Perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah sudah berlangsung cukup lama sejak masa kerajaan. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16 awalnya hanya untuk berdagang rempah-rempah dan disambut baik. Namum lama-lama mereka menerapkan kolonialisme dan imperalisme yang ingin menguasai Indonesia, sehingga muncul perlawanan kepada negara penjajah di berbagai daerah. Kondisi tersebut berlangsung cukup lama sebelumnya akhirya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945. Hanya saja perjuangan yang dilakukan di berbagai daerah mengalami kegagalan dan mampu ditaklukan. Sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan. Ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni: perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak, secara fisik menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya sehingga kalah dalam persenjataan, dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik, seperti tokoh agama, atau bangsawan. bersifat sporadis atau musiman, efektifnya politik adu domba (devide et impera).
Dengan demikian, faktor penyebab kegagalan perjuangan sebelum tahun 1908 adalah perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak, secara fisik menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya sehingga kalah dalam persenjataan, dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik, seperti tokoh agama, atau bangsawan. bersifat sporadis atau musiman, efektifnya politik adu domba (devide et impera).