GERARDO A

28 Juli 2024 13:14

Iklan

GERARDO A

28 Juli 2024 13:14

Pertanyaan

Bantu dong kak

Bantu dong kak

 

alt

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

09

:

27

:

16

Klaim

3

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Kevin L

Gold

01 Agustus 2024 11:35

Jawaban terverifikasi

Media sosial punya pengaruh besar dalam mengubah sosial budaya masyarakat. Ini karena: * Akses Informasi Cepat: Berita dan tren menyebar sangat cepat, membentuk opini publik dengan mudah. * Jaringan Luas: Orang dari berbagai latar belakang bisa terhubung, menciptakan komunitas baru dan ide-ide segar. * Pengaruh Perilaku: Melihat perilaku orang lain di media sosial bisa memengaruhi cara kita berpakaian, berbicara, bahkan berpikir. Contoh: * Tren Fashion: Influencer di media sosial sering memulai tren fashion baru yang cepat diikuti banyak orang. * Gerakan Sosial: Media sosial memfasilitasi gerakan-gerakan sosial seperti #MeToo atau Black Lives Matter. * Bahasa: Singkatan dan emoji baru terus bermunculan dan menjadi bagian dari bahasa sehari-hari. * Konsumsi: Iklan dan promosi di media sosial mendorong gaya hidup konsumtif. Dampak Positif: * Kesadaran Sosial: Isu-isu sosial lebih mudah disuarakan dan didengar. * Akses Pendidikan: Informasi pendidikan bisa diakses oleh siapa saja. * Komunitas Pendukung: Orang dengan minat sama bisa saling mendukung. Dampak Negatif: * Hoax: Informasi palsu bisa menyebar dengan cepat dan menimbulkan perpecahan. * Kecanduan: Penggunaan berlebihan bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. * Perbandingan Diri: Perbandingan dengan kehidupan orang lain di media sosial bisa memicu rasa tidak puas. Kesimpulan: Media sosial adalah alat yang kuat. Penting untuk menggunakannya dengan bijak, memfilter informasi, dan menjaga keseimbangan antara dunia online dan offline.


Iklan

Cut K

30 Juli 2025 12:23

<p><strong>Akselerasi Penyebaran Informasi dan Ide:</strong></p><p>Media sosial memungkinkan informasi dan ide menyebar dengan sangat cepat, melampaui batas geografis. Sebuah tren, berita, atau gagasan bisa menjadi viral dalam hitungan jam.</p><p><strong>Dampak pada Budaya:</strong> Ini mempercepat difusi budaya (misalnya tren fashion, musik, tarian) dari satu tempat ke tempat lain, menciptakan budaya global yang lebih homogen di beberapa aspek, namun juga memunculkan subkultur baru.</p><p><strong>Dampak pada Sosial:</strong> Mempercepat penyadaran akan isu-isu sosial (misalnya lingkungan, hak asasi manusia), mendorong diskusi publik, dan bahkan memicu gerakan sosial.</p><p><strong>Pembentukan Opini Publik dan Mobilisasi Sosial:</strong></p><p>Media sosial menjadi arena di mana opini publik dibentuk, diperdebatkan, dan dimobilisasi. Hashtag dan kampanye online dapat menarik perhatian massa dan memicu aksi nyata.</p><p><strong>Dampak pada Budaya:</strong> Memunculkan atau mempopulerkan narasi-narasi budaya baru, menantang narasi yang ada, atau bahkan menciptakan identitas kelompok yang kuat berdasarkan minat atau pandangan tertentu.</p><p><strong>Dampak pada Sosial:</strong> Memfasilitasi gerakan protes, aksi kemanusiaan, atau kampanye politik. Individu yang sebelumnya merasa terisolasi dalam pandangannya bisa menemukan dukungan dan membentuk komunitas.</p><p><strong>Perubahan Pola Komunikasi dan Interaksi Sosial:</strong></p><p>Komunikasi menjadi lebih instan, informal, dan visual. Interaksi tatap muka seringkali digantikan atau dilengkapi dengan interaksi daring.</p><p><strong>Dampak pada Budaya:</strong> Memunculkan bahasa gaul, meme, dan bentuk komunikasi baru. Mempengaruhi etika dan sopan santun dalam berinteraksi (misalnya, <i>netiquette</i>).</p><p><strong>Dampak pada Sosial:</strong> Memungkinkan orang untuk tetap terhubung lintas jarak, namun juga berpotensi menyebabkan isolasi sosial bagi sebagian orang yang terlalu bergantung pada interaksi virtual. Batasan antara ranah pribadi dan publik menjadi kabur.</p><p><strong>Transformasi Identitas dan Ekspresi Diri:</strong></p><p>Media sosial menyediakan platform bagi individu untuk membangun dan memproyeksikan identitas mereka, bereksperimen dengan persona yang berbeda, dan mengekspresikan diri melalui konten visual dan tekstual.</p><p><strong>Dampak pada Budaya:</strong> Mendorong individualisme dan ekspresi diri. Munculnya tren personalisasi dan pencitraan diri. Konsep "influencer" menjadi bagian dari budaya populer.</p><p><strong>Dampak pada Sosial:</strong> Dapat meningkatkan kepercayaan diri dan rasa memiliki bagi sebagian orang, namun juga memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi akibat perbandingan sosial dan tekanan untuk "sempurna".</p><p><strong>Pergeseran Norma dan Nilai:</strong></p><p>Paparan terhadap berbagai budaya dan gaya hidup dari seluruh dunia melalui media sosial dapat menantang norma dan nilai tradisional yang ada di masyarakat.</p><p><strong>Dampak pada Budaya:</strong> Mendorong penerimaan terhadap keragaman, namun juga bisa menimbulkan konflik antar generasi atau antar kelompok yang memiliki nilai berbeda. Contohnya, pandangan tentang pernikahan, peran gender, atau ekspresi diri.</p><p><strong>Dampak pada Sosial:</strong> Mengubah ekspektasi sosial terhadap perilaku, penampilan, dan kesuksesan.</p><p>&nbsp;</p><p>Contoh Konkret Pengaruh Media Sosial pada Perubahan Sosial Budaya:</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Fenomena "FOMO" (Fear Of Missing Out) dan "JOMO" (Joy Of Missing Out):</strong></p><p><strong>Perubahan Sosial:</strong> Media sosial, dengan menampilkan kehidupan orang lain yang tampak "sempurna" atau "menyenangkan", memicu kecemasan bahwa seseorang melewatkan pengalaman penting. Ini mengubah cara orang merencanakan kegiatan sosial dan merasa tertekan untuk selalu aktif.</p><p><strong>Perubahan Budaya:</strong> Munculnya budaya pamer (flexing) dan keinginan untuk selalu terlihat aktif di media sosial. Di sisi lain, muncul juga gerakan balasan seperti JOMO yang mendorong pelepasan diri dari tekanan media sosial.</p><p><strong>Maraknya Tren Kecantikan dan Gaya Hidup dari Berbagai Negara:</strong></p><p><strong>Perubahan Sosial:</strong> Media sosial memungkinkan tren kecantikan Korea (K-Beauty), gaya hidup <i>aesthetic</i>, atau tren <i>fashion</i> global menyebar dengan cepat ke Indonesia. Ini memengaruhi preferensi konsumen, industri kecantikan, dan cara orang memandang penampilan.</p><p><strong>Perubahan Budaya:</strong> Pergeseran standar kecantikan dan gaya hidup yang dulunya lebih lokal menjadi lebih global. Adopsi rutinitas perawatan kulit atau gaya berpakaian yang awalnya asing.</p><p><strong>Gerakan Sosial Online (Online Social Movements):</strong></p><p><strong>Perubahan Sosial:</strong> Gerakan seperti #MeToo, Black Lives Matter, atau kampanye lingkungan (misalnya #SaveOurForest) mendapatkan momentum besar melalui media sosial. Ini memungkinkan individu untuk bersuara, mengorganisir diri, dan menekan perubahan kebijakan atau kesadaran publik terhadap isu-isu krusial.</p><p><strong>Perubahan Budaya:</strong> Mengubah percakapan tentang isu-isu sensitif, menantang norma-norma lama tentang diskriminasi, kekerasan, atau hak-hak minoritas. Memunculkan budaya aktivisme digital.</p><p><strong>Pergeseran Cara Berbelanja (E-commerce dan F-commerce):</strong></p><p><strong>Perubahan Sosial:</strong> Media sosial tidak hanya untuk bersosialisasi tetapi juga untuk berbelanja (terutama melalui fitur live shopping atau toko online di Instagram/TikTok). Ini mengubah perilaku konsumen dari belanja fisik ke belanja online yang lebih praktis.</p><p><strong>Perubahan Budaya:</strong> Munculnya budaya "impulse buying" (pembelian impulsif) dan ketergantungan pada ulasan online. Penjual kecil dapat menjangkau pasar yang lebih luas tanpa toko fisik, mengubah struktur ekonomi lokal.</p><p><strong>Perubahan Bahasa dan Komunikasi:</strong></p><p><strong>Perubahan Sosial:</strong> Penggunaan singkatan, emoji, meme, dan gaya bahasa informal menjadi umum dalam komunikasi sehari-hari, bahkan lintas generasi.</p><p><strong>Perubahan Budaya:</strong> Munculnya <i>internet slang</i> yang masuk ke dalam percakapan lisan dan tulisan, bahkan dalam konteks formal. Ini mencerminkan pergeseran dalam norma-norma berbahasa.</p>

Akselerasi Penyebaran Informasi dan Ide:

Media sosial memungkinkan informasi dan ide menyebar dengan sangat cepat, melampaui batas geografis. Sebuah tren, berita, atau gagasan bisa menjadi viral dalam hitungan jam.

Dampak pada Budaya: Ini mempercepat difusi budaya (misalnya tren fashion, musik, tarian) dari satu tempat ke tempat lain, menciptakan budaya global yang lebih homogen di beberapa aspek, namun juga memunculkan subkultur baru.

Dampak pada Sosial: Mempercepat penyadaran akan isu-isu sosial (misalnya lingkungan, hak asasi manusia), mendorong diskusi publik, dan bahkan memicu gerakan sosial.

Pembentukan Opini Publik dan Mobilisasi Sosial:

Media sosial menjadi arena di mana opini publik dibentuk, diperdebatkan, dan dimobilisasi. Hashtag dan kampanye online dapat menarik perhatian massa dan memicu aksi nyata.

Dampak pada Budaya: Memunculkan atau mempopulerkan narasi-narasi budaya baru, menantang narasi yang ada, atau bahkan menciptakan identitas kelompok yang kuat berdasarkan minat atau pandangan tertentu.

Dampak pada Sosial: Memfasilitasi gerakan protes, aksi kemanusiaan, atau kampanye politik. Individu yang sebelumnya merasa terisolasi dalam pandangannya bisa menemukan dukungan dan membentuk komunitas.

Perubahan Pola Komunikasi dan Interaksi Sosial:

Komunikasi menjadi lebih instan, informal, dan visual. Interaksi tatap muka seringkali digantikan atau dilengkapi dengan interaksi daring.

Dampak pada Budaya: Memunculkan bahasa gaul, meme, dan bentuk komunikasi baru. Mempengaruhi etika dan sopan santun dalam berinteraksi (misalnya, netiquette).

Dampak pada Sosial: Memungkinkan orang untuk tetap terhubung lintas jarak, namun juga berpotensi menyebabkan isolasi sosial bagi sebagian orang yang terlalu bergantung pada interaksi virtual. Batasan antara ranah pribadi dan publik menjadi kabur.

Transformasi Identitas dan Ekspresi Diri:

Media sosial menyediakan platform bagi individu untuk membangun dan memproyeksikan identitas mereka, bereksperimen dengan persona yang berbeda, dan mengekspresikan diri melalui konten visual dan tekstual.

Dampak pada Budaya: Mendorong individualisme dan ekspresi diri. Munculnya tren personalisasi dan pencitraan diri. Konsep "influencer" menjadi bagian dari budaya populer.

Dampak pada Sosial: Dapat meningkatkan kepercayaan diri dan rasa memiliki bagi sebagian orang, namun juga memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi akibat perbandingan sosial dan tekanan untuk "sempurna".

Pergeseran Norma dan Nilai:

Paparan terhadap berbagai budaya dan gaya hidup dari seluruh dunia melalui media sosial dapat menantang norma dan nilai tradisional yang ada di masyarakat.

Dampak pada Budaya: Mendorong penerimaan terhadap keragaman, namun juga bisa menimbulkan konflik antar generasi atau antar kelompok yang memiliki nilai berbeda. Contohnya, pandangan tentang pernikahan, peran gender, atau ekspresi diri.

Dampak pada Sosial: Mengubah ekspektasi sosial terhadap perilaku, penampilan, dan kesuksesan.

 

Contoh Konkret Pengaruh Media Sosial pada Perubahan Sosial Budaya:

 

Fenomena "FOMO" (Fear Of Missing Out) dan "JOMO" (Joy Of Missing Out):

Perubahan Sosial: Media sosial, dengan menampilkan kehidupan orang lain yang tampak "sempurna" atau "menyenangkan", memicu kecemasan bahwa seseorang melewatkan pengalaman penting. Ini mengubah cara orang merencanakan kegiatan sosial dan merasa tertekan untuk selalu aktif.

Perubahan Budaya: Munculnya budaya pamer (flexing) dan keinginan untuk selalu terlihat aktif di media sosial. Di sisi lain, muncul juga gerakan balasan seperti JOMO yang mendorong pelepasan diri dari tekanan media sosial.

Maraknya Tren Kecantikan dan Gaya Hidup dari Berbagai Negara:

Perubahan Sosial: Media sosial memungkinkan tren kecantikan Korea (K-Beauty), gaya hidup aesthetic, atau tren fashion global menyebar dengan cepat ke Indonesia. Ini memengaruhi preferensi konsumen, industri kecantikan, dan cara orang memandang penampilan.

Perubahan Budaya: Pergeseran standar kecantikan dan gaya hidup yang dulunya lebih lokal menjadi lebih global. Adopsi rutinitas perawatan kulit atau gaya berpakaian yang awalnya asing.

Gerakan Sosial Online (Online Social Movements):

Perubahan Sosial: Gerakan seperti #MeToo, Black Lives Matter, atau kampanye lingkungan (misalnya #SaveOurForest) mendapatkan momentum besar melalui media sosial. Ini memungkinkan individu untuk bersuara, mengorganisir diri, dan menekan perubahan kebijakan atau kesadaran publik terhadap isu-isu krusial.

Perubahan Budaya: Mengubah percakapan tentang isu-isu sensitif, menantang norma-norma lama tentang diskriminasi, kekerasan, atau hak-hak minoritas. Memunculkan budaya aktivisme digital.

Pergeseran Cara Berbelanja (E-commerce dan F-commerce):

Perubahan Sosial: Media sosial tidak hanya untuk bersosialisasi tetapi juga untuk berbelanja (terutama melalui fitur live shopping atau toko online di Instagram/TikTok). Ini mengubah perilaku konsumen dari belanja fisik ke belanja online yang lebih praktis.

Perubahan Budaya: Munculnya budaya "impulse buying" (pembelian impulsif) dan ketergantungan pada ulasan online. Penjual kecil dapat menjangkau pasar yang lebih luas tanpa toko fisik, mengubah struktur ekonomi lokal.

Perubahan Bahasa dan Komunikasi:

Perubahan Sosial: Penggunaan singkatan, emoji, meme, dan gaya bahasa informal menjadi umum dalam komunikasi sehari-hari, bahkan lintas generasi.

Perubahan Budaya: Munculnya internet slang yang masuk ke dalam percakapan lisan dan tulisan, bahkan dalam konteks formal. Ini mencerminkan pergeseran dalam norma-norma berbahasa.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

bagaimana caranya?

173

5.0

Jawaban terverifikasi