Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan ion negatif. Hal itu dapat terjadi karena adanya gaya elektrostatis antara ion positif dan ion negatif. Oleh karena itu, ikatan ion terjadi antara atom logam (elektropositif) dan atom nonlogam (elektronegatif). Hal itu terjadi karena antara unsur logam dan nonlogam merniliki perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar. Perbedaan itu memungkinkan terjadinya serah terima elektron. Ikatan ion juga disebut ikatan elektrovalen atau heteropolar.
Untuk menjawab soal di atas, maka unsur 17X perlu dibuat konfigurasi elektronnya terlebih dahulu dan ditentukan elektron valensi serta letak golongannya dalam sistem periodik unsur. Konfiguasi elektron dari unsur 17X adalah sebagai berikut.
17X=[10Ne] 3s2 3p5
Berdasarkan konfigurasi elektron tersebut, diketahui bahwa unsur X memiliki elektron valensi 3s2 dan 3p5, sehingga jumlah elektron terluarnya adalah 7, maka unsur X adalah unsur nonlogam yang terletak pada golongan VII A. Unsur X yang memiliki 7 buah elektron valensi akan memiliki kecenderungan untuk menarik 1 buah elektron untuk mencapai kestabilan (kaidah oktet), maka untuk membentuk senyawa yang berikatan ion, unsur X harus berikatan dengan unsur yang memiliki kecenderungan melepaskan elektron terluarnya (elektropositif) atau unsur logam.
Untuk mengetahui unsur manakah yang merupakan unsur logam, maka perlu dibuat terlebih dahulu konfigurasi elektron dari unsur 8A, 11D, 15B, 3Y, dan 19Z. Konfigurasi elektron dari kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut.
8A11D15B3Y19Z=====1s2 2s2 2p4[10Ne] 3s1[10Ne] 3s2 3p31s2 2s1[18Ar] 4s1
Berdasarkan konfigurasi kelima unsur di atas, dapat diketahui bahwa yang termasuk unsur logam adalah atom 11D, 3Y, dan 19Z. Ketiga unsur tersebut memiliki jumlah elektron yang sama, yaitu 1 elektron valensi, maka ketiga unsur tersebut jika berikatan dengan unsur 17X akan membentuk ikatan ion. Pada soal di atas, unsur 17X akan berikatan dengan unsur yang dapat membentuk ikatan yang bersifat paling ionik, maka perlu dipilih dari atom 11D, 3Y, dan 19Z yang memiliki kecenderungan energi ionisasi terkecil. Atom-atom unsur yang cenderung mudah melepaskan elektron terluarnya memiliki energi ionisasi yang relatif kecil.
Energi ionisasi adalah nilai energi minimum yang diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepas sebuah elektron paling luar (yang terikat paling lemah) membentuk ion positif. Energi ionisasi unsur yang rendah menunjukkan bahwa atom tersebut mudah melepaskan elektronnya. Atom 11D, 3Y, dan 19Z, terletak pada golongan yang sama karena memiliki elektron valensi yang sama. Dalam satu golongan, makin ke bawah, energi ionisasi makin kecil. Hal itu terjadi karena dalam satu golongan makin ke bawah jari-jari atom makin besar sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah. Makin lemah gaya tarikan inti, makin mudah pula elektron dilepaskan. Dengan demikian, dalam satu golongan, besar energi ionisasi ditentukan oleh jumlah kulit atom.
Unsur 11D terletak pada periode 3, unsur 3Y terletak pada periode 2, dan unsur 19Z terletak pada periode 4, maka berdasarkan jumlah kulitnya, unsur 19Z merupakan unsur dengan energi ionisasi terendah dan unsur yang paling mudah melepaskan elektron (paling elektropositif).
Dengan demikian, maka unsur 17X akan membentuk senyawa dengan ikatan yang paling bersifat ion apabila bersenyawa dengan unsur 19Z.
Jadi, jawaban yang tepat adalah E.