Ricky M

24 April 2024 16:49

Iklan

Iklan

Ricky M

24 April 2024 16:49

Pertanyaan

6. BM-6: Sampai dengan bulan Des 2022, iklan yang sudah diterbitkan sebesar Rp. 300.000,-. buat jurnal penyesuaian dan analisisan nya agar saya dpt mengerti(jika ada akun yang butuh d k coba buat sendiri sebagai contoh)


0

0


Empty Comment

Belum ada jawaban 🤔

Ayo, jadi yang pertama menjawab pertanyaan ini!

Mau jawaban yang cepat dan pasti benar?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Temukan jawabannya dari Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Data penyesuaian sebagai berikut: 1. iklan dibayar untuk 10 kali penerbitan, sampai 31 Desember 2008 sudah diterbitkan 6 kali 2. Peralatan disusutkan 10% 3. Perlengkapan yang terpakai Rp.500.000.00 4. Sewa untuk 3 tahun, dibayar 1 April2008 Berdasarkan keterangan di atas buatlah jurnal penyesuaian!

121

3.5

Jawaban terverifikasi

MRT, Moda Baru untuk Harapan Baru Jumat, 3 November 2017 16:40 WIB Jakarta (ANTARA News) - Boks girder terakhir telah terpasang di jalur Layang MRT di Jalan Kartini, Jakarta Selatan pada 31 Oktober Lalu. Pemasangan boks girder terakhir itu menandakan bahwa jalur Layang MRT sudah seluruhnya tersambung dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI). Artinya, penantian masyarakat untuk segera menikmati moda transportasi baru di Indonesia itu tidak Lama Lagi. Direktur PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan bahwa sa at i ni progres kontruksi proyek Tahap I MRT sudah mencapai 83,07 persen, dengan rincian untuk struktur Layang sudah sampai 7 4,64 persen, sementara untuk struktur bawah tanah sebesar 91,57 persen. Total panjang jalur Layang itu sendiri, yaitu 9,8 kilometer yang akan melewati Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR). Karena itu, menurut dia, diperlukan jenis pembangunan jembatan khusus atau special bn"dge sepanjang 174,5 meter yang akan dibangun dengan menggunakan metode balance cantilever. Ia optimistis pada akhir tahun ini progres akan mencapai 90 persen, artinya target penyelesaian seluruh konstruksi Tahap I pada Juli 2018 bisa tercapai. "Target 90 person sampai akhir tahun karena kereta akan datang pada tahun depan," kata William. Terkait status pembebasan lahan di Jalan Fatmawati, yakni di area Stasiun Cipete dan Stasiun Haji Nadi, saat ini masih menunggu dokumen putusan dari kasasi Mahkamah Agung, namun pemilik lahan Rashmee Mahesh Laimalani sudah mengizinkan MRT melaksanakan kegiatan konstruksi per 20 Oktober 2017. Selain itu, pemilik lahan Heriyantomo juga sudah mengizinkan MRT melaksanakan pekerjaan per 26 Oktober 2017. Pemberian izin tersebut setidaknya memberikan ruang gerak yang lebih leluasa agar proyek Tahap I MRT bisa segera rampung. "Kami harap tanah lain bisa dieksekusi agar bisa selesai," ujarnya. "Sehingga, pekerjaan selanjutnya bisa terfokus untuk depo dan stasiun, di mana terdapat tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah." Terkait faktor keamanan dan keselamatan, Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menuturkan saat ini pihaknya telah memasang pintu khusus untuk mencegah masuknya air ketika musim hujan yang berpotensi menimbulkan genangan di stasiun bawah tanah. Dari 13 stasiun, sedikitnya empat stasiun yang lokasinya dinilai lebih rendah akan dipasang empat pintu khusus tersebut. "Pintu itu berfungsi untuk mencegah air yang masuk, telah dipasang diem pat stasiun karena setelah kita cek, daerahnya lebih rendah," kata Silvia. Dia mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan alat pemadam kebakaran serta pengajuan agar sepanjang jalur MRT menjadi kawasan objek vital guna menadapatkan pengamanan khusus untuk menangkal dari ancaman kejahatan. "Dikebut" Sebagaimana hasil pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang di Tokyo beberapa waktu lalu bahwa Pemerintah Jepang ingin proyek Tahap I MRT diakselerasi. