Terang redupnya suatu lampu ditentukan oleh Daya lampu (yang besarnya tergantung pada jenis rangkaian/sumber tegangan)
P=I2R
Karena lampu memiliki kesamaan (daya dan tegangan yang tertulis), maka R akan sama nilainya untuk semua lampu sehingga besarnya daya hanya bergantung pada kuat arus listrik yang mengalir pada lampu. Besarnya arus listrik bergantung pada jenis rangkaian pada lampu tersebut.
1) Lampu G akan menyala paling terang, karena lampu G satu-satunya lampu yang dirangkai seri pada rangkaian sehingga kuat arusnya paling besar, maka dayanya semakin besar pula sehingga menyala paling terang.
2) Lampu A,B,C dan E disusun secara paralel sehingga kuat arus yang mengalir dibagi pada percabangannya. Karena hambatannya tiap lampu sama yaitu R, maka hambatan total pada lampu ABC adalah 3R karena disusun seri sehingga akan lebih besar daripada hambatan lampu E yang hanya R sehingga kuat arus yang mengalir pada lampu A,B,C adalah 1/4 I sedangkan pada lampu E 3/4 I. sehingga nyala lampu E lebih terang daripada lampu A,B, dan C.
3) Lampu D, F disusun secara paralel dimana tiap percabangannya hanya ada 1 lampu yaitu lampu D dan F. Sehingga kuat arus yang mengalir dibagi sama besar yaitu 1/2 I pada lampu D dan 1/2 I pada lampu F.
Urutan kuat arus dari yang terbesar dari ke-7 lampu di atas adalah lampu G, kemudian lampu E, kemudian lampu D, F dan yang terakhir lampu A,B,C. Sehingga nyala terangnya lampu yang berdasar besar kecilnya daya dilihat dari besar kecilnya kuat arus. lampu yang memiliki kuat arus terbesar akan memiliki daya terbesar dan akan menyala paling terang dan sebaliknya. Sehingga urutan nyala lampu dari yang paling redup dari ketujuh lampu di atas adalah lampu A,B,C kemudian lampu D,F, kemudian lampu E dan terakhir lampu G.
Dengan demikian urutan lampu yang akan menyala paling redup yaitu lampu A,B,C- D,F - E- G