Iklan

Pertanyaan

Selama demokrasi parlementer berbagai program untuk penguatan ekonomi nasional digelar mulai dari program Benteng, sistem Ali-Baba, dan Gerakan Assat. Namun, semua gagal membangkitkan ekonomi nasional. Analisis dan jelaskan pengusaha mana yang dianggap sebagai penghambat dalam upaya penguatan ekonomi nasional tersebut dalam program tersebut!

Selama demokrasi parlementer berbagai program untuk penguatan ekonomi nasional digelar mulai dari program Benteng, sistem Ali-Baba, dan Gerakan Assat. Namun, semua gagal membangkitkan ekonomi nasional. Analisis dan jelaskan pengusaha mana yang dianggap sebagai penghambat dalam upaya penguatan ekonomi nasional tersebut dalam program tersebut!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

15

:

43

:

24

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

selama demokrasi parlementer berbagai program untuk penguatan ekonomi nasional digelar mulai dari program Benteng, sistem Ali-Baba, dan Gerakan Assat. Namun, semua gagal membangkitkan ekonomi nasional karenapengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.

selama demokrasi parlementer berbagai program untuk penguatan ekonomi nasional digelar mulai dari program Benteng, sistem Ali-Baba, dan Gerakan Assat. Namun, semua gagal membangkitkan ekonomi nasional karena pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.

Pembahasan

Pembahasan
lock

Sistem ekonomi gerakan benteng bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional. Program ini dicetuskan oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo, seorang ahli ekonomi Indonesia, yang dituangkan dalam program kerja Kabinet Natsir. Pada dasarnya sistem ekonomi ini bertujuan untuk melindungi para pengusaha dalam negeri dengan cara memberikan bantuan berupa kredit dan bimbingan konkret. Sekitar 700 pengusaha dalam negeri telah mendapat bantuan kredit dari pemerintah. Namun, program ini tidak berjalan dengan baik karena kebiasaan konsumtif yang dimiliki oleh pengusaha dalam negeri. Banyak yang menggunakan dana kredit tersebut untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Sistem ekonomi Ali Baba diprakarsai oleh Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo menteri ekonomi pada masa Kabinet Ali I. Kabinet ini fokus pada kebijakan Indonesia dan mengutamakan kaum pribumi. Kata “Ali” mewakili pengusaha pribumi dan “Baba” mewakili pengusaha Tionghoa. Program ini berisi pemberian kredit dan lisensi pemerintah untuk pengusaha swasta nasional pribumi agar dapat bersaing dengan pengusaha nonpribumi. Namun, program ini gagal karena pengusaha pribumi masih miskin dibandingkan pengusaha nonpribumi. Gerakan Assaat terjadi pada tahun 1956 didasari oleh kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap dominasi orang-orang keturunan Cina pada bidang perekonomian Indonesia. Hal tersebut membuat para pengusaha berinisiatif untuk membentuk suatu organisasi yang dijadikan sebagai wadah perjuangan yang dinamakan Badan Perjuangan KENSI yang kemudian lebih dikenal dengan Gerakan Assaat. Nama gerakan ini diambil dari nama Mr. Assaat, yakni orang yang dinilai sebagai orang yang memiliki simpati dan kepedulian tinggi terhadap keresahan bangsanya. Pemerintah mendukung gerakaan Assaat ini dibuktikan dengan pernyataan secara resmi yang dikeluarkan pemerintah tentang pemberian lisensi khusus dari pemerintah untuk para pengusaha pribumi atau warga Indonesia asli. Namun berakhir gagal karna memicu kebencian dan permusuhan masyarakat pribumi terhadap masyarakat keturunan china Dengan demikian, selama demokrasi parlementer berbagai program untuk penguatan ekonomi nasional digelar mulai dari program Benteng, sistem Ali-Baba, dan Gerakan Assat. Namun, semua gagal membangkitkan ekonomi nasional karenapengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.

Sistem ekonomi gerakan benteng bertujuan untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional. Program ini dicetuskan oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo, seorang ahli ekonomi Indonesia, yang dituangkan dalam program kerja Kabinet Natsir. Pada dasarnya sistem ekonomi ini bertujuan untuk melindungi para pengusaha dalam negeri dengan cara memberikan bantuan berupa kredit dan bimbingan konkret. Sekitar 700 pengusaha dalam negeri telah mendapat bantuan kredit dari pemerintah. Namun, program ini tidak berjalan dengan baik karena kebiasaan konsumtif yang dimiliki oleh pengusaha dalam negeri. Banyak yang menggunakan dana kredit tersebut untuk memenuhi kepentingan pribadinya.

Sistem ekonomi Ali Baba diprakarsai oleh Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo menteri ekonomi pada masa Kabinet Ali I. Kabinet ini fokus pada kebijakan Indonesia dan mengutamakan kaum pribumi. Kata “Ali” mewakili pengusaha pribumi dan “Baba” mewakili pengusaha Tionghoa. Program ini berisi pemberian kredit dan lisensi pemerintah untuk pengusaha swasta nasional pribumi agar dapat bersaing dengan pengusaha nonpribumi. Namun, program ini gagal karena pengusaha pribumi masih miskin dibandingkan pengusaha nonpribumi.

Gerakan Assaat terjadi pada tahun 1956 didasari oleh kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap dominasi orang-orang keturunan Cina pada bidang perekonomian Indonesia. Hal tersebut membuat para pengusaha berinisiatif untuk membentuk suatu organisasi yang dijadikan sebagai wadah perjuangan yang dinamakan Badan Perjuangan KENSI yang kemudian lebih dikenal dengan Gerakan Assaat. Nama gerakan ini diambil dari nama Mr. Assaat, yakni orang yang dinilai sebagai orang yang memiliki simpati dan kepedulian tinggi terhadap keresahan bangsanya.

Pemerintah mendukung gerakaan Assaat ini dibuktikan dengan pernyataan secara resmi yang dikeluarkan pemerintah tentang pemberian lisensi khusus dari pemerintah untuk para pengusaha pribumi atau warga Indonesia asli.

Namun berakhir gagal karna memicu kebencian dan permusuhan masyarakat pribumi terhadap masyarakat keturunan china

Dengan demikian, selama demokrasi parlementer berbagai program untuk penguatan ekonomi nasional digelar mulai dari program Benteng, sistem Ali-Baba, dan Gerakan Assat. Namun, semua gagal membangkitkan ekonomi nasional karena pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

7

Iklan

Pertanyaan serupa

Mengapa dalam perkembangannya program Gerakan Benteng tidak berhasil mencapai tujuan?

27

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia