Pattimura lahir pada tanggal 8 Juni 1783 dari ayah Frans Matulesi dengan Ibu Fransina Silahoi. Pattimura adalah pahlawan yang berjuang untuk Maluku melawan VOC Belanda. Sebelumnya, Pattimura adalah mantan sersan di militer Inggris. pada tahun 1816 Inggris bertekuk lutut kepada Belanda.
Kedatangan kembali kolonial Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat Maluku. Hal ini disebabkan karena kondisi politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad. Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura.
Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang serta berhasil mengoordinir raja-raja dan patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan, dan membangun benteng-benteng pertahanan. Dalam perjuangan menentang Belanda, ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi, dan Jawa.
Puncak perlawanan terjadi pada tanggal 16 Mei 1817. Rakyat Saparua di bawah kepemimpinan Kapitan Pattimura tersebut berhasil merebut benteng Duurstede. Tentara Belanda yang ada dalam benteng itu semuanya tewas, termasuk Residen Van den Berg. Pasukan Belanda yang dikirim kemudian untuk merebut kembali benteng itu juga dihancurkan pasukan Kapitan Pattimura. Selama tiga bulan benteng tersebut berhasil dikuasai pasukan Kapitan Patimura.
Dalam serangan kedua, Belanda mengerahkan pasukan yang lebih banyak dilengkapi dengan persenjataan yang lebih modern. Pasukan Pattimura akhirnya kewalahan dan terpukul mundur. Tak berselang lama, Kapitan Pattimura berhasil ditangkap pasukan Belanda. Bersama beberapa anggota pasukannya, dia dibawa ke Ambon. Di sana beberapa kali dia dibujuk agar bersedia bekerja sama dengan pemerintah Belanda, namun selalu ditolaknya. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Atas kegigihannya memperjuangkan kemerdekaan, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai “Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan” oleh pemerintah Republik Indonesia.
Dengan demikian, perjuangan pahlawan nasional Kapitan Pattimura terdapat pada Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Belanda. Puncak perlawanan terjadi pada tanggal 16 Mei 1817 dengan rakyat Saparua berhasil merebut benteng Duurstede. Selama tiga bulan benteng tersebut berhasil dikuasai pasukan Kapitan Patimura. Sayangnya, peperangan harus berakhir setelah Belanda menyerang dengan persenjataan yang lebih modern. Tak berselang lama Kapitan Pattimura berhasil ditangkap pasukan Belanda dan dijatuhi hukuman mati pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon.