Iklan

Pertanyaan

Soal terdiri atas 3 bagian, yaitu PERNYATAAN; kata SEBAB; dan ALASAN yang disusun berurutan. Tujuan utama agresi militer Belanda II adalah menguasai kota Yogyakarta. SEBAB Belanda gagal menangkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M. Hatta.

Soal terdiri atas 3 bagian, yaitu PERNYATAAN; kata SEBAB; dan ALASAN yang disusun berurutan.

Tujuan utama agresi militer Belanda II adalah menguasai kota Yogyakarta.

SEBAB

Belanda gagal menangkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M. Hatta.

  1. Pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab dan akibat. 

  2. Pernyataan benar, alasan benar, tetapi keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab dan akibat. 

  3. Pernyataan benar dan alasan salah. 

  4. Pernyataan salah dan alasan benar. 

  5. Pernyataan dan alasan salah. 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

07

:

04

:

44

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Pembahasan
lock

Permyataan Benar. Sebagai konsekuensi dari Perjanjian Renville, pasukan-pasukan Siliwangi di Jawa Barat yang sebelumnya merupakan basis gerilya Indonesia yang tidak dapat direbut Belanda harus hijrah ke Yogyakarta. Kota ini adalah bagian dari wilayah Indonesia berdasarkan Garis van Mook dan oleh para pemimpin Indonesia dijadikan sebagai ibu kota republik. Keputusan untuk hijrah ini diikuti perpindahan besar atau long march Divisi Siliwangi ke Surakarta dan Yogyakarta pada 17 Januari 1948. Di Yogyakarta, rakyat, pemerintah dan TNI bersatu aktif melancarkan serangan gerilya ke wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda. Meskipun melanggar gencatan senjata, serangan-serangan tersebut dilakukan karena adanya kekhawatiran dari para tokoh bangsa Indonesia bahwa Belanda berniat menguasai sepenuhnya wilayah Republik Indonesia. Situasi keamanan di Jawa semakin memburuk. Dengan alasan itu dan tudingan bahwa Indonesia sering melanggar gencatan senjata, Belanda mengepung Kota Yogyakarta pada 19 Desember 1948. Aksi militer ini dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda II. terdapat beberapa tujuan Agresi Militer Belanda II, yaitu: Menghancurkan status Republik Indonesia sebagai kesatuan negara. Menguasai Ibukota sementara Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta. Menangkap pemimpin-pemimpin pemerintahan Indonesia. Alasan Salah. Pada Agresi Militer Belanda II Belanda mulai menyerang Yogyakarta secara mendadak pada Minggu pagi 19 Desember 1945. Belanda menyerang Yogyakarta melalui jalur darat dan udara. Angkatan Udara dan pasukan terjun payung dikerahkan oleh Belanda untuk membombardir lapangan terbang Maguwo dan kawasan timur kota Yogyakarta. Tentara Indonesia sangat terkejut dengan serangan cepat yang dilakukan oleh Belanda dan tidak mampu berbuat banyak. Pada sore hari 19 Desember 1945, Yogyakarta berhasil dikuasai oleh Belanda dan Istana pemerintah Indonesia dapat ditaklukan. Selanjutnya, Belanda melakukan penangkapan terhadap pemimpin tertinggi negara seperti Soekarno, Moh Hatta, Agus Salim dan jajaran kabinet yang berada di Istana. Soekarno dan Hatta diasingkan ke Bangka. Sebelumnya, kedua tokoh ini ditempatkan di Prapat, Sumatra Utara. Bersama kedua tokoh ini, diasingkan pula tokok-tokoh lain, seperti Sutan Syahrir, Moh. Roem, Agus Salim, dan A.G. Pringgodigdo. Sehari sebelum ditahan, yaitu pada 18 Desember, para pemimpin Indonesia ini sempat menggelar sidang kabinet. Sidang tersebut memutuskan untuk mengirim radiogram kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara yang saat itu tengah berada di Sumatra untuk membentuk PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) dengan pusat di Bukittinggi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang benar adalah C.

Permyataan Benar. Sebagai konsekuensi dari Perjanjian Renville, pasukan-pasukan Siliwangi di Jawa Barat yang sebelumnya merupakan basis gerilya Indonesia yang tidak dapat direbut Belanda harus hijrah ke Yogyakarta. Kota ini adalah bagian dari wilayah Indonesia berdasarkan Garis van Mook dan oleh para pemimpin Indonesia dijadikan sebagai ibu kota republik. Keputusan untuk hijrah ini diikuti perpindahan besar atau long march Divisi Siliwangi ke Surakarta dan Yogyakarta pada 17 Januari 1948. Di Yogyakarta, rakyat, pemerintah dan TNI bersatu aktif melancarkan serangan gerilya ke wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda. Meskipun melanggar gencatan senjata, serangan-serangan tersebut dilakukan karena adanya kekhawatiran dari para tokoh bangsa Indonesia bahwa Belanda berniat menguasai sepenuhnya wilayah Republik Indonesia. Situasi keamanan di Jawa semakin memburuk. Dengan alasan itu dan tudingan bahwa Indonesia sering melanggar gencatan senjata, Belanda mengepung Kota Yogyakarta pada 19 Desember 1948. Aksi militer ini dikenal dengan nama Agresi Militer Belanda II. terdapat beberapa tujuan Agresi Militer Belanda II, yaitu:  Menghancurkan status Republik Indonesia sebagai kesatuan negara. Menguasai Ibukota sementara Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta. Menangkap pemimpin-pemimpin pemerintahan Indonesia.

Alasan Salah. Pada Agresi Militer Belanda II Belanda mulai menyerang Yogyakarta secara mendadak pada Minggu pagi 19 Desember 1945. Belanda menyerang Yogyakarta melalui jalur darat dan udara. Angkatan Udara dan pasukan terjun payung dikerahkan oleh Belanda untuk membombardir lapangan terbang Maguwo dan kawasan timur kota Yogyakarta. Tentara Indonesia sangat terkejut dengan serangan cepat yang dilakukan oleh Belanda dan tidak mampu berbuat banyak. Pada sore hari 19 Desember 1945, Yogyakarta berhasil dikuasai oleh Belanda dan Istana pemerintah Indonesia dapat ditaklukan. Selanjutnya, Belanda melakukan penangkapan terhadap pemimpin tertinggi negara seperti Soekarno, Moh Hatta, Agus Salim dan jajaran kabinet yang berada di Istana. Soekarno dan Hatta diasingkan ke Bangka. Sebelumnya, kedua tokoh ini ditempatkan di Prapat, Sumatra Utara. Bersama kedua tokoh ini, diasingkan pula tokok-tokoh lain, seperti Sutan Syahrir, Moh. Roem, Agus Salim, dan A.G. Pringgodigdo. Sehari sebelum ditahan, yaitu pada 18 Desember, para pemimpin Indonesia ini sempat menggelar sidang kabinet. Sidang tersebut memutuskan untuk mengirim radiogram kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara yang saat itu tengah berada di Sumatra untuk membentuk PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) dengan pusat di Bukittinggi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang benar adalah C.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

19

Iklan

Pertanyaan serupa

Dalam Agresi Militer II, Belanda berhasil mengambil alih Jogjakarta dan pada tanggal 25 Desember dimulai perang gerilya yang dilakukan tentara Indonesia dibawah pimpinan ...

7

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia