Perang Dingin (Cold War) adalah ketegangan karena adanya persaingan kepentingan antara Uni Soviet dengan Amerika. Perang dingin dumulai setelah berakhirnya Perang Dunia II sejak pembagian Jerman menjadi dua wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Pembagian Jerman menjadi dua diikuti dengan pembagian kota Berlin menjadi Berlin Barat yang dikuasai Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, sedangkan Berlin Timur dikuasai Uni Soviet tepatnya pada saat terjadinya Konferensi Yalta (Februari 1945). Latar belakang terjadinya Perang Dingin antara lain munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang di pihak Sekutu (Inggris, Prancis, dan Amerika). Amerika berperan besar dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan perekonomiannya. Di sisi lain, Uni Soviet muncul sebagai negara besar yang berperan membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni Soviet meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslovakia sehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.
Perang Dingin antara dua negara adidaya ditandai oleh perimbangan persenjataan nuklir dan personil militer. Sehingga kegiatan ini disebut sebagai politik Balance of Power. Unjuk kekuatan kedua negara adidaya tersebut diikuti perlombaan dalam bidang teknologi militer dan ruang angkasa di mana keduanya saling unjuk kecanggihan. Perlombaan ruang angkasa juga biasa disebut dengan istilah “Space Race”. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1957, tepatnya tanggal 4 Oktober, ketika Uni Soviet berhasil meluncurkan sebuah satelit tanpa awak bernama Sputnik I. Peluncuran itu sangat mengejutkan Amerika Serikat. Sputnik I juga menjadi awal bagaimana teknologi luar angkasa bisa berkembang seperti hingga saat ini.
Uni Soviet cukup ambisius, sebulan setelah Sputnik I, mereka kembali meluncurkan satelit bernama Sputnik II yang kala itu diawaki seekor anjing bernama Laika. Namun, misi kedua Soviet itu gagal. Sputnik II meledak dan Laika tewas. Kematian anjing betina yang menjadi kelinci percobaan itu dikecam habis-habisan oleh pencinta binatang yang kebanyakan dari dunia barat.
Melihat Soviet yang sudah dua kali meluncurkan satelit, Amerika Serikat tinggal diam. Awal Desember di tahun yang sama, Amerika Serikat mencoba meluncurkan satelit pertama buatan dalam negeri mereka yang bernama Vanguard. Sayangnya, misi itu gagal. Kegagalannya disebabkan oleh sesaat sebelum meluncur, roket beserta satelitnya meledak di landasan peluncuran. Amerika Serikat pun kembali melakukan riset dan pengembangan satelit berikutnya. Pada 31 Januari 1958, Amerika Serikat akhirnya bisa menandingi Soviet dengan meluncurkan satelit pertamanya, Explorer 1. Satelit dengan bobot seberat 13 kilogram itu aktif mengitari bumi sebelum akhirnya hilang kontak pada 23 Mei 1958.
Persaingan misi luar angkasa itu terus berlangsung hingga puncaknya, yaitu meluncurkan manusia ke luar angkasa. Namun, lagi-lagi Soviet lebih dulu dalam melakukan hal itu. Terpilihlah Yuri Gagarin, manusia pertama yang ke luar angkasa pada 12 April 1961 dalam misi bernama Vostok 1 untuk mengorbit bumi pada ketinggian sekitar 327 kilometer selama sekitar 108 menit, sebelum akhirnya kembali lagi mendarat dengan aman. Dalam rentang tahun 1961 hingga 1969, Amerika Serikat mempersiapkan segala teknologi yang dibutuhkan, mulai dari roket, modul pendarat, hingga pelatihan astronautnya. Hingga pada tanggal 20 Juli 1969, astronaut Neil Armstrong dan kawan-kawannya mendarat di bulan dalam misi Apollo 11.
Teknologi luar angkasa dalam keberhasilan misi ke bulan itu kemudian digunakan kembali di tahun-tahun setelahnya. Seperti pada awal tahun 1970-an, satelit komunikasi dan navigasi mulai diluncurkan. Bahkan sebuah wahana antariksa bernama Mariner juga diluncurkan Amerika Serikat untuk mengorbit dan memetakan permukaan Mars. Pada akhir dekade 70-an, Amerika Serikat juga meluncurkan wahana antariksa Voyager 1 dan Voyager 2, yang memiliki misi untuk memotret Jupiter dan Saturnus, bersama dengan cincin dan satelit mereka dari dekat. Pada 1980-an, teknologi luar angkasa semakin berkembang pesat lagi. Sudah banyak kala itu satelit komunikasi yang diluncurkan untuk mendukung berjalannya program-program televisi, telepon komunikasi, hingga internet.
Dengan demikian bentuk-bentuk perlombaan ruang angkasa antara Uni Soviet dan Amerika Serikat saat perang dingin berupa satelit buatan dimana Uni Soviet berhasil meluncurkan satelit Sputnik I dan Amerika Serikat berhasil meluncurkan satelit Explorer I. Selain itu Uni Soviet dan Amerika Serikat saling berlomba untuk melakukan misi antariksa dimana Uni Soviet berhasil mengirim manusia ke antariksa yang dilakukan oleh Yuri Gagarin dalam misi Vostok 1, dan Amerika Serikat yang berhasil mengirim Neil Amstrong mendarat di bulan dalam misi Apollo 11.