Sultan Agung memiliki ketertarikan dalam bidang sastra, filsafat (Jawa), politik, dan agama. Ia terkenal karena berhasil menyusun Sastra Gending yang merupakan karya sastra peninggalan kerajaan Mataram juga Surya Alam yang merupakan Undang-Undang yang berisi perpaduan antara adat-istiadat serta hukum Islam.
Selain itu, Sultan Agung juga menyusun kalender Jawa dengan menggunakan perhitungan Islam. Dalam menciptakan kalender Jawa, Sultan Agung mengadopsi sistem pada Kalender Hijriah dan Kalender Saka. Sultan Agung mengubah nama-nama bulan yang ada pada kalender Hijriah seperti, bulan Muharram yang diganti dengan Sura dan Ramadhan yang diganti dengan Pasa. Untuk penyebutan tahun, Sultan Agung masih tetap menggunakan tahun Saka.
Kalender Jawa dimulai tepat pada tanggal 1 Sura tahun 1955, bertepatan pada tanggal 1 Muharram tahun 1043 Hijriah dan 8 Agustus 1633 Masehi. Setiap pergantian tahun di Kalender Jawa disebut dengan 1 Suro yang biasanya diperingati dengan tradisi Upacara Malam Satu Suro.
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas, maka peran penting Sultan Agung dalam pengembangan kalender pada masa Islam adalah Sultan Agung menyusun kalender Jawa dengan mengadopsi sistem pada Kalender Hijriah dan Kalender Saka.