Iklan

Iklan

Pertanyaan

Perhatikan teks editorial berikut! Kondisi Jakarta yang selalu menjadi langganan banjir tahunan yang belum bisa diatasi seolah-olah menegaskan bahwa masa depan Jakarta bakal tenggelam. Merujuk pada laporan New Elevation Data Triple Estimate of Global Vulnerabiilityto Sea-Level Rise and Coastal Flooding yang dipublikasi pada jurnal Nature Communications pada akhir Oktober 2019 memprediksi Jakarta dan 7 negara Asia akan tenggelam pada 2050. Alasannya, topografi garis pantai dan permukaan air laut di seluruh dunia bakal naik drastis hingga 2 meter lebih pada tahun-tahun mendatang. Sebenarnya untuk menanggulangi bencana banjir, sejumlah proyek besar sudah dibentangkan jauh sebelum Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjabat mulai dari Terowongan Raksasa Antibanjir atau Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT),Tanggul Raksasa Muara Baru, Bendungan Ciawi dan Sukamahi, hingga Sodetan Ciliwung. Sayangnya, empatproyek raksasa yang berbiaya besar tersebut belum ada yang rampung hingga saat ini. Terowongan Raksasa Antibanjir digagas Gubernur DKI Jakarta periode Sutiyoso, 1997-2007. Proyek terowongan tersebut dirancang tidak hanya sebagai pelancar dan penampung air, tetapi juga berfungsi penghubung jalan tol. Proyek yangmembutuhkan dana sebesar 26 triliuntidak sebanding efek yang diharapkan. Selanjutnya, proyek Tanggul Raksasa Muara Baru ditujukan untuk menjaga sebagian wilayah utara Jakarta yang terancam tenggelam pada 2030 akibat permukaan tanah yang terus turun. Ada proyek Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Jawa Barat mulai digagas pada 2005. Proyek tersebut terganjal pengadaan dana pembebasan lahan pada 2014 dan baru berjalan lagi pada 2016. Proyek Sodetan Ciliwung kandas di tengah jalan. Proyek antibanjir yang dimunculkan pada 2012 akan membuat sodetan yang menghubungkan Sungai Ciliwung dengan Banjir Kanal Timur (BKT). Sodetan diperkirakan dapat mengalirkan air Ciliwung ke BKT hingga 60 milimeter hingga 60 milimeter per detik sehingga dapat mengurangi beban pintu air Manggarai. Sodetan yang akan dibangun sepanjang 1,2 kilometer baru tuntas sekitar 600 meter.Proyek terkendala pembebasan lahan dan pengerjaan berhenti sejak 2018. Seharusnya proyek besar mengatasi banjir di Jakarta tidak boleh berhenti dengan alasan apapun, kecuali proyek terowongan raksasa yang kemahalan. Dampak banjir tahunan Jakarta semakin serius. Bahkan diperkirakan akan mempengaruhi laju inflasi pada Januari 2020. (Disadur dari: https://nasional.sindonews.com//1489270/16/proyek-antibanjir-jangan-berhenti-1578353733, diunduh 11 Maret 2020) Tentukan fakta dan opini dalam kutipan teks editorial berikut!

Perhatikan teks editorial berikut!
 

    Kondisi Jakarta yang selalu menjadi langganan banjir tahunan yang belum bisa diatasi seolah-olah menegaskan bahwa masa depan Jakarta bakal tenggelam. Merujuk pada laporan New Elevation Data Triple Estimate of Global Vulnerabiility to Sea-Level Rise and Coastal Flooding yang dipublikasi pada jurnal Nature Communications pada akhir Oktober 2019 memprediksi Jakarta dan 7 negara Asia akan tenggelam pada 2050. Alasannya, topografi garis pantai dan permukaan air laut di seluruh dunia bakal naik drastis hingga 2 meter lebih pada tahun-tahun mendatang.

   Sebenarnya untuk menanggulangi bencana banjir, sejumlah proyek besar sudah dibentangkan jauh sebelum Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjabat mulai dari Terowongan Raksasa Antibanjir atau Multi Purpose Deep Tunnel (MPDT), Tanggul Raksasa Muara Baru, Bendungan Ciawi dan Sukamahi, hingga Sodetan Ciliwung. Sayangnya, empat proyek raksasa yang berbiaya besar tersebut belum ada yang rampung hingga saat ini. Terowongan Raksasa Antibanjir digagas Gubernur DKI Jakarta periode Sutiyoso, 1997-2007. Proyek terowongan tersebut dirancang tidak hanya sebagai pelancar dan penampung air, tetapi juga berfungsi penghubung jalan tol. Proyek yang membutuhkan dana sebesar 26 triliun tidak sebanding efek yang diharapkan.

  Selanjutnya, proyek Tanggul Raksasa Muara Baru ditujukan untuk menjaga sebagian wilayah utara Jakarta yang terancam tenggelam pada 2030 akibat permukaan tanah yang terus turun. Ada proyek Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Jawa Barat mulai digagas pada 2005. Proyek tersebut terganjal pengadaan dana pembebasan lahan pada 2014 dan baru berjalan lagi pada 2016. Proyek Sodetan Ciliwung kandas di tengah jalan. Proyek antibanjir yang dimunculkan pada 2012 akan membuat sodetan yang menghubungkan Sungai Ciliwung dengan Banjir Kanal Timur (BKT). Sodetan diperkirakan dapat mengalirkan air Ciliwung ke BKT hingga 60 milimeter hingga 60 milimeter per detik sehingga dapat mengurangi beban pintu air Manggarai. Sodetan yang akan dibangun sepanjang 1,2 kilometer baru tuntas sekitar 600 meter. Proyek terkendala pembebasan lahan dan pengerjaan berhenti sejak 2018. Seharusnya proyek besar mengatasi banjir di Jakarta tidak boleh berhenti dengan alasan apapun, kecuali proyek terowongan raksasa yang kemahalan. Dampak banjir tahunan Jakarta semakin serius. Bahkan diperkirakan akan mempengaruhi laju inflasi pada Januari 2020.

(Disadur dari: https://nasional.sindonews.com//1489270/16/proyek-antibanjir-jangan-berhenti-1578353733, diunduh 11 Maret 2020)


Tentukan fakta dan opini dalam kutipan teks editorial berikut! 

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

fakta terdapat pada kalimat4, 6, 7, 10, 11, 12, dan16,sedangkan opini terdapat dalam kalimat 1, 2. 3, 5, 9, 13, 14, 15, 17, dan 18.

fakta terdapat pada kalimat 4, 6, 7, 10, 11, 12,  dan 16, sedangkan opini terdapat dalam kalimat 1, 2. 3, 5, 9, 13, 14, 15, 17, dan 18.

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Teks editorial adalah artikel yang ditulis oleh redaktur terhadap suatu isu/masalah aktual. Fakta adalahsesuatu yang benar-benar terjadi,sedangkan opini adalah pernyataan yang subjektif yang berasal dari sikap seseorang atau interpretasi fakta yang didapatkan. Pendapat atau opini redaksi dalam teks editorial dapat berupa penilaian, kritik, prediksi (dugaan berdasarkan fakta empiris), harapan, dan saran penyelesaian masalah. Fakta terdapat dalam kalimat 4, 6, 7, 10, 11, 12, dan 16 karena memuat data-data dan menyatakan hal yang sudah terjadi. Opini terdapat dalam kalimat 1, 2. 3, 5, 9, 13, 14, 15, 17 , dan 18 karena berisi pendapat pribadi, harapan, dan saran. Jadi, fakta terdapat pada kalimat4, 6, 7, 10, 11, 12, dan16,sedangkan opini terdapat dalam kalimat 1, 2. 3, 5, 9, 13, 14, 15, 17, dan 18.

Teks editorial adalah artikel yang ditulis oleh redaktur terhadap suatu isu/masalah aktual.

Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi, sedangkan opini adalah pernyataan yang subjektif yang berasal dari sikap seseorang atau interpretasi fakta yang didapatkan. Pendapat atau opini redaksi dalam teks editorial dapat berupa penilaian, kritik, prediksi (dugaan berdasarkan fakta empiris), harapan, dan saran penyelesaian masalah.  

Fakta terdapat dalam kalimat 4, 6, 7, 10, 11, 12, dan 16 karena memuat data-data dan menyatakan hal yang sudah terjadi. 

Opini terdapat dalam kalimat 1, 2. 3, 5, 9, 13, 14, 15, 17, dan 18 karena berisi pendapat pribadi, harapan, dan saran. 

Jadi, fakta terdapat pada kalimat 4, 6, 7, 10, 11, 12,  dan 16, sedangkan opini terdapat dalam kalimat 1, 2. 3, 5, 9, 13, 14, 15, 17, dan 18.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

49

Sultan

Ini yang aku cari!

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Fakta dalam kutipantajuk rencana tersebut terdapat pada ...

59

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia