Iklan

Pertanyaan

Perhatikan kedua teks berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10! Teks I Dikisahkan tentang adanya seorang yang berminat kepada tasawuf. Dari seorang temannya dia mendengar tentang adanya guru sufi yang agung. Karena itu, dia pergi ke sana dengan menyewa seekor unta dari seorang penggembala. Singkat cerita, setelah menempuh perjalanan yang berat dan lama, akhirnya sampailah dia ke rumah sang guru. Ternyata, orang yang akan dijadikan gurunya itu justru bersikap sangat hormat kepada si penggembala unta, sampai-sampai si penyewa unta itu terheran-heran. “Saya datang untuk berguru kepada Anda, tetapi sikap Anda kepada penggembala unta layaknya kepada seorang guru saja,” kata si penyewa unta itu tanpa menutupi kekesalannya. Sang guru, yakni si tuan rumah itu, menjelaskan bahwa si penggembala unta itu memang tidak lain adalah gurunya sendiri. Ternyata ia bukan hanya seorang penggembala, melainkan seorang guru sufi yang agung. Cerita seperti itu banyak sekali di dalam tasawuf. Akan tetapi sebetulnya bukan monopoli tradisi sufisme, sebab hampir semua budaya mengarah ke situ. Dalam pepatah Melayu, misalnya, dikatakan, “Makin berisi, padi makin merunduk.” Idenya ialah tentang sikap rendah hati, seperti ditampakkan oleh si penggembala unta dalam cerita di atas, yang ternyata adalah gurunya guru sufi. Teks II Sampai suatu hari, datanglah seorang lelaki tua. Lelaki itu bertanya, “Dapatkah kau tentukan bila kau meninggal dunia?” “Tidak,” jawab Attar kebingungan. “Aku dapat,” ucap lelaki tua itu, “Saksikan di hadapanmu bahwa aku akan mati sekarang juga.” Saat itu juga lelaki renta itu terjatuh dan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Attar terkejut. Ia berpikir tentang seluruh kekayaan dan maut yang mengancamnya. Ia ingin sampai pada kedudukan seperti lelaki tua itu; mengetahui bila ajal akan menjemput. Attar lalu meninggalkan seluruh pekerjaannya dan belajar kepada guru-guru yang tidak diketahui. Menurut shahibul hikayat, ia pernah belajar di salah satu pesantren di samping makam Imam Ridha as, di Khurasan, Iran. Setelah pengembaraannya, Attar kembali ke tempat asalnya untuk menyusun sebuah kitab yang ia isi dengan cerita-cerita menarik. Tradisi mengajar melalui cerita telah ada dalam kebudayaan Persia. Jalaluddin Rumi mengajarkan tasawuf melalui cerita dalam kitabnya Matsnawi-e Ma’nawi. Penyair sufi Persia yang lain, Sa’di, juga menulis Gulistan, Taman Mawar, yang berisi cerita-cerita penuh pelajaran. Demikian pula, Hafizh dan beberapa penyair lain. Tradisi bertutur menjadi salah satu pokok kebudayaan Persia. Persamaan kedua kutipan teks di atas adalah ...

Perhatikan kedua teks berikut untuk menjawab soal nomor 9 dan 10!


Teks I

Dikisahkan tentang adanya seorang yang berminat kepada tasawuf. Dari seorang temannya dia mendengar tentang adanya guru sufi yang agung. Karena itu, dia pergi ke sana dengan menyewa seekor unta dari seorang penggembala.

Singkat cerita, setelah menempuh perjalanan yang berat dan lama, akhirnya sampailah dia ke rumah sang guru. Ternyata, orang yang akan dijadikan gurunya itu justru bersikap sangat hormat kepada si penggembala unta, sampai-sampai si penyewa unta itu terheran-heran.

“Saya datang untuk berguru kepada Anda, tetapi sikap Anda kepada penggembala unta layaknya kepada seorang guru saja,” kata si penyewa unta itu tanpa menutupi kekesalannya. Sang guru, yakni si tuan rumah itu, menjelaskan bahwa si penggembala unta itu memang tidak lain adalah gurunya sendiri. Ternyata ia bukan hanya seorang penggembala, melainkan seorang guru sufi yang agung.

