Iklan
Pertanyaan
Bacalah kutipan teks drama berikut!
Pada Suatu Hari
Karya: Arifin C. Noor
(...)
Sunyi.
Nenek: "Berkomplot."
Kakek: "Tidak baik mengada-ada."
Nenek: "Bahkan kau diam-diam memelihara kaktus dalam kakus."
Kakek: "Tidak melulu kaktus tapi beberapa jenis bunga lainnya, juga .... "
Nenek tiba-tiba menangis sangat kerasnya.
Kakek: "Diamlah, sayang. Kalau kau diam saya akan menyanyi lagi. Diamlah. Saya akan menyanyi dua buah lagu sekaligus. Sayang diamlah. Lagi jangan terlalu keras kau menangis nanti kau batuk kalau batuk tenggorokan bisa luka dan suara bisa serak. Selain itu apa kata anak-anak nanti kalau mereka datang. Sayang. Atau, kau mau saya membaca kitab suci? Dongeng? Saya akan membaca bagaimana Nabi Nuh melayani singa betina yang bunting, sementara seekor kera sakit enfluensa."
Nenek: "Biarpun kau dukung saya dari sini ke kamar, saya tidak akan diam."
Kakek: "Baiklah, saya tidak akan berbuat apa-apa tapi kau mau diam."
Nenek: "Kalau kau tidak berbuat apa-apa, saya akan menangis lebih keras lagi. "
Kakek: "Tuhanku, kepala saya cuma satu dan puyeng. Kalau saja saya punya tiga kepala barangkali saya tahu apa yang harus saya perbuat agar kau diarn. Tapi kepala saya cuma satu dan tangis kau memenuhi kepala saya dengan sejuta lalat hijau. Tuhan-ku."
Nenek: "Saya akan terus menangis. Biar geledek menyambar saya tetap menangis."
Kakek: "Katakan bidadariku apa yang .... "
Nenek: "Saya bukan bidadari."
Kakek: "Katakan malaikatku."
Nenek: "Saya bukan malaikat! "
Kakek: "Katakan dewiku .... "
Nenek: "Saya bukan dewi."
Kakek: "Terserah siapa kau tapi katakan .... "
Nenek: "Saya istrimu!"
Kakek: "Ya, katakan istriku apa yang .... "
Nenek: "Saya bukan istrimu! "
Kakek: "Tuhan-ku."
Nenek: "Kau kejam. Kau bagaikan patung perunggu dengan hati terbuat dari timah. Kau tidak punya perasaan. Kau nodai percintaan kita dengan perempuan berhati kaktus. Hatimu ular kobra. Kejam! Kejam! Tuhan, masukkan dia ke dalam neraka sampai kukunya hangus."
Kakek: (menangis) "Doamu jahat."
Nenek: “Biar.”
Kakek: "Kau ingin saya masuk neraka?"
Nenek: "Bukan. Kerak neraka. Neraka paling neraka."
Kakek: "Kau kejam dan kau sendiri? "
Nenek: "Ke sorga. "
Kakek: "Kau egoistis."
Nenek: "Biar."
Kakek: "Kenapa kita tidak sama-sama satu tempat?"
Nenek: "Tidak sudi. "
Kakek: "Kau rupanya ingin kita pisah."
Nenek: "Ya, saya ingin kita pisah tapi kau tidak mengerti."
Nenek: "... Saya ingin kita cerai. "
Kakek: "Cerai?"
Nenek: "Ya, cerai. Hari ini juga kita ke pengadilan. Kita cerai.”
Kakek: "Sayang, kau harus panjang berpikir untuk sampai ke sana."
Nenek: "Kalau saya panjang pikir saya takut kita nanti tidak jadi cerai. "
Kakek: “Tapi kau harus berpikir....”
Nenek: "Dalam soal perceraian tidak perlu pikiran, tapi perasaan seperti halnya soal percintaan. Pokoknya kita harus cerai. Hari ini juga kita harus selesaikan surat-suratnya."
Kakek: "Sekarang sudah terlalu siang dan saya kira kantor-kantor ...."
Nenek: "Kalau kantor-kantor tutup besok pun jadi, tapi mulai malam ini saya tidak sudi tidur satu kamar bersama kau. Kau boleh tidur di kamar baca di atas kitab-kitabmu bersama rayap-rayapnya ."
Suara Nita: "Bustami."
Suara Joni: "Ya, nyonya! "
Kakek: "Kau dengar? Nita sudah datang."
Joni lewat.
Kakek: "Sayang diamlah."
Nenek: "Saya tidak mau diam."
Kakek: "Nita datang."
Nenek: "Tidak peduli. "
Joni lewat membawa banyak bungkusan belanja, begitu muncul Nita begitu nenek lari ke dalam.
(...)
Tema kutipan drama tersebut adalah ....
pertengkaran suami-istri
kesedihan suami-istri
kecemburuan suami-istri
perceraian suami-istri
perpisahan suami-istri
Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb
Habis dalam
00
:
09
:
57
:
54
Iklan
S. Nurjannah
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Jember
3
0.0 (0 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia