Erly F

05 Juni 2024 07:15

Iklan

Erly F

05 Juni 2024 07:15

Pertanyaan

apakah penyakit kuning bisa disembuhkan? dan kalau bisa apakah warna mata dan kulitnya akan kembali ke keadaan normal lagi?

apakah penyakit kuning bisa disembuhkan? dan kalau bisa apakah warna mata dan kulitnya akan kembali ke keadaan  normal lagi?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

20

:

32

:

24

Klaim

3

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Navniaaa N

05 Juni 2024 07:34

Jawaban terverifikasi

<p>sebenarnya untuk masalah penyakit ini banyak medis yang mengatakan tergantung dari stadium berapa dan seberapa parah penyakitnya...Ada yang dapat disembuhkan, tetapi ada pula yang kemungkinan penyembuhannya kecil, terutama pada stadium yang lanjut (misal pada kuning yang disebabkan oleh kanker).</p><p>Pada kondisi kelainan darah bawaan, pecahnya darah merah menyebabkan munculnya kuning. Kebanyakan penyakit ini bisa kambuh. Biasanya di pelrukan kontrol rutin agar penyakit tetap terkontrol dengan baik. Pada kondisi kehilangan darah yang banyak, bisa dilakukan tranfusi untuk mengganti darah yang hilang.</p><p>Penyakit kuning biasanya hilang dengan sendirinya atau penyedia layanan mengobatinya dengan fototerapi .</p><p>untuk kembali ke bentuk semula biasanya sulit untuk beberapa orang namun ada juga yang bisa melakukannya dengan sering melakukan fototerapi.&nbsp;</p><p>Meskipun biasanya sembuh dengan sendirinya pada bayi baru lahir, penyakit kuning pada orang dewasa dan anak-anak dapat menjadi tanda kondisi serius yang memerlukan perawatan medis.</p>

sebenarnya untuk masalah penyakit ini banyak medis yang mengatakan tergantung dari stadium berapa dan seberapa parah penyakitnya...Ada yang dapat disembuhkan, tetapi ada pula yang kemungkinan penyembuhannya kecil, terutama pada stadium yang lanjut (misal pada kuning yang disebabkan oleh kanker).

Pada kondisi kelainan darah bawaan, pecahnya darah merah menyebabkan munculnya kuning. Kebanyakan penyakit ini bisa kambuh. Biasanya di pelrukan kontrol rutin agar penyakit tetap terkontrol dengan baik. Pada kondisi kehilangan darah yang banyak, bisa dilakukan tranfusi untuk mengganti darah yang hilang.

Penyakit kuning biasanya hilang dengan sendirinya atau penyedia layanan mengobatinya dengan fototerapi .

untuk kembali ke bentuk semula biasanya sulit untuk beberapa orang namun ada juga yang bisa melakukannya dengan sering melakukan fototerapi. 

Meskipun biasanya sembuh dengan sendirinya pada bayi baru lahir, penyakit kuning pada orang dewasa dan anak-anak dapat menjadi tanda kondisi serius yang memerlukan perawatan medis.


Iklan

Nanda R

Community

09 Juni 2024 01:57

Jawaban terverifikasi

<p>Penyakit kuning, atau yang disebut juga dengan jaundice, bisa disembuhkan tergantung pada penyebabnya. Jaundice terjadi ketika terjadi penumpukan bilirubin yang tinggi dalam darah, yang kemudian menyebabkan kulit, mata, dan jaringan tubuh lainnya tampak kuning.</p><p>Penyebab jaundice bisa bervariasi, mulai dari masalah pada hati, gangguan pada saluran empedu, hingga kondisi medis lainnya. Oleh karena itu, pengobatan yang tepat akan tergantung pada penyebabnya.</p><p>Jika penyebab jaundice adalah karena masalah hati atau saluran empedu, pengobatan akan ditujukan untuk mengatasi kondisi yang mendasarinya. Ini bisa meliputi perawatan medis, perubahan gaya hidup, atau bahkan prosedur bedah jika diperlukan.</p><p>Jika jaundice disebabkan oleh kondisi yang dapat diobati, seperti infeksi virus hepatitis atau penyumbatan saluran empedu yang dapat dihilangkan, maka pengobatan tersebut dapat membantu mengurangi atau menghilangkan gejala kuning pada kulit dan mata.</p><p>Namun, perlu dicatat bahwa dalam beberapa kasus, jika terjadi kerusakan hati yang parah atau kondisi medis yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, perubahan warna pada kulit dan mata mungkin tidak sepenuhnya pulih ke kondisi normal, terutama jika kerusakan jaringan yang signifikan telah terjadi.</p><p>Sebagai tindakan pencegahan, penting untuk segera mencari bantuan medis jika Anda mengalami gejala jaundice seperti kuning pada kulit dan mata, karena hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius dan membutuhkan penanganan medis yang tepat.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

