ini dapat memberikan keuntungan tambahan bagi siswa yang memerlukan akses ke peralatan dan lingkungan belajar khusus.

Kesimpulannya, baik pendidikan online maupun pendidikan tatap muka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pendidikan online menawarkan fleksibilitas dan aksesibilitas yang tinggi, tetapi mungkin kurang dalam hal interaksi sosial. Sebaliknya, pendidikan tatap muka menyediakan struktur dan interaksi sosial yang lebih baik tetapi kurang fleksibel. Pilihan antara keduanya sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan dan preferensi individu, serta konteks situasional, seperti jadwal pribadi dan akses ke sumber daya. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, siswa dan pendidik dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

18

0.0

Jawaban terverifikasi