Iklan

Iklan

Pertanyaan

Perhatikan judul penelitian berikut! Perkembangan desa wisata di lereng Gunung Telomoyo. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Madura. Pergolakan sosial petani teh di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Perkembangan pers di Kota Semarang pada masa Demokrasi Terpimpin. Kehidupan sosial etnik Tionghoa Muslim di Palembang pada masa kolonial Belanda. Judul penelitian yang mengandung konsep sinkronik ditunjukkan oleh angka....

Perhatikan judul penelitian berikut!

  1. Perkembangan desa wisata di lereng Gunung Telomoyo.
  2. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Madura.
  3. Pergolakan sosial petani teh di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
  4. Perkembangan pers di Kota Semarang pada masa Demokrasi Terpimpin.
  5. Kehidupan sosial etnik Tionghoa Muslim di Palembang pada masa kolonial Belanda.

Judul penelitian yang mengandung konsep sinkronik ditunjukkan oleh angka....

 

  1. 1 ), 2), dan 3)

  2. 1), 2), dan 4)

  3. 2), 3), dan 4)

  4. 2), 3), dan 5)

  5. 3), 4 ), dan 5)

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Dalam kajian sejarah, cara berpikir diakronik mengutamakan dimensi waktu dalam dimensi ruang terbatas. Dengan cara berpikir diakronik, kajian sejarah dapat fokus pada pembahasan tentang suatu gerak dalam waktu dari kejadian-kejadian konkret. Dengan demikian, cara berpikir diakronik merupakan model yang dinamis. Artinya, cara berpikir ini memandang peristiwa dalam sebuah transformasi atau gerak sepanjang waktu. Penentuan waktu dalam kajian sejarah sangat penting sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Dalam kajian sejarah, dimensi waktu perlu dibuat batasan awal dan akhir yang disebut kurun waktu atau babakan waktu secara berurutan atau kronologis. Dimensi waktu inilah yang menjadi ciri khas cara berpikir diakronik. Sedangkan cara berpikir sinkronik mengutamakan penggambaran yang meluas dalam ruang tetapi dalam dimensi waktu terbatas. Cara berpikir sinkronik sering digunakan dalam ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, politik, ekonomi, agama, dan antropologi. Ilmu-ilmu sosial tersebut sangat dibutuhkan dalam kajian sejarah untuk melengkapi penjelasan. Menurut Sartono Kartodirdjo, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan pesat sehingga dapat menyediakan teori dan konsep yang berguna bagi analisis sejarah. Penerapan cara berpikir sinkronik membuat analisis sejarah tidak hanya terbatas pada kajian informatif tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Cara berpikir sinkronik dapat mengembangkan kajian sejarah pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial. Sesuai dengan penjelasan di atas, maka judul penelitian “Perkembangan desa wisata di lereng Gunung Telomoyo”, “Kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Madura”, dan “Pergolakan sosial petani teh di Kabupaten Batang, Jawa Tengah” merupakan judul penelitian yang mengandung konsep sinkronik karena kajiannya meluas pada ruang dan dapat dