Variasi pengembangan teks yang benar adalah ...

"Sudah tidak apa-apa, masih ada jalur tes, nanti ikut aja, nanti ayah temenin ujiannya," kata ayah menenangkan saya yang masih menangis sesenggukan. Memang saat itu saya menangis sejadi-jadinya karena saya terlalu optimistis, terlalu percaya diri. Padahal memang masih ada jalur tes atau SBMPTN, tetapi saya tidak berminat mengikutinya karena soalnya pasti sangat rumit. 

"Loh, kenapa kamu menangis. Kan masih ada jalur tes. Untuk apa ditangisi?" begitu kata ayah menenangkan saya yang masih menangis sesenggukan. Ya, memang saat itu saya menangis sejadi-jadinya karena saya terlalu optimistis, terlalu percaya diri. Padahal masih ada jalur tes atau SBMPTN, tetapi saya tidak berminat sama sekali. 

"Kamu tidak perlu menangis, tidak ada gunanya sama sekali," kata ayah menenangkan saya yang masih menangis sesenggukan. Memang saat itu saya menangis sejadi-jadinya karena saya terlalu optimistis, terlalu percaya diri. Padahal masih ada jalur tes atau SBMPTN, tetapi saya tidak berminat sama sekali. 

Ayah merasa heran melihat saya menangis sesenggukan. Ayah malah tertawa melihat saya menangis. Kata ayah, hal itu tidak perlu disesali sebab masih ada jalur tes, masih ada jalur SBMPTN yang bisa saya ikuti. Akan tetapi, saya tidak berminat sama sekali, saya inginnya diterima lewat jalur undangan. 

Ayah kaget mengetahui saya menangis. Berkali-kali ayah berusaha menenangkan saya, tapi saya tetap menangis sejadi-jadinya. Saya kelewat optimistis, terlalu percaya diri. Itu kesalahan saya. Coba jika saya tidak terlalu optimistis, mungkin saya bisa diterima lewat jalur undangan itu, yang saya idam-idamkan.