Aturan / kaidah oktet menyatakan bahwa suatu unsur dikatakan stabil saat elektron valensinya 8 seperti golongan gas mulia (VIIIA). Setiap unsur selain golongan gas mulia memiliki kecenderungan untuk mencapai kestabilan dengan cara melepas, menangkap, atau memasangkan elektron secara bersama-sama melalui ikatan kimia.
Di alam terdapat senyawa-senyawa yang menyimpang dari kaidah oktet. Penyimpangan ini terjadi dikarenakan 3 hal yaitu:
- Senyawa yang tidak mencapai kaidah oktet, biasanya dimiliki oleh senyawa-senyawa dengan atom pusat yang elektron valensinya kurang dari 4. Misal : BeCl2 dan BeCl3.
- Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil, misal : NO2.
- Senyawa dengan oktet berkembang, yaitu senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron lebih dari 8. Senyawa ini umumnya berasal dari unsur-unsur periode 3, misal : PCl5, SF6, dan ClF3.
Untuk mengecek suatu senyawa mengikuti aturan oktet atau tidak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Menuliskan konfigurasi elektron 15P dan 17Cl
15P : 2 8 517Cl : 2 8 7
2) Membuat struktur Lewis PCl5

Dari struktur Lewis diatas, atom pusat P memiliki lebih dari 8 elektron (10 elektron) sehingga tidak mengikuti aturan oktet.
Dengan demikian, senyawa yang tidak mengikuti aturan oktet adalah (2).
Jadi, jawaban yang benar adalah B.