Cerita seperti itu banyak sekali di dalam tasawuf. Akan tetapi sebetulnya bukan monopoli tradisi sufisme, sebab hampir semua budaya mengarah ke situ. Dalam pepatah Melayu, misalnya, dikatakan, “Makin berisi, padi makin merunduk.” Idenya ialah tentang sikap rendah hati, seperti ditampakkan oleh si penggembala unta dalam cerita di atas, yang ternyata adalah gurunya guru sufi.

Teks II

Sampai suatu hari, datanglah seorang lelaki tua. Lelaki itu bertanya, “Dapatkah kau tentukan bila kau meninggal dunia?” “Tidak,” jawab Attar kebingungan. “Aku dapat,” ucap lelaki tua itu, “Saksikan di hadapanmu bahwa aku akan mati sekarang juga.” Saat itu juga lelaki renta itu terjatuh dan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Attar terkejut. Ia berpikir tentang seluruh kekayaan dan maut yang mengancamnya. Ia ingin sampai pada kedudukan seperti lelaki tua itu; mengetahui bila ajal akan menjemput. Attar lalu meninggalkan seluruh pekerjaannya dan belajar kepada guru-guru yang tidak diketahui. Menurut shahibul hikayat, ia pernah belajar di salah satu pesantren di samping makam Imam Ridha as, di Khurasan, Iran. Setelah pengembaraannya, Attar kembali ke tempat asalnya untuk menyusun sebuah kitab yang ia isi dengan cerita-cerita menarik.

Tradisi mengajar melalui cerita telah ada dalam kebudayaan Persia. Jalaluddin Rumi mengajarkan tasawuf melalui cerita dalam kitabnya Matsnawi-e Ma’nawi. Penyair sufi Persia yang lain, Sa’di, juga menulis Gulistan, Taman Mawar, yang berisi cerita-cerita penuh pelajaran. Demikian pula, Hafizh dan beberapa penyair lain. Tradisi bertutur menjadi salah satu pokok kebudayaan Persia.
 

Persamaan kedua kutipan teks di atas adalah ...space

  1. kedua teks tersebut merupakan jenis teks inspirasi orang terkenalspace

  2. kedua teks tersebut memuat konjungsi korelatif yang dominanspace

  3. kedua teks tersebut merupakan jenis teks inspirasi sufispace

  4. tidak terdapat perbedaan di antara kedua teks tersebutspace

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

06

:

14

:

27

Klaim

Iklan

S. Nurjannah

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Jember

Jawaban terverifikasi

Jawaban

persamaan kedua kutipan di atas terdapat pada pilihan jawaban C.

persamaan kedua kutipan di atas terdapat pada pilihan jawaban C.space

Pembahasan

Kedua kutipan di atas memiliki persamaan. Persamaan kedua kutipan tersebut adalah jenis teks cerita inspirasi sufi. Hal tersebut karena cerita inspirasi sufi adalah jenis teks inspirasi yang menceritakan tokoh-tokoh sufi atau ahli agama. Cerita inspirasi sufi menceritakan pengalaman hidup seorang sufi yang tentunya dapat menjadi inspirasi bagi pembaca. Dengan demikian, persamaan kedua kutipan di atas terdapat pada pilihan jawaban C.

Kedua kutipan di atas memiliki persamaan. Persamaan kedua kutipan tersebut adalah jenis teks cerita inspirasi sufi. Hal tersebut karena cerita inspirasi sufi adalah jenis teks inspirasi yang menceritakan tokoh-tokoh sufi atau ahli agama. Cerita inspirasi sufi menceritakan pengalaman hidup seorang sufi yang tentunya dapat menjadi inspirasi bagi pembaca. Dengan demikian, persamaan kedua kutipan di atas terdapat pada pilihan jawaban C.space

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

1

Iklan

Pertanyaan serupa

Perhatikan cerita berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2! Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa asalnya yang miskin dan terbelakang. Dia rajin mengusahakan segala daya u...

3

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia