Iklan

Iklan

Pertanyaan

Perhatikan teks berikut! […] (1) Tanggal 7 Februari 1903, meluncurlah Soenda Berita yang menjadi tonggak sejarah pers nasional. Dalam pengantar buku Karya-Karya Lengkap Tirto Adhi Soerjo: Pers Pergerakan dan Kebangsaan (2008) yang disusun Muhidin M. Dahlan & Iswara N. Raditya tercatat, Soenda Berita adalah koran pertama Indonesia yang dimodali dan diisi tenaga-tenaga bumiputra sendiri, tak lagi menjadi bawahan bangsa lain (hlm. 17). (2) Surat kabar ini merupakan embrio yang menjadi pertaruhan sekaligus petunjuk pertama ke mana arah ayun kecendekiaan Tirto dalam upaya menyuluh bangsanya secara nasional. Bersama Soenda Berita, Tirto ingin mencapai cita-cita perjuangan demi memajukan bangsanya. (3) Sebagai strategi untuk menarik minat dan menyadarkan pembaca yang memang ditujukan kepada rakyat kebanyakan, Soenda Berita oleh Tirto Adhi Soerjo disematkan label: “kepoenjaan kami pribumi”. (4) Sayangnya, Soenda Berita lantas mengalami krisis finansial. Antara 1905-1906, Tirto melakukan perjalanan panjang ke luar Jawa untuk menggalang dana, namun justru berdampak fatal terhadap korannya tersebut. Soenda Berita seperti kehilangan induk dan akhirnya berhenti terbit. (5) Tirto kemudian meluncurkan Medan Prijaji. Ahmat Adam dalam The Vernacular Press and the Emergence of Modern Indonesian Consciousness 1855-1913 (1995) menyebutkan, Medan Prijaji terbit perdana pada 1 Januari 1907 (hlm. 111). Selain sebagai penggagas, Tirto juga bertindak selaku editor sekaligus administrator mingguan ini. (6) Penerbitan Medan Prijaji memperoleh bantuan dari bangsawan lokal dan saudagar anak negeri. Pada 10 Desember 1908, NV Javasche Boekhandel en Drukkerij en Handel in Schrijfbohoeften “Medan Prijaji” resmi berbadan hukum. (7) 8 NV (Naamloze Vennootschap atau perseroan terbatas alias PT) ini tidak hanya … Medan Prijaji, melainkan juga beberapa media lainnya, termasuk Soeloeh Keadilan. (8) Kali ini tak main-main. Medan Prijaji dan Soeloeh Keadilan menjadikan Tirto sebagai orang Indonesia pertama yang menyuluh rasa kesadaran berbangsa bumiputra melalui kuasa media. Dalam 9 konteks ini, ia memperkenalkan apa yang sekarang disebut sebagai jurnalisme advokasi. Tak jarang, Tirto membela kaum tertindas lewat surat kabarnya. (9) Medan Prijaji dan Soeloeh Keadilan ibarat kendaraan perang bagi Tirto untuk bertempur di medan jurnalistik. Bahkan sejak era Pembrita Betawi dan Soenda Berita, cukup banyak pejabat, baik dari kalangan kolonial maupun pribumi, yang—dalam istilah Marco—muntah darah akibat tulisan-tulisan tajam karyanya. (10) Andi Suwirta dalam Suara dari Dua Kota: Revolusi Indonesia dalam Pandangan Surat Kabar Merdeka (Jakarta) dan Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta) 1945-1947 (2000) menuliskan, tulisan dan pandangan yang dikemukakan Tirto membeberkan tentang kesewenang-wenangan para pejabat. Sepak-terjang macam ini ternyata berakibat buruk baginya. Diadaptasi dari https://tirto.id/ Pada 23 April 2020) Kata yang paling tepat untuk melengkapi titik-titik pada kalimat (7) adalah ….

Perhatikan teks berikut!

[…]
    (1)    Tanggal 7 Februari 1903, meluncurlah Soenda Berita yang menjadi tonggak sejarah pers nasional. Dalam pengantar buku Karya-Karya Lengkap Tirto Adhi Soerjo: Pers Pergerakan dan Kebangsaan (2008) yang disusun Muhidin M. Dahlan & Iswara N. Raditya tercatat, Soenda Berita adalah koran pertama Indonesia yang dimodali dan diisi tenaga-tenaga bumiputra sendiri, tak lagi menjadi bawahan bangsa lain (hlm. 17). (2) Surat kabar ini merupakan embrio yang menjadi pertaruhan sekaligus petunjuk pertama ke mana arah ayun kecendekiaan Tirto dalam upaya menyuluh bangsanya secara nasional. Bersama Soenda Berita, Tirto ingin mencapai cita-cita perjuangan demi memajukan bangsanya.
    (3) Sebagai strategi untuk menarik minat dan menyadarkan pembaca yang memang ditujukan kepada rakyat kebanyakan, Soenda Berita oleh Tirto Adhi Soerjo disematkan label: “kepoenjaan kami pribumi”. (4) Sayangnya, Soenda Berita lantas mengalami krisis finansial. Antara 1905-1906, Tirto melakukan perjalanan panjang ke luar Jawa untuk menggalang dana, namun justru berdampak fatal terhadap korannya tersebut. Soenda Berita seperti kehilangan induk dan akhirnya berhenti terbit.
    (5) Tirto kemudian meluncurkan Medan Prijaji. Ahmat Adam dalam The Vernacular Press and the Emergence of Modern Indonesian Consciousness 1855-1913 (1995) menyebutkan, Medan Prijaji terbit perdana pada 1 Januari 1907 (hlm. 111). Selain sebagai penggagas, Tirto juga bertindak selaku editor sekaligus administrator mingguan ini.
    (6) Penerbitan Medan Prijaji memperoleh bantuan dari bangsawan lokal dan saudagar anak negeri. Pada 10 Desember 1908, NV Javasche Boekhandel en Drukkerij en Handel in Schrijfbohoeften “Medan Prijaji” resmi berbadan hukum. (7)  8 NV (Naamloze Vennootschap atau perseroan terbatas alias PT) ini tidak hanya … Medan Prijaji, melainkan juga beberapa media lainnya, termasuk Soeloeh Keadilan.
    (8) Kali ini tak main-main. Medan Prijaji dan Soeloeh Keadilan menjadikan Tirto sebagai orang Indonesia pertama yang menyuluh rasa kesadaran berbangsa bumiputra melalui kuasa media. Dalam 9 konteks ini, ia memperkenalkan apa yang sekarang disebut sebagai jurnalisme advokasi. Tak jarang, Tirto membela kaum tertindas lewat surat kabarnya.
    (9) Medan Prijaji dan Soeloeh Keadilan ibarat kendaraan perang bagi Tirto untuk bertempur di medan jurnalistik. Bahkan sejak era Pembrita Betawi dan Soenda Berita, cukup banyak pejabat, baik dari kalangan kolonial maupun pribumi, yang—dalam istilah Marco—muntah darah akibat tulisan-tulisan tajam karyanya.
    (10) Andi Suwirta dalam Suara dari Dua Kota: Revolusi Indonesia dalam Pandangan Surat Kabar Merdeka (Jakarta) dan Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta) 1945-1947 (2000) menuliskan, tulisan dan pandangan yang dikemukakan Tirto membeberkan tentang kesewenang-wenangan para pejabat. Sepak-terjang macam ini ternyata berakibat buruk baginya.

Diadaptasi dari https://tirto.id/ Pada 23 April 2020)

Kata yang paling tepat untuk melengkapi titik-titik pada kalimat (7) adalah ….space 

Iklan

I. Uga

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Kata yang tepat digunakan untuk melengkapi titik-titik pada kalimat (7) adalah menerbitkan. Menerbitkan merupakan kata yang berawal dari kata dasar terbit. Berdasarkan konteksnya, kata menerbitkan merupakan kata kerja yang tepat untuk mengisi titik-titik tersebut.

Kata yang tepat digunakan untuk melengkapi titik-titik pada kalimat (7) adalah menerbitkan. Menerbitkan merupakan kata yang berawal dari kata dasar terbit. Berdasarkan konteksnya, kata menerbitkan merupakan kata kerja yang tepat untuk mengisi titik-titik tersebut.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

1

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Tujuan dari menceritakan kembali isi hikayat adalah untuk ….

4

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia