Iklan

Iklan

Pertanyaan

Sebutkan dan jelaskan teori-teori tentang kekerasan !

Sebutkan dan jelaskan teori-teori tentang kekerasan !

undefined 

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Dalam Ilmu sosiologi konflik sosial dan kekerasan tidak bisa dipisahkan sebagai bentuk dari adanya gejala sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada konflik sosial dapat diartikan sebagaipertentangan antaranggota atau masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan. Konflik ini terjadi karena didasari adanya kepentingan-kepentingan dari pihak-pihak tertentu. Sebagai kajian ilmu sosiologi banyak sekali teori-teori yang menjelaskan tentang konflik dan kekerasan, adapaun teori-teori tersebut adalah sebagai berikut : Teori Faktor Individual.Perilaku agresif seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan. Faktor penyebab perilaku kekerasan menurut teori ini adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi yaitu meliputi kelainan jiwa, seperti psikopat, stres, depresi, serta pengaruh obat bius. Sedangkan faktor yang bersifat sosial antara lain seperti konflik rumah tangga, faktor budaya, dan media massa. Teori Faktor Kelompok.Menurut teori ini, individu cenderung membentuk kelompok dengan memprioritaskan identitas berdasarkan persamaan ras, agama, atau etnis. Identitas kelompok yang cenderung dibawa ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain ini rawan menyebabkan benturan antara identitas kelompok yang berbeda dan kemudian menjadi penyebab kekerasan. Contohnya ada pada perkelahian antar pendukung klub bola saat pertandingan di stadion. Selain itu, ada juga kekerasan berbau rasial yang terjadi di Afrika Selatan dan Amerika Serikat pada orang kulit hitam, serta di Indonesia pada kerusuhan Mei ‘98, yaitu kekerasan terhadap kelompok etnis Tionghoa. Teori Dinamika Kelompok.Kekerasan dapat timbul karena hilangnya rasa saling memiliki yang terjadi dalam kelompok. Hal ini dapat diartikan bahwa perubahan-perubahan sosial terjadi sedemikian cepat dalam sebuah masyarakat dan tidak mampu direspon sama cepatnya oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya. Contohnya bisa dilihat dari masuknya perusahaan internasional ke wilayah pedalaman Papua yang membawa berbagai teknologi, perilaku, hingga tata nilai yang berbeda. Hal ini menyebabkan masyarakat setempat merasa terasing dan muncullah kehilangan rasa memiliki yang berakhir dengan perlawanan kekuasaan.

Dalam Ilmu sosiologi konflik sosial dan kekerasan tidak bisa dipisahkan sebagai bentuk dari adanya gejala sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada konflik sosial dapat diartikan sebagai pertentangan antaranggota atau masyarakat yang bersifat menyeluruh di kehidupan. Konflik ini terjadi karena didasari adanya kepentingan-kepentingan dari pihak-pihak tertentu. Sebagai kajian ilmu sosiologi banyak sekali teori-teori yang menjelaskan tentang konflik dan kekerasan, adapaun teori-teori tersebut adalah sebagai berikut : 

  1. Teori Faktor Individual. Perilaku agresif seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan. Faktor penyebab perilaku kekerasan menurut teori ini adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi yaitu meliputi kelainan jiwa, seperti psikopat, stres, depresi, serta pengaruh obat bius. Sedangkan faktor yang bersifat sosial antara lain seperti konflik rumah tangga, faktor budaya, dan media massa.
  2. Teori Faktor Kelompok. Menurut teori ini, individu cenderung membentuk kelompok dengan memprioritaskan identitas berdasarkan persamaan ras, agama, atau etnis. Identitas kelompok yang cenderung dibawa ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain ini rawan menyebabkan benturan antara identitas kelompok yang berbeda dan kemudian menjadi penyebab kekerasan. Contohnya ada pada perkelahian antar pendukung klub bola saat pertandingan di stadion. Selain itu, ada juga kekerasan berbau rasial yang terjadi di Afrika Selatan dan Amerika Serikat pada orang kulit hitam, serta di Indonesia pada kerusuhan Mei ‘98, yaitu kekerasan terhadap kelompok etnis Tionghoa.
  3. Teori Dinamika Kelompok. Kekerasan dapat timbul karena hilangnya rasa saling memiliki yang terjadi dalam kelompok. Hal ini dapat diartikan bahwa perubahan-perubahan sosial terjadi sedemikian cepat dalam sebuah masyarakat dan tidak mampu direspon sama cepatnya oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya. Contohnya bisa dilihat dari masuknya perusahaan internasional ke wilayah pedalaman Papua yang membawa berbagai teknologi, perilaku, hingga tata nilai yang berbeda. Hal ini menyebabkan masyarakat setempat merasa terasing dan muncullah kehilangan rasa memiliki yang berakhir dengan perlawanan kekuasaan.

undefined 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

17

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Menurut Fisher ada empat tahapan dinamika konflik. Susunlah tahapan dinamika konflik dengan benar! konfrontasi krisis prakonflik pascakonflik

51

3.7

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia