Yunia Q

Ditanya 3 hari yang lalu

Iklan

Yunia Q

Ditanya 3 hari yang lalu

Pertanyaan

Tolong sebutkan dan jelaskan ada berapa sudut pandang dalam teks cerita pendek bahasa Jawa (cerkak)

Tolong sebutkan dan jelaskan ada berapa sudut pandang dalam teks cerita pendek bahasa Jawa (cerkak) 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

12

:

30

:

51

Klaim

4

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Olivia N

Dijawab 3 hari yang lalu

Jawaban terverifikasi

<p>Sudut pandang dalam cerkak bisa menggunakan:&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>1. Sudut pandang orang pertama (aku/kulo)</p><p>2. Sudut pandang kedua (kowe)</p><p>3. Sudut pandang ketiga (dheweke), yang terbagi menjadi serba tahu dan terbatas.</p><p>4. Sudut pandang campuran (gado-gado)</p>

Sudut pandang dalam cerkak bisa menggunakan: 

 

1. Sudut pandang orang pertama (aku/kulo)

2. Sudut pandang kedua (kowe)

3. Sudut pandang ketiga (dheweke), yang terbagi menjadi serba tahu dan terbatas.

4. Sudut pandang campuran (gado-gado)


Iklan

Maghfi R

Dijawab 2 hari yang lalu

Jawaban terverifikasi

<p>Tentu, mari kita bahas lebih lanjut tentang sudut pandang dalam cerpen bahasa Jawa (cerkak).<br>Sudut Pandang dalam Cerkak<br>Sudut pandang adalah cara seorang pengarang menyajikan cerita, atau dengan kata lain, dari sudut mana cerita itu diceritakan. Dalam cerkak, ada beberapa jenis sudut pandang yang umum digunakan:&nbsp;</p><p><strong>Sudut Pandang Orang Pertama:</strong><br>&nbsp; * Narator menjadi bagian dari cerita dan menceritakan peristiwa dari sudut pandangnya sendiri.<br>&nbsp; * Menggunakan kata ganti "aku" atau "kulo".<br>&nbsp; * Memberikan kesan lebih personal dan intim.<br>&nbsp; <u>Contoh</u>: "Aku lungo menyang pasar, banjur ketemu kanca lawas."</p><p><strong>Sudut Pandang Orang Kedua:</strong><br>&nbsp; * Narator seolah-olah berbicara langsung kepada pembaca.<br>&nbsp; * Menggunakan kata ganti "kowe".<br>&nbsp; * Jarang digunakan dalam cerkak karena bisa terasa kurang alami.<br>&nbsp; <u>Contoh</u>: "Kowe ora bakal ngerti carane aku rumangsa."</p><p><strong>Sudut Pandang Orang Ketiga:</strong><br>&nbsp; * Narator berada di luar cerita dan menceritakan peristiwa dari sudut pandang orang lain.<br>&nbsp; * Menggunakan kata ganti "dheweke".<br>&nbsp; * Terbagi menjadi dua:<br>&nbsp; &nbsp; * Serba Tahu: Narator mengetahui segala sesuatu tentang semua karakter dan peristiwa.<br>&nbsp; &nbsp; * Terbatas: Narator hanya mengetahui pikiran dan perasaan satu atau beberapa karakter.<br>&nbsp; <u>Contoh: </u>"Dheweke lungguh ing kursi, mripate mendelik ngeliki ruangan."</p><p><strong>Sudut Pandang Campuran:</strong><br>&nbsp; * Pengarang menggunakan kombinasi dari beberapa sudut pandang dalam satu cerita.<br>&nbsp; * Memberikan efek yang lebih kompleks dan menarik.<br>Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sudut Pandang:<br>* Tujuan Penulis: Ingin menciptakan kesan personal, objektif, atau kombinasi keduanya?<br>* Karakter Utama: Siapa yang ingin ditonjolkan?<br>* Alur Cerita: Sudut pandang mana yang paling sesuai untuk menyampaikan alur cerita secara efektif?<br>Pentingnya Memahami Sudut Pandang:<br>* Membantu Memahami Cerita: Memudahkan pembaca untuk memahami maksud penulis dan merasakan emosi karakter.<br>* Menambah Kedalaman Cerita: Sudut pandang yang tepat dapat membuat cerita lebih menarik dan berkesan.<br>Contoh Penerapan dalam Cerkak:<br>* Sudut Pandang Orang Pertama: Cerita tentang seorang anak yang menceritakan pengalaman pertamanya pergi ke pasar.<br>* Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu: Novel sejarah yang menceritakan kehidupan seorang raja dari sudut pandang yang mengetahui segala rahasia kerajaan.<br>* Sudut Pandang Campuran: Cerita pendek yang bergantian menceritakan peristiwa dari sudut pandang tokoh utama dan tokoh antagonis.<br><i><u>Kesimpulan</u></i><br>Pilihan sudut pandang sangat berpengaruh terhadap kualitas sebuah cerkak. Dengan memahami berbagai jenis sudut pandang dan fungsinya, kita dapat lebih menikmati dan menganalisis karya sastra.</p><p>Semoga bisa membantumu</p><p>Semangattt&nbsp;</p>

Tentu, mari kita bahas lebih lanjut tentang sudut pandang dalam cerpen bahasa Jawa (cerkak).
Sudut Pandang dalam Cerkak
Sudut pandang adalah cara seorang pengarang menyajikan cerita, atau dengan kata lain, dari sudut mana cerita itu diceritakan. Dalam cerkak, ada beberapa jenis sudut pandang yang umum digunakan: 

Sudut Pandang Orang Pertama:
  * Narator menjadi bagian dari cerita dan menceritakan peristiwa dari sudut pandangnya sendiri.
  * Menggunakan kata ganti "aku" atau "kulo".
  * Memberikan kesan lebih personal dan intim.
  Contoh: "Aku lungo menyang pasar, banjur ketemu kanca lawas."

Sudut Pandang Orang Kedua:
  * Narator seolah-olah berbicara langsung kepada pembaca.
  * Menggunakan kata ganti "kowe".
  * Jarang digunakan dalam cerkak karena bisa terasa kurang alami.
  Contoh: "Kowe ora bakal ngerti carane aku rumangsa."

Sudut Pandang Orang Ketiga:
  * Narator berada di luar cerita dan menceritakan peristiwa dari sudut pandang orang lain.
  * Menggunakan kata ganti "dheweke".
  * Terbagi menjadi dua:
    * Serba Tahu: Narator mengetahui segala sesuatu tentang semua karakter dan peristiwa.
    * Terbatas: Narator hanya mengetahui pikiran dan perasaan satu atau beberapa karakter.
  Contoh: "Dheweke lungguh ing kursi, mripate mendelik ngeliki ruangan."

Sudut Pandang Campuran:
  * Pengarang menggunakan kombinasi dari beberapa sudut pandang dalam satu cerita.
  * Memberikan efek yang lebih kompleks dan menarik.
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sudut Pandang:
* Tujuan Penulis: Ingin menciptakan kesan personal, objektif, atau kombinasi keduanya?
* Karakter Utama: Siapa yang ingin ditonjolkan?
* Alur Cerita: Sudut pandang mana yang paling sesuai untuk menyampaikan alur cerita secara efektif?
Pentingnya Memahami Sudut Pandang:
* Membantu Memahami Cerita: Memudahkan pembaca untuk memahami maksud penulis dan merasakan emosi karakter.
* Menambah Kedalaman Cerita: Sudut pandang yang tepat dapat membuat cerita lebih menarik dan berkesan.
Contoh Penerapan dalam Cerkak:
* Sudut Pandang Orang Pertama: Cerita tentang seorang anak yang menceritakan pengalaman pertamanya pergi ke pasar.
* Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu: Novel sejarah yang menceritakan kehidupan seorang raja dari sudut pandang yang mengetahui segala rahasia kerajaan.
* Sudut Pandang Campuran: Cerita pendek yang bergantian menceritakan peristiwa dari sudut pandang tokoh utama dan tokoh antagonis.
Kesimpulan
Pilihan sudut pandang sangat berpengaruh terhadap kualitas sebuah cerkak. Dengan memahami berbagai jenis sudut pandang dan fungsinya, kita dapat lebih menikmati dan menganalisis karya sastra.

Semoga bisa membantumu

Semangattt 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

12

0.0

Jawaban terverifikasi