Penyakit kuning, atau yang disebut juga dengan jaundice, bisa disembuhkan tergantung pada penyebabnya. Jaundice terjadi ketika terjadi penumpukan bilirubin yang tinggi dalam darah, yang kemudian menyebabkan kulit, mata, dan jaringan tubuh lainnya tampak kuning.

Penyebab jaundice bisa bervariasi, mulai dari masalah pada hati, gangguan pada saluran empedu, hingga kondisi medis lainnya. Oleh karena itu, pengobatan yang tepat akan tergantung pada penyebabnya.

Jika penyebab jaundice adalah karena masalah hati atau saluran empedu, pengobatan akan ditujukan untuk mengatasi kondisi yang mendasarinya. Ini bisa meliputi perawatan medis, perubahan gaya hidup, atau bahkan prosedur bedah jika diperlukan.

Jika jaundice disebabkan oleh kondisi yang dapat diobati, seperti infeksi virus hepatitis atau penyumbatan saluran empedu yang dapat dihilangkan, maka pengobatan tersebut dapat membantu mengurangi atau menghilangkan gejala kuning pada kulit dan mata.

Namun, perlu dicatat bahwa dalam beberapa kasus, jika terjadi kerusakan hati yang parah atau kondisi medis yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, perubahan warna pada kulit dan mata mungkin tidak sepenuhnya pulih ke kondisi normal, terutama jika kerusakan jaringan yang signifikan telah terjadi.

Sebagai tindakan pencegahan, penting untuk segera mencari bantuan medis jika Anda mengalami gejala jaundice seperti kuning pada kulit dan mata, karena hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang serius dan membutuhkan penanganan medis yang tepat.

 

 


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

21

0.0

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

36

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Tentukan mana yang merupakan struktur abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,dan koda Teks 1 Racun Serangga Alkisah hiduplah sepasang suami istri dengan dua orang anaknya. Setiap pagi kedua anak tersebut pergi berkebun untuk membantu orang tuanya. Namun, tiba-tiba mereka berdua pulang ke rumah dengan tergesa-gesa. Kakak: "Bu, Ibu tolong bu, gawat ini adik menelan kecoa!" Ibu: "Astaga, kok bisa sih kak? Gimana ceritanya? Ayo cepat panggil Bapak suruh bawa dokter ke sini!" Kakak: "Jangan bu, malah tambah gawat nanti. Sebentar lagi kecoanya juga mati." Ibu: "Lho, kok bisa gitu kak?" Kakak: "Iya bu, soalnya adik sudah aku kasih racun serangga bu. Di botolnya kan ada tulisan "dapat membunuh serangga ekstra cepat." Ibu: "Astagfirullah, sembrono kamu!" Kakak: (bingung) Ibu: "Pak, Bapak anak kita makan kecoa." (sambil berlari mencari suaminya). Kakak: (masih tetap bingung) ------------------------------- Teks 2 Tukang roti Pada Pagi hari Azril duduk di teras rumahnya sembari menunggu tukang roti yang biasa lewat. Begitu tukang roti lewat Azril lantas memanggil sang penjual. Azril: "Beli rotinya, Pak." Tukang Roti: "Boleh silahkan mau roti yang mana." Azril: "Ini apa, Pak?" Tukang Roti: "Ini semangka." Azril: "Kalau yang ini apa?" Tukang Roti: "Srikaya." Azril: "Terus ini apa, Bang?" Tukang Roti: "Oh...kalau ini blueberry, dek." Azril: "Gimana sih, terus rotinya mana? Saya mau beli roti bukan buah, kok daritadi yang disebut buah-buahan aja. Gak jadi beli deh saya kalau gini." Tukang Roti: "Yang saya sebut tuh rasa rotinya!" Azril: "Gak jadi, deh!"

11

5.0

Jawaban terverifikasi