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo, sedangkan delegasi Jepang dipimpin oleh Wakil Menteri untuk Hubungan Internasional Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, Hiroshi Narahira. Pemerintah Jepang menginginkan adanya akselerasi guna penerapan teknologi yang diharapkan bisa dilaksanakan sesuai target pada Desember 2017. Bukan hanya karena penerapan teknologi, melainkan juga terkait pembayaran pinjaman yang juga akan dilakukan pada Desember 2017. Investasi Proyek MRT Tahap I itu sendiri bernilai Rp16 trilliun . Menanggapi hal tersebut, Sugihardjo menyampaikan bahwa Kementerian Perhubungan sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, namun karena adanya penyesuaian harga akibat adanya perubahan desain dan perpanjangan waktu konstruksi, maka perlu dilakukan inspeksi terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Namun, diyakini target pembayaran bulan Desember 2017 dapat terpenuhi. Sedangkan untuk pembangunan jalur KA MRT lintas Utara-Selatan tahap II dan MRT lintas Timur-Barat, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan akselerasi. Pihak Indonesia juga menyampaikan bahwa untuk skema finansial pada pembangunan MRT lintas Utara-Selatan tahap II, pembagian antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta akan sama dengan skema MRT lintas Utara-Selatan tahap I di mana Pemerintah Pusat akan menanggung *beban sebesar 49 persen dan Pemerintah DKI Jakarta akan menanggung *beban sebesar 51 persen. Selain kerja sama bidang intrastruktur, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang juga akan bekerja sama bidang perangkat lunak yaitu terkait dengan penyiapan regulasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang perkeretaapian khususnya untuk teknologi MRT dan LRT. Terkait hal itu, William menyebutkan pihaknya juga sudah menyiapkan SDM yang dikerahkan untuk pengoperasian MRT Jakarta, yaitu per 25 Oktober 2017 telah melatih 32 calon masinis dan 63 orang stat perawatan. "Agar Berkelanjutan" Berdasarkan Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana Angkutan Umum Massal Kereta Api (Mass Rapid Transit) Nomor 22 Than 2017, PT MRT Jakarta telah ditunjuk sebagai penyelenggara saran yang meliputi pembangunan, pengoperasian, perawatan, pengusahaan, serta penyelenggaraan kawasan berbasis transportasi (TOD). Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana MRT diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama 30 tahun sejak tanggal penetapan izin dan data diperpanjang untuk setiap kali waktu dengan durasi terlama 20 tahun. Menurut Komisaris MRT Jakarta yang juga menjabat sebagai Stat Ahli Bidang Teknologi, Lingkungan dan Energi Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, dengan adanya penugasan tersebut, maka akan menciptakan persaingan usaha yang sehat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2017 tentang Perkeretaapian yang mengamanatkan salah satunya, yaitu multioperator. Pasalnya, saat ini PT Kereta Api Indonesia melalui anak perusahaannya PT KAI Communuter Indonesia sudah kewalahan menampung 1,1 juta orang setiap harinya. "Karena itu, dibutuhkan alternatit selain agar penumpang bisa beralih ke moda lain, juga perusahaan bisa lebih kompetitit, " kata Mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan itu. Namun, untuk menarik penumpang beralih moda ke MRT dan mencapai target keterisian (ridership) sebanyak 173.000 orang per harinya, dibutuhkan penghitungan tarit yang sesuai. Direktur Keuangan MRT Jakarta Tuhiyat menyebutkan hitungan tarit, yaitu tidak lebih dari satu hingga 1,5 dolar AS, tau Rp13.000-Rp20.000, namun itu belum termasuk suntikan subsidi atau PSO dari Pemprov DKI Jakarta. Kalau idealnya Rp lO.OOO, artinya Pemda DKI harus memberikan PSO sekitar Rp8.000, kalau Rp12.000 subsidinya Rp6.000," katanya. Dongkrak dengan TOD Menurut, Guru Besar Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Danang Parikesit agar bisnis transportasi bisa berkelanjutan, maka suatu perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan dari tiket. Berkaca dari pengoperasian Mass Transit Railway (MTR) Hong Kong yang dinilai salah satu yang paling sukses di Asia, karena mengembangkan k(lwasan TOD di titik-titik stasiunnya. Sebuah studi, lanjut Danang, juga menunjukkan bahwa potensi terbesar MRT adalah pada kemampuan membangun wilayah. Pada awal pengoperasian MTR Hong Kong pada 1980-1990, menunjukkan kerugian, namun seiring dengan berkembangnya pembangunan TOD di kawasan sekitar stasiun, keuntungan yang didapat dari situ meroket dalam 10 tahun dan semakin jauh melampaui laba dari perusahaannya sendiri. "Artinya, kalaupun MTR Hong Kong ini menggratiskan penumpangnya, mereka masih untung," katanya. Padahal, MTR di sana tidak disubsidi dan harga tiket antarstasiun hanya sekitar Rp2 .500, meskipun pendapatan rata-rata penduduk Hong Kong lima sampai enam kali penduduk Jakarta. "Artinya bagaimana mengembalikan investasi MRT Jakarta Rp16 trilliun itu menjadi dua kali lipatnya yaitu Rp32 triliun, salah satu caranya, yaitu dengan TOD," ujar dia. Oanang mengatakan, dengan dikembangkannya TOD, peran moda transportasi lebih dari sekadar memindahkan orang, tetapi juga mendongkrak perekonomian daerah. PT MRT Jakarta sendiri telah ditugaskan untuk mengembangkan TOD Fase I berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 140 Tahun 2017. Seperti yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 182 Tahun 2012 tentang Panduan Rancang Kota (PRK) Pengembangan Koridor MRT Jakarta Tahap 1 bahwa seluruh kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta Tahap 1 akan menjadi kawasan TOD. Terdapat dua rencana induk yang MRT Jakarta persiapkan, yaitu Fase I yang meliputi Dukuh Atas, Blok M-Sisingamangaraja, Koridor Fatmawati Raya (Cipete, Blok A dan Haji Nawi) dan Fatmawati. Sementara itu, untuk Fast II, di antaranya Bundara HI, Setiabudi, Bendungan Hilir dan Istora-Senayan. Diharapkan dengan hadirnya MRT, tidak hanya menjadi alternatif moda yang turut serta mengurai kemacetan Ibukota, tetapi juga mempercepat gerak roda perekonomian negara. (Oleh Juwita Trisna Rahayu, Editor: Gilang Galiartha, COPYRIGHT © ANTARA 2017) 12. Kerjakan tugas-tugas berikut ini secara mandiri! d. Identifikasi informasi-informasi yang merupakan fakta!

1

1.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Iklan

Lakon Remaja FOGING Karya U. Nurochmat BABAK I PELAKU Wahyu Tukang sol sepatu Raban Pesuruh di balai desa Bi Acih Pedagang di warung Atin Pelajar SMP, anak Bi Acih Hasan Mantri kesehatan ADEGAN l PANGGUNG MENGGAMBARKAN SUASANA WARUNG BI ACIH PADA SUATU SIANG. JAM DINDING DI WARUNG ITU CUKUP JELAS TERLIHAT MENUNJUKKAN WAKTU PUKUL 13.07. DI DEPAN WARUNG DEKAT TIANG TERONGGOK PIKULAN SOL SEPATU MILIK WAHYU. WAHYU SENDIRI SEDANG SIBUK MENGUNYAH GORENGAN PISANG. SEMENTARA RABAN SEDANG MENIUPI KOPI YANG DIHIDANGKAN BI ACIH. SEDANGKAN ATIN, YANG MASIH BERSERAGAM SEKOLAH SEDANG MENCUCI GELAS DAN PIRING KOTOR DI SAMPING WARUNG. BI ACIH SEDANG MENGGORENG PISANG. Wahyu : (Mulutnya masih disesaki kunyahan goreng pisang) "Jadi, selanjutnya bagaimana kalau begitu?" Raban : (Mengaduk-aduk kopinya dengan sendok. Agak malas menjawab) "Ya, nggak tahulah. Tapi denger-denger, Senin besok akan dimusyawarahkan lagi." Bi Acih : (Tanpa menghentikan pekerjaannya, menoleh sebentar) "Wah, penduduknya keburu banyak yang mati kalo begitu. Masalah kecil saja, musyawarahnya harus beberapa kali." Atin : (Membawa piring dan gelas, yang sudah selesai dicuci, lalu berhenti di samping ibunya) "Tadi di sekolah Atin sudah ada yang dipulangkan karena sakit. Katanya sih, kena DBD." Raban : Ya, gak tahu, itu urusan Pak Lurah, Tin. (menyeruput kopi) Saya kan, cuma pesuruh. Maunya kita memang ingin serba cepat, tapi urusan para pejabat, kan tidak sesederhana itu. (kepada Wahyu) Betul, kan? Wahyu : (tersenyum menyindir) "Ya, memang. Apalagi ini urusan nyawa, Kang! Kalau aparatnya gesit, tentu gak begini. Cuma ngurus pengasapan nyamuk saja perlu musyawarah berhari-hari." ADEGAN 2 ATIN KELUAR PANGGUNG ARAH KANAN Bi Acih : "Di Kampung Jongos saja sudah disemprot kemarin." Raban : "Lain, Bi. Desa mereka kan, pake iuran dari masyarakat. Jadi dananya bukan dari kas desa." Bi Acih : "Aih-aih, kamµ ini, bagaimana, Ban? Kampung kita juga iuran. Kalau gak salah, Pak RT yang nagihin dua minggu yang lalu." Raban : (mengambil pisang) "Ya, gak tahulah, kalau begitu." Wahyu : "Kang Raban ini pegawai desa, tapi tidak tahu. Jangan-jangan Kang Raban tidak ikut iuran, ya?" Bi Acih : "Ya, nggaklah!" RABAN TERSENYUM MALU ADEGAN 3 HASAN DATANG DENGAN PAKAIAN DAN TAS DINASNYA. DIA TAMPAKNYA SUDAH BIASA MAMPIR DI WARUNG BI ACIH. Raban : (Girang melihat kedatangan Hasan) "Nah, Pak Hasan, nih, yang mengerti masalahnya. Kamu boleh tanya lebih banyak kepada beliau." Hasan : (Duduk di samping Raban) "Apa, sih?" (tersenyum) "Minum saja belum, sudah dituduh mengerti. Coba Mas Raban ceritakan dulu, apa persoalannya?" Wahyu : "Aku yang ngomong!" (sambil mengubah posisi duduknya) "Di beberapa kampung sudah banyak yang terkena demam berdarah, Pak." Hasan : (Hanya melirik dan tersenyum. Perhatiannya segera beralih kepada Bi Acih) "Tolong buat es teh manis, Bi." Wahyu : (Tidak terpengaruh untuk melanjutkan pembicaraannya) "Beberapa minggu yang lalu Pak RT memberitahukan bahwa pengasapan di kampung kita ini akan dilaksanakan sekarang, tapi, kata Kang Raban, belum bisa dilakukan. Nah, kenapa tuh, Pak?" Hasan : (Menerima segelas teh manis dari Bi Acih) "O, begitu. Mungkin belum ada biayanya?" Bi Acih : "Sudah, Pak Mantri. Malah sudah lama." · Hasan : "Ya, mungkin, peralatannya yang belum ada. Kalaupun ada, mungkin belum giliran kita karena keterbatasan peralatan, atau karena prosedur." ADEGAN 4 ATIN DATANG SUDAH BERGANTI PAKAIAN. Hasan : "Lagi pula masalah demam berdarah tidak akan selesai dan teratasi hanya dengan foging. Masih banyak hal yang dapat kita lakukan bersama." Atin : "Betul Pak Mantri. Kata Pak Guru juga ada cara lain yang dapat kita lakukan, yaitu 3M, menguras, mengubur, dan menutup barang-barang yang menampung air." Hasan : ''Tuh, kalau sekolah begitu. Biar masih anak-anak, sudah banyak tahu." Raban : "Benar, ya. Saya menyesal dulu nakal, jadi SD aja gak tamat. Nasibnya, ya, begini ... jadi tukang sapu kantor desa." Wahyu : "Sama, saya juga cuma jadi tukang sol." Hasan : "Tapi, ingat! Menyesal kemudian tiada guna. Jadi tidak perlu kita menyesali nasib berkepanjangan. Sekarang syukuri saja yang sudah ada. Barang siapa yang pandai bersyukur, niscaya Allah melipatgandakan kenikmatannya." SEMUA MENGANGGUK-ANGGUK PUAS DAN MENGERTI. HASAN MEMINUM TEH MANISNYA. Bi Acih : "Pak Hasan belum menerangkan alasan foging di kampung kita belum dilakukan." Hasan : "Pertama, mungkin biaya belum ada. Kalau sudah ada, kedua, mungkin peralatan terbatas. Ketiga, prosedur atau strategi pengasapan mengharuskan kampung ini ditunda penyemprotannya." Wahyu : (Heran sampai mulutnya agak menganga) "Maksud Pak Hasan, mm ... apa tuh, tadi yang terakhir? Mmm ...." (memejamkan mata mengingat-ingat) Atin : "Prosedur dan strategi?" Wahyu : (girang) "Nah, itu! Produser dan apa tadi?" Raban : "Energi! (yakin) Duh, payah, nyebutnya aja gak bisa!" Atin : (Tersenyum bersama Hasan, dan Bi Acih) "Bukan, Bang! Tapi Prosedur dan strategi." Hasan : "Begini,'' (memindahkan letak gelasnya) "Prosedur artinya aturan atau petunjuk tatacara melakukannya. Sedangkan strategi itu taktik agar pengasapan benar-benar efektif artinya berhasil dengan baik." Wahyu : (kepada Raban) "Mengerti, gak?" Raban : "Ala, seperti kamu mengerti aja." MELANJUTKAN MINUMNYA. SELESAI peristiwa apa yang dialami oleh mereka?

7

0.0

Jawaban terverifikasi

Gadis sore ini setelah jam kerjanya menjaga toko Bu Gilang selesai, ia mengunjungi rumah Rista sahabatnya semasa SMA dulu. Gadis : Sore, Ris. Rista : Sore juga, apa kabar? Gadis : Masih seperti biasanya. Merasa gila* karena usai gajian langsung jatuh miskin semiskin-miskinnya. Rista : Pindah kerja saja, Dis. Kamu ada setoran rutin dengan gaji seperti kutukan segitu kamu gak akan bisa makan layak. Gadis : Maunya juga gitu, tapi kalau tak lepas belum tentu aku segera dapat kerja yang baru. Nanti tambah kasihan ibuku ... Rista : Nanti coba tak tanya temen kalau ada info lowongan. Rista lalu mengambil smartphone-nya, dan menghubungi salah satu kontak di sana. Rista : Hallo Intan, bisa bantu? Intan : Bantu apa, Ris .. ? Rista : Kalau ada info lowongan di resto bapakmu hubungi aku ya? Intan : Wah ... mau kuliah nyambi kerja? Rista : Bukan, ini untuk temanku ... OK .. ? Rista menutup telepon dan seulas senyum tersirat di wajah manisnya yang kalem. Rista : Temanku bilang kalau ada lowongan dia hubungi aku. Resto bapaknya lumayan besar, gajinya gak akan mengecewakan. Di sana kamu dapat jatah libur, gak kerja rodi seperti yang sekarang. Gadis : Iya, makasih ya, Ris. Gadis hendak berpamitan pulang, saat sampai di depan pagar rumah Rista. Lewatlah sepasang suami istri, Bu Gilang dan Pak Bayu. Gilang : Jangan tidur larut malam, Dis. Ingat, besok kerja! Rista seketika merasa marah, di luar jam kerja masih saja diurusi majikan yang cerewetnya minta ampun. Heran Gadis bisa betah, coba kalau tidak ada tanggungan sudah lama Gadis kabur! Bayu : Ibu apa-apaan sih, kan sudah bukan urusan kita Gadis mau tidur jam berapa. Yang penting besok bisa masuk kerja. Gilang : Bapak tahu gak, kalau Rista itu sepertinya mau membuat Gadis keluar dari toko. Nanti bahaya Pak, kita bisa kerepotan! Mbok cari cara biar Gadis gak bisa pindah kerja ... Bayu : Kita kan sudah menggajinya sedikit, mana bisa pindah dia? Nanti juga kesulitan buat nabung dan gak berani keluar ... Gadis kini sudah sampai di kostnya, merasa lelah dan pening kepalanya. Serasa mau pecah, memikirkan nasibnya yang terasa buram nyaris suram masa depan. Ia hanya bisa berdoa malam ini, semoga keajaiban datang! Tiba-tiba pintu kostnya diketuk. Rista : Dis, kita ke rumahku. Temenku datang, bilang resto bapaknya memang butuh karyawan. Akhirnya Gadis pun kembali ke rumah Rista dan bertemu dengan Pak Rudi. Rudi : Resto saya sedang butuh waitress. Kalau kamu mau. Gadis : Saya mau, Pak, tapi saya belum keluar dari tempat kerja yang sekarang. Rudi : Wah, susah ya ... Rista : ltu bukan masalah, Pak, toh Gadis butuh uang buat bantu ibunya. Bapak bantulah pak ... Rudi : Kamu keluar dulu, nanti kamu datang ke resto bapak. Gadis merasa lega bukan main. Kini tinggal selangkah lagi untuk bisa keluar dari pekerjaan yang menyiksanya lahir batin. Sayangnya saat mengajukan pengunduran diri, Gadis diberi waktu enam bulan. Alasannya untuk mendapatkan karyawan penggantinya terlebih dahulu. Gadis merasa berat jika harus mengencangkan sabuk hingga 6 bulan lamanya. Khawatir badan tinggal tulang, takut pulang bertemu sang ibu. Gadis : Saya gak bisa kalau menunggu 6 bulan lagi. Besok lusa saya sudah harus bekerja di tempat baru. Gilang : Kok bisa??! Gak bisa ini ... ! Rista : Kok gak bisa kenapa, Bu? Wong ibu juga gak ngasih gaji layak. Ya harus terima karyawan gak bisa loyal. .. Sudah, ayo pulang, Dis! Yang penting sudah bilang. Toh lusa kamu sudah kerja di tempat yang lebih baik. Gilang : Kamu tak laporkan polisi loh ... Rista : Laporkan saja, Bu. Nanti saya juga laporkan ibu ke Depnaker ... biar digerus toko ibu! Bu Gilang hanya diam seribu bahasa, tidak bisa berkata meskipun hanya sepatah. Gadis akhirnya pergi bersama Rista. Gadis : Wah ... kamu berani juga ya sama orang tua ... Rista : Orang dzalim itu harus dilawan. Diam itu emas, Dis. Tapi, mengatakan kebenaran adalah intan permata. Gak akan sadar orang kalau kita cuma menunggu dan diam saja ... Gadis mengangguk setuju dengan pendapat Rista barusan. Selang sehari setelahnya, Gadis kini sudah bekerja di resto besar. Membuatnya merasa bersyukur, saat kesabarannya berbuah manis. Ia berharap rezeki yang didapatkan akan lebih baik, dan memberikan bantuan yang layak kepada ibunya di rumah. Agar tidak lagi bersusah dan bersedih. (Sumber: www.sahabatnesia. comjcontoh-teks-naskah-drama/) Identifikasi tema teks drama tersebut!

8

4.0

Jawaban terverifikasi

MRT, Moda Baru untuk Harapan Baru Jumat, 3 November 2017 16:40 WIB Jakarta (ANTARA News) - Boks girder terakhir telah terpasang di jalur Layang MRT di Jalan Kartini, Jakarta Selatan pada 31 Oktober Lalu. Pemasangan boks girder terakhir itu menandakan bahwa jalur Layang MRT sudah seluruhnya tersambung dari Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI). Artinya, penantian masyarakat untuk segera menikmati moda transportasi baru di Indonesia itu tidak Lama Lagi. Direktur PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan bahwa sa at i ni progres kontruksi proyek Tahap I MRT sudah mencapai 83,07 persen, dengan rincian untuk struktur Layang sudah sampai 7 4,64 persen, sementara untuk struktur bawah tanah sebesar 91,57 persen. Total panjang jalur Layang itu sendiri, yaitu 9,8 kilometer yang akan melewati Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR). Karena itu, menurut dia, diperlukan jenis pembangunan jembatan khusus atau special bridge sepanjang 174,5 meter yang akan dibangun dengan menggunakan metode balance cantilever. Ia optimistis pada akhir tahun ini progres akan mencapai 90 persen, artinya target penyelesaian seluruh konstruksi Tahap I pada Juli 2018 bisa tercapai. "Target 90 person sampai akhir tahun karena kereta akan datang pada tahun depan," kata William. Terkait status pembebasan lahan di Jalan Fatmawati, yakni di area Stasiun Cipete dan Stasiun Haji Nadi, saat ini masih menunggu dokumen putusan dari kasasi Mahkamah Agung, namun pemilik lahan Rashmee Mahesh Laimalani sudah mengizinkan MRT melaksanakan kegiatan konstruksi per 20 Oktober 2017. Selain itu, pemilik lahan Heriyantomo juga sudah mengizinkan MRT melaksanakan pekerjaan per 26 Oktober 2017. Pemberian izin tersebut setidaknya memberikan ruang gerak yang lebih leluasa agar proyek Tahap I MRT bisa segera rampung. "Kami harap tanah lain bisa dieksekusi agar bisa selesai," ujarnya. "Sehingga, pekerjaan selanjutnya bisa terfokus untuk depo dan stasiun, di mana terdapat tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah." Terkait faktor keamanan dan keselamatan, Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim menuturkan saat ini pihaknya telah memasang pintu khusus untuk mencegah masuknya air ketika musim hujan yang berpotensi menimbulkan genangan di stasiun bawah tanah. Dari 13 stasiun, sedikitnya empat stasiun yang lokasinya dinilai lebih rendah akan dipasang empat pintu khusus tersebut. "Pintu itu berfungsi untuk mencegah air yang masuk, telah dipasang diem pat stasiun karena setelah kita cek, daerahnya lebih rendah," kata Silvia. Dia mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan alat pemadam kebakaran serta pengajuan agar sepanjang jalur MRT menjadi kawasan objek vital guna menadapatkan pengamanan khusus untuk menangkal dari ancaman kejahatan. "Dikebut" Sebagaimana hasil pertemuan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang di Tokyo beberapa waktu lalu bahwa Pemerintah Jepang ingin proyek Tahap I MRT diakselerasi. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo, sedangkan delegasi Jepang dipimpin oleh Wakil Menteri untuk Hubungan Internasional Kementerian Tanah, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, Hiroshi Narahira. Pemerintah Jepang menginginkan adanya akselerasi guna penerapan teknologi yang diharapkan bisa dilaksanakan sesuai target pada Desember 2017. Bukan hanya karena penerapan teknologi, melainkan juga terkait pembayaran pinjaman yang juga akan dilakukan pada Desember 2017. Investasi Proyek MRT Tahap I itu sendiri bernilai Rp16 trilliun . Menanggapi hal tersebut, Sugihardjo menyampaikan bahwa Kementerian Perhubungan sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak, namun karena adanya penyesuaian harga akibat adanya perubahan desain dan perpanjangan waktu konstruksi, maka perlu dilakukan inspeksi terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Namun, diyakini target pembayaran bulan Desember 2017 dapat terpenuhi. Sedangkan untuk pembangunan jalur KA MRT lintas Utara-Selatan tahap II dan MRT lintas Timur-Barat, kedua belah pihak sepakat untuk melakukan akselerasi. Pihak Indonesia juga menyampaikan bahwa untuk skema finansial pada pembangunan MRT lintas Utara-Selatan tahap II, pembagian antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta akan sama dengan skema MRT lintas Utara-Selatan tahap I di mana Pemerintah Pusat akan menanggung *beban sebesar 49 persen dan Pemerintah DKI Jakarta akan menanggung *beban sebesar 51 persen. Selain kerja sama bidang intrastruktur, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang juga akan bekerja sama bidang perangkat lunak yaitu terkait dengan penyiapan regulasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang perkeretaapian khususnya untuk teknologi MRT dan LRT. Terkait hal itu, William menyebutkan pihaknya juga sudah menyiapkan SDM yang dikerahkan untuk pengoperasian MRT Jakarta, yaitu per 25 Oktober 2017 telah melatih 32 calon masinis dan 63 orang stat perawatan. "Agar Berkelanjutan" Berdasarkan Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana Angkutan Umum Massal Kereta Api (Mass Rapid Transit) Nomor 22 Than 2017, PT MRT Jakarta telah ditunjuk sebagai penyelenggara saran yang meliputi pembangunan, pengoperasian, perawatan, pengusahaan, serta penyelenggaraan kawasan berbasis transportasi (TOD). Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana MRT diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama 30 tahun sejak tanggal penetapan izin dan data diperpanjang untuk setiap kali waktu dengan durasi terlama 20 tahun. Menurut Komisaris MRT Jakarta yang juga menjabat sebagai Stat Ahli Bidang Teknologi, Lingkungan dan Energi Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono, dengan adanya penugasan tersebut, maka akan menciptakan persaingan usaha yang sehat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2017 tentang Perkeretaapian yang mengamanatkan salah satunya, yaitu multioperator. Pasalnya, saat ini PT Kereta Api Indonesia melalui anak perusahaannya PT KAI Communuter Indonesia sudah kewalahan menampung 1,1 juta orang setiap harinya. "Karena itu, dibutuhkan alternatit selain agar penumpang bisa beralih ke moda lain, juga perusahaan bisa lebih kompetitit, " kata Mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan itu. Namun, untuk menarik penumpang beralih moda ke MRT dan mencapai target keterisian (ridership) sebanyak 173.000 orang per harinya, dibutuhkan penghitungan tarit yang sesuai. Direktur Keuangan MRT Jakarta Tuhiyat menyebutkan hitungan tarif, yaitu tidak lebih dari satu hingga 1,5 dolar AS, tau Rp13.000-Rp20.000, namun itu belum termasuk suntikan subsidi atau PSO dari Pemprov DKI Jakarta. Kalau idealnya Rp lO.OOO, artinya Pemda DKI harus memberikan PSO sekitar Rp8.000, kalau Rp12.000 subsidinya Rp6.000," katanya. Dongkrak dengan TOD Menurut, Guru Besar Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Danang Parikesit agar bisnis transportasi bisa berkelanjutan, maka suatu perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan dari tiket. Berkaca dari pengoperasian Mass Transit Railway (MTR) Hong Kong yang dinilai salah satu yang paling sukses di Asia, karena mengembangkan k(lwasan TOD di titik-titik stasiunnya. Sebuah studi, lanjut Danang, juga menunjukkan bahwa potensi terbesar MRT adalah pada kemampuan membangun wilayah. Pada awal pengoperasian MTR Hong Kong pada 1980-1990, menunjukkan kerugian, namun seiring dengan berkembangnya pembangunan TOD di kawasan sekitar stasiun, keuntungan yang didapat dari situ meroket dalam 10 tahun dan semakin jauh melampaui laba dari perusahaannya sendiri. "Artinya, kalaupun MTR Hong Kong ini menggratiskan penumpangnya, mereka masih untung," katanya. Padahal, MTR di sana tidak disubsidi dan harga tiket antarstasiun hanya sekitar Rp2 .500, meskipun pendapatan rata-rata penduduk Hong Kong lima sampai enam kali penduduk Jakarta. "Artinya bagaimana mengembalikan investasi MRT Jakarta Rp16 trilliun itu menjadi dua kali lipatnya yaitu Rp32 triliun, salah satu caranya, yaitu dengan TOD," ujar dia. Oanang mengatakan, dengan dikembangkannya TOD, peran moda transportasi lebih dari sekadar memindahkan orang, tetapi juga mendongkrak perekonomian daerah. PT MRT Jakarta sendiri telah ditugaskan untuk mengembangkan TOD Fase I berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 140 Tahun 2017. Seperti yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 182 Tahun 2012 tentang Panduan Rancang Kota (PRK) Pengembangan Koridor MRT Jakarta Tahap 1 bahwa seluruh kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta Tahap 1 akan menjadi kawasan TOD. Terdapat dua rencana induk yang MRT Jakarta persiapkan, yaitu Fase I yang meliputi Dukuh Atas, Blok M-Sisingamangaraja, Koridor Fatmawati Raya (Cipete, Blok A dan Haji Nawi) dan Fatmawati. Sementara itu, untuk Fast II, di antaranya Bundara HI, Setiabudi, Bendungan Hilir dan Istora-Senayan. Diharapkan dengan hadirnya MRT, tidak hanya menjadi alternatif moda yang turut serta mengurai kemacetan Ibukota, tetapi juga mempercepat gerak roda perekonomian negara. (Oleh Juwita Trisna Rahayu, Editor: Gilang Galiartha, COPYRIGHT © ANTARA 2017) 12. Kerjakan tugas-tugas berikut ini secara mandiri! b. Identifikasi permasalahan yang mendasari penulisan artikel tersebut!

1

0.0

Jawaban terverifikasi