Iklan

Iklan

Pertanyaan

Sebutkan aksi-aksi yang dilakukan para tokoh untuk menarik simpati rakyat dalam pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Sebutkan aksi-aksi yang dilakukan para tokoh untuk menarik simpati rakyat dalam pemberontakan DI/TII di Jawa Barat space

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

aksi-aksi yang dilakukan para tokoh DI/TII Jawa Barat untuk menarik simpati rakyat adalah dengan merangkul pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang tidak ingin bergabung menjadi anggota TNI serta menggelar konferensi yang dihadiri oleh wakil-wakil organisasi Islam.

aksi-aksi yang dilakukan para tokoh DI/TII Jawa Barat untuk menarik simpati rakyat adalah dengan merangkul pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang tidak ingin bergabung menjadi anggota TNI serta menggelar konferensi yang dihadiri oleh wakil-wakil organisasi Islam. space

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Bentuk dari disintegrasi bangsa salah satunya ialah terjadinya pemberontakan atau pergolakan yang mengancam kesatuan nasional. Adapun yang melatarbelakangi hal tersebut terjadi ialah adanya ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintahan pusat sehingga membuat mereka ingin membangun negara sendiri atau lepas dari NKRI. Cikal bakal pemberontakan DI/TII yang meluas di beberapa wilayah Indonesia bermula dari sebuah gerakan di Jawa Barat tepatnya Tasikmalaya. Gerakan DI/TII dilatarbelakangi oleh keinginan membentuk negara Islam atau Darul Islam di Jawa Barat pada tahun 1948. Gerakan DI/TII sendiri dipimpin oleh Kartosuwiryo. Dalam mengorganisir pemberontakannya, para tokoh DI/TII Jawa Barat mengajak para pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang tidak ingin bergabung untuk menjadi anggota TNI karena menolak untuk ikut hijrah sehingga terus melakukan perang gerilya di Jawa Barat agar dapat bersatu dalam TII. Selain itu, Kartosuwiryo dan tokoh DI/TII Jawa Barat lainnya, Raden Oni, menggelar konferensi di Cisayongwakil-wakil organisasi Islam untuk ikut bergabung dalam pembentukan TII. Dalam perkembangannya, gerakan DI/TII sering terlibat kontak senjata dengan pasukan TNI. Hingga akhirnya pada tahun 1959, pemerintah Indonesia melakukan operasi militer pemberantasan DI/TII. Operasi tersebut dikenal dengan "Operasi Pagar Betis". Operasi Pagar Betis bersifat terpadu, dimana tentara menyertakan peran masyarakat untuk mengepung tempat-tempat pasukan DI/TII. Tujuannya adalah untuk mempersempit ruang gerak dan tempur pasukan DI/TII. Akhirnya pada tahun 1962, pemimpin pasukan DII/TII, yakni Kartosuwiryo, berhasil ditangkap. Kartosuwiryo selanjutnya dijatuhi hukuman mati. Jadi, aksi-aksi yang dilakukan para tokoh DI/TII Jawa Barat untuk menarik simpati rakyat adalah dengan merangkul pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang tidak ingin bergabung menjadi anggota TNI serta menggelar konferensi yang dihadiri oleh wakil-wakil organisasi Islam.

Bentuk dari disintegrasi bangsa salah satunya ialah terjadinya pemberontakan atau pergolakan yang mengancam kesatuan nasional. Adapun yang melatarbelakangi hal tersebut terjadi ialah adanya ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintahan pusat sehingga membuat mereka ingin membangun negara sendiri atau lepas dari NKRI. Cikal bakal pemberontakan DI/TII yang meluas di beberapa wilayah Indonesia bermula dari sebuah gerakan di Jawa Barat tepatnya Tasikmalaya. Gerakan DI/TII dilatarbelakangi oleh keinginan membentuk negara Islam atau Darul Islam di Jawa Barat pada tahun 1948. Gerakan DI/TII sendiri dipimpin oleh Kartosuwiryo. Dalam mengorganisir pemberontakannya, para tokoh DI/TII Jawa Barat mengajak para pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang tidak ingin bergabung untuk menjadi anggota TNI karena menolak untuk ikut hijrah sehingga terus melakukan perang gerilya di Jawa Barat agar dapat bersatu dalam TII. Selain itu, Kartosuwiryo dan tokoh DI/TII Jawa Barat lainnya, Raden Oni, menggelar konferensi di Cisayong wakil-wakil organisasi Islam untuk ikut bergabung dalam pembentukan TII. Dalam perkembangannya, gerakan DI/TII sering terlibat kontak senjata dengan pasukan TNI. Hingga akhirnya pada tahun 1959, pemerintah Indonesia melakukan operasi militer pemberantasan DI/TII. Operasi tersebut dikenal dengan "Operasi Pagar Betis". Operasi Pagar Betis bersifat terpadu, dimana tentara menyertakan peran masyarakat untuk mengepung tempat-tempat pasukan DI/TII. Tujuannya adalah untuk mempersempit ruang gerak dan tempur pasukan DI/TII. Akhirnya pada tahun 1962, pemimpin pasukan DII/TII, yakni Kartosuwiryo, berhasil ditangkap. Kartosuwiryo selanjutnya dijatuhi hukuman mati.

Jadi, aksi-aksi yang dilakukan para tokoh DI/TII Jawa Barat untuk menarik simpati rakyat adalah dengan merangkul pasukan Hizbullah dan Sabilillah yang tidak ingin bergabung menjadi anggota TNI serta menggelar konferensi yang dihadiri oleh wakil-wakil organisasi Islam. space

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

4

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Latar belakang terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat adalah …

385

4.6

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia