Iklan

Pertanyaan

Bacalah puisi di bawah ini!
 

Museum Perjuangan
(Kuntowijoyo)


Susunan batu yang bulat bentuknya
berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di atas meja
menanti putusan pengunjungnya.
Aku tahu sudah, di dalamnya
tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan impian
Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut cintanya
dan tak pernah kembali
Bukalah tutupnya
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan semboyan
Merdeka atau Mati.
Ingatlah, sesudah sebuah perang
selalu pertempuran yang baru
melawan dirimu.space 

Tuliskan majas puisi tersebut!

Tuliskan majas puisi tersebut!space 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

10

:

29

:

43

Klaim

Iklan

A. Acfreelance

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

majas yang terdapat dalam puisi tersebut di antaranya, hiperbola, personifikasi, eufimisme, dan repetisi.

majas yang terdapat dalam puisi tersebut di antaranya, hiperbola, personifikasi,  eufimisme, dan repetisi.space 

Pembahasan

Puisi adalah suatu karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Majas (gaya bahasa) merupakan suatu ungkapan dalam puisi yang membuat puisi menadi 'hidup'. Penggunaan majas dalam puisimenimbulkan penyimpangan makna. Berikut jenis-jenis majas dalam puisi : Alegori: ungkapan kiasan atau penggambaran. Metafora: perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda. Metonimia: menyatakan suatu hal dengan dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan (misalnya menyebutkan merek dagang). Litotes: ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan diri. Hiperbola: ungkapan yang berlebihan dan tidak masuk akal. Dalam kutipan, tersimpan darah dan air mata kekasih , dan terkubur kenangan dan impian . Personifikasi: mengungkapkanbenda mati sebagai sesuatu yang seolah-olah hidup layaknya manusia.Dalam kutipan, Bukalah tutupnya senapan akan kembali berbunyi meneriakkan semboyan Merdeka atau Mati . Pars Pro Toto: menggunakan sebagian objek untuk mengungkapkan keseluruhan objek. Totem Pro Parte: mengungkapkan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian objek saja. Eufimisme: menggunakan ungkapan halus terhadap ungkapan yang dirasa kasar atau merugikan. Dalam kutipan, Ingatlah, sesudah sebuah perang selalu pertempuran yang baru melawan dirimu . Ironi: sindiran yang diungkapkan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang sebaliknya. Sarkasme: sindiran yang kasar. Sinisme: ungkapan yang bersifat mencemooh ide atau pemikiran. Pleonasme: menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas. Repetisi: pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya. Dalam kutipan, Aku tahu sudah di dalamnya (disebutkan tiga kali di baris kelima, ketujuh, dan kesembilan). Aliterasi: menggunakan pengulangan huruf konsonan pada awal kata Dengan demikian, majas yang terdapat dalam puisi tersebut di antaranya, hiperbola, personifikasi, eufimisme, dan repetisi.

Puisi adalah suatu karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata.

Majas (gaya bahasa) merupakan suatu ungkapan dalam puisi yang membuat puisi menadi 'hidup'. Penggunaan majas dalam puisi menimbulkan penyimpangan makna.

Berikut jenis-jenis majas dalam puisi:

  1. Alegori: ungkapan kiasan atau penggambaran.
     
  2. Metafora: perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.
     
  3. Metonimia: menyatakan suatu hal dengan dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan (misalnya menyebutkan merek dagang).
     
  4. Litotes: ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan diri.
     
  5. Hiperbola: ungkapan yang berlebihan dan tidak masuk akal. Dalam kutipan, tersimpan darah dan air mata kekasih, dan terkubur kenangan dan impian.
     
  6. Personifikasi: mengungkapkan  benda mati sebagai sesuatu yang seolah-olah hidup layaknya manusia. Dalam kutipan, Bukalah tutupnya senapan akan kembali berbunyi meneriakkan semboyan Merdeka atau Mati.
     
  7. Pars Pro Toto: menggunakan sebagian objek untuk mengungkapkan keseluruhan objek.
     
  8. Totem Pro Parte: mengungkapkan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian objek saja.
     
  9. Eufimisme: menggunakan ungkapan halus terhadap ungkapan yang dirasa kasar atau merugikan. Dalam kutipan, Ingatlah, sesudah sebuah perang selalu pertempuran yang baru melawan dirimu.
     
  10. Ironi: sindiran yang diungkapkan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang sebaliknya.
     
  11. Sarkasme: sindiran yang kasar.
     
  12. Sinisme: ungkapan yang bersifat mencemooh ide atau pemikiran.
     
  13. Pleonasme: menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas.
     
  14. Repetisi: pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya. Dalam kutipan, Aku tahu sudah di dalamnya (disebutkan tiga kali di baris kelima, ketujuh, dan kesembilan).
     
  15. Aliterasi: menggunakan pengulangan huruf konsonan pada awal kata

Dengan demikian, majas yang terdapat dalam puisi tersebut di antaranya, hiperbola, personifikasi,  eufimisme, dan repetisi.space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

6

Iklan

Pertanyaan serupa

Analisislah unsur-unsur pembangun puisi (fisik dan batin) tersebut!

3

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia