Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mengungkapkan sebuah perasaan dan suatu pikiran dari penyair secara imajinatif, tersusun, serta disusun dengan mengonsentrasikan sebuah kekuatan bahasa dengan sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.
Dalam puisi dijumpai banyak jenis rima antara lain:
a. Menurut bunyinya, yang terdiri atas (1) rima sempurna, (2) rima tak sempurna, (3) asonansi, (4) aliterasi, (5) disonansi, (6) rima mutlak.
b. menurut letaknya dalam baris puisi (1) rima depan, (2) rima tengah, (3) rima akhir, (4) rima tegak, (5) rima datar.
c. Menurut letaknya dalam bait
1) Rima Silang
Dikatakan rima silang bila baris pertama berima dengan baris ketiga dan baris kedua berima dengan baris keempat. Misalnya bait puisi karya Marius Ramis Dayoh berjudul "Tanah Jawi" di bawah ini:
Habis tanah kami dijual
Tanah subur, tanah pusaka!
Kami ini amat sial
Habis kepunyaan belaka!
2) Rima Berpeluk
Dikatakan rima berpeluk bila baris pertama berima dengan baris keempat, dan baris kedua berima dengan baris ketiga, misalnya: bait puisi berjudul "Hujan Badai" karangan Rustam Effendi di bawah ini:
Bersambung kilat di ujung langit
Gemuruh guruh berjawab-jawaban
Bertangkai hujan, dicurah awan,
Mengabut kabut, sebagai dibangkit
3) Rima Terus/Sejajar
Dikatakan rima terus/sejajar bila baris terakhir puisi itu keseluruhannya memiliki rima yang sama misalnya bait puisi karya OR. Mandank di bawah ini:
Lagi suatu, wahai saudara
Menyebabkan daku malu bicara
Kaumku tidak terpelihara
Lantaran daku merasa sengsara
4) Rima Berpasangan
Dikatakan rima berpasangan bila baris yang berima itu berpasang-pasangan, misalnya: bait puisi "Desau Pimping" karya N. Adil di bawah ini:
Pimping, kerap kudengarkan bahana desaumu
Bila angin lemah berhembus kelilingmu
Puncakmu terkulai laku merendahkan diri
Engkau tunduk bernyanyikan duka yang menyayat hati
5) Rima Patah
Dikatakan rima patah bila salah satu baris tidak mengikuti rima baris lainnya dalam satu bait. Misalnya bait puisi karangan Rifai Ali seperti di bawah ini:
Sejak senja hendaki bernaung
Ketika syamsyiar darah tertuntung
Sampai gelap bersayap maung
Tidak berbalas desiran alam
Dilihat dari penjelasannya maka rima yang digunakan pada puisi yang bertjudul "Lanskap" karya Sapardi Djoko Damono tersebut menggunakan rima terus atau sejajar. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut.
Sepasang burung, jalur-jalur kawat, langit semakin tua
Waktu hari hampir lengkap, menunggu senja
Putih, kita pun putih memandangnya setia
Sampai habis semua senja
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A.