Indonesia merupakan salah satu wilayah episentrum penemuan bagi fosil-fosil manusia purba yang hidup pada Masa Praaksara (masa sebelum mengenal tulisan). Di antara beberapa tempat penemuan tersebut terletak di Sangiran, Ngandong, serta Mojokerto. Di daerah-daerah tersebut ditemukan dua jenis manusia purba, yakni Homo soloensis dan Pithecanthropus mojokertensis.
Homo soloensis ditemukan di dua lokasi, tepatnya di Ngandong dan Sangiran, oleh Ter Haar, dan Oppenoorth. Homo soloensis hidup sekitar 900.000-300.000 tahun silam. Adapun beberapa karakteristik fisik dari manusia purba ini:
- rangka tengkorak berbentuk lonjong dan tebal,
- gigi geraham besar dan kuat,
- tinggi badan 165-180 cm, dan
- volume otak 1000-1300 cc.
Sementara Pithecanthropus mojokertensis ditemukan pada tahun 1936 oleh von Koenigswald di Desa Perning, Mojokerto. Adapun beberapa karakteristik fisik manusia purba ini:
- bagian kening terlihat menonjol,
- memiliki badan yang hampir tegak dengan tinggi 165-180 cm, dan
- kapasitas otak berukuran 750-1300 cc.
Dari pengenalan terhadap kedua jenis manusia purba Homo soloensis dan Pithecanthropus mojokertensis, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang mencolok, yakni ukuran volume otak. Homo soloensis memiliki volume yang lebih besar sehingga menegaskan bahwa kecerdasan Homo soloensis lebih berkembang. Meski bukan satu-satunya alasan, tetapi salah satu tanda perkembangan hidup manusia purba terkait dengan volume otak. Semakin besar volume otak, kecerdasan dalam memandang persoalan hidup akan semakin berkembang.
Jadi, opsi jawaban benar adalah D.