Iklan

Iklan

Pertanyaan

Perhatikan sebab-sebab berikut! Perang Saudara Berkembangnya agama Islam Menurunnya jumlah penduduk Bencana Alam Wilayah kerajaan luas Penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit ditunjukkan oleh...

Perhatikan sebab-sebab berikut!

  1. Perang Saudara
  2. Berkembangnya agama Islam
  3. Menurunnya jumlah penduduk
  4. Bencana Alam
  5. Wilayah kerajaan luas

Penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit ditunjukkan oleh...

Iklan

C. Sianturi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yang didampingi patih Gajah Mada. Dikatakan dalam kitab Nagarakertagama, luas wilayah Majapahit meliputi wilayah Nusantara saat ini dan bahkan lebih luas lagi hingga Semenanjung Malaya serta Singapura. Kebesaran Kerajaan Majapahit juga tidak terlepas dari peran patih Gajah Mada, panglima tentara perang yang terkenal dengan sumpah amukti palapa miliknya. Berkat gagasan menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, membawa Kerajaan Majapahit ke puncak kejayaannya. Raja Hayam Wuruk juga sering melakukan perjalanan ke daerah-daerah kekuasaanya. Hal itu dilakukan agar daerah tersebut tetap setia pada pemerintahan pusat. Setelah mencapai masa puncak kejayaannya, Kerajaan Majapahit sampai pada akhir masa kejayaanya. Kesurutan ini tidak terlepas dari Patih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk yang meninggal. Hal itu membuat beberapa wilayah di bawah kekuasaan Majapahit melepaskan diri. Kemunduran ini juga tidak terlepas dari perselisihan keluarga kerajaan untuk memperebutkan tahta. Peselisihan ini terjadi antara Wikramawarddhana dan Brhe Wirabumi. Wikramawarddhana adalah suami dari pewaris Raja Hayam Wuruk. Bhre Wirabumi adalah putra Raja Hayam Wuruk dari selirnya, yang menuntut haknya. Dalam pararaton, perang saudara disebut sebagai sebagai Perang Paregreg. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya. Negara-negara kecil yang selama ini menjadi taklukan Majapahit satu per satu melepaskan diri. Kondisi ini tertulis dengan jelas dalam kitab Pararaton dan dalam beberapa prasasti di Sawentar Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Selanjutnya, Mahapahit masih terus berganti-ganti raja tanpa mampu mengembalikan zaman keemasannya. Pada 1456, Majapahit diperintah oleh Bhre Wengker dan setelah itu masih tercatat pemerintahan Bhre Ranawijaya (Brawijaya) hingga kemudian Majapahit di kuasai oleh Demak, kerajaan Islam pertama di Indonesia yang muncul pada tahun 1522 dimana di dalam Serat Kanda dan Pararaton disebutkan bahwa kerajaan Majapahit runtuh pada tahun 1400 S (1478 M). Saat keruntuhannya itu disimpulkan dalam candra sengkala ”sirna-ilang-kertaning-bumi”, dan disebutkan pula bahwa keruntuhannya dikarenakan serangan dari kerajaan Islam Demak. Berdasarkan bukti sejarah ternyata bahwa pada saat itu kerajaan Majapahit belum runtuh benar dan masih berdiri untuk beberapa waktu yang cukup lama lagi. Rajanya bernama Dyah Ranawijaya yang bergelar Girindrawarddhana. Bahkan berita Cina dari dinasti Ming (1368-1643 M) masih menyebutkan adanya hubungan diplomasi antara Majapahit dengan Cina pada tahun 1499 M. Tetapi dari Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda diketahui bahwa antara 1518- 1521 M di Majapahit telah terjadi suatu pergeseran politik, yaitu kekuasaan Majapahit telah beralih dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor) penguasa Islam dari Demak. Demikian Majapahit telah ditaklukkan dan dikuasai Pati Unus dari Demak. Penguasaan Majapahit oleh Demak itu dilakukan oleh Adipati Unus, anak Raden Patah sebagai tindakan balasan Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya yang telah mengalahkan kakeknya yaitu Prabu Brawijaya V atau Kertabhumi. Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah Perang Saudara dan Berkembangnya Agama Islam.

Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yang didampingi patih Gajah Mada. Dikatakan dalam kitab Nagarakertagama, luas wilayah Majapahit meliputi wilayah Nusantara saat ini dan bahkan lebih luas lagi hingga Semenanjung Malaya serta Singapura. Kebesaran Kerajaan Majapahit juga tidak terlepas dari peran patih Gajah Mada, panglima tentara perang yang terkenal dengan sumpah amukti palapa miliknya. Berkat gagasan menyatukan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit, membawa Kerajaan Majapahit ke puncak kejayaannya. Raja Hayam Wuruk juga sering melakukan perjalanan ke daerah-daerah kekuasaanya. Hal itu dilakukan agar daerah tersebut tetap setia pada pemerintahan pusat. Setelah mencapai masa puncak kejayaannya, Kerajaan Majapahit sampai pada akhir masa kejayaanya. Kesurutan ini tidak terlepas dari Patih Gajah Mada dan Raja Hayam Wuruk yang meninggal. Hal itu membuat beberapa wilayah di bawah kekuasaan Majapahit melepaskan diri.

Kemunduran ini juga tidak terlepas dari perselisihan keluarga kerajaan untuk memperebutkan tahta. Peselisihan ini terjadi antara Wikramawarddhana dan Brhe Wirabumi. Wikramawarddhana adalah suami dari pewaris Raja Hayam Wuruk. Bhre Wirabumi adalah putra Raja Hayam Wuruk dari selirnya, yang menuntut haknya. Dalam pararaton, perang saudara disebut sebagai sebagai Perang Paregreg. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya. Negara-negara kecil yang selama ini menjadi taklukan Majapahit satu per satu melepaskan diri. Kondisi ini tertulis dengan jelas dalam kitab Pararaton dan dalam beberapa prasasti di Sawentar Kanigoro, Blitar, Jawa Timur. Selanjutnya, Mahapahit masih terus berganti-ganti raja tanpa mampu mengembalikan zaman keemasannya. Pada 1456, Majapahit diperintah oleh Bhre Wengker dan setelah itu masih tercatat pemerintahan Bhre Ranawijaya (Brawijaya) hingga kemudian Majapahit di kuasai oleh Demak, kerajaan Islam pertama di Indonesia yang muncul pada tahun 1522 dimana di dalam Serat Kanda dan Pararaton disebutkan bahwa kerajaan Majapahit runtuh pada tahun 1400 S (1478 M). Saat keruntuhannya itu disimpulkan dalam candra sengkala ”sirna-ilang-kertaning-bumi”, dan disebutkan pula bahwa keruntuhannya dikarenakan serangan dari kerajaan Islam Demak.

Berdasarkan bukti sejarah ternyata bahwa pada saat itu kerajaan Majapahit belum runtuh benar dan masih berdiri untuk beberapa waktu yang cukup lama lagi. Rajanya bernama Dyah Ranawijaya yang bergelar Girindrawarddhana. Bahkan berita Cina dari dinasti Ming (1368-1643 M) masih menyebutkan adanya hubungan diplomasi antara Majapahit dengan Cina pada tahun 1499 M. Tetapi dari Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda diketahui bahwa antara 1518- 1521 M di Majapahit telah terjadi suatu pergeseran politik, yaitu kekuasaan Majapahit telah beralih dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor) penguasa Islam dari Demak. Demikian Majapahit telah ditaklukkan dan dikuasai Pati Unus dari Demak. Penguasaan Majapahit oleh Demak itu dilakukan oleh Adipati Unus, anak Raden Patah sebagai tindakan balasan Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya yang telah mengalahkan kakeknya yaitu Prabu Brawijaya V atau Kertabhumi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah Perang Saudara dan Berkembangnya Agama Islam.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

4

Pel er

Makasih ❤️

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Kapan kerajaan Majapahit runtuh?

9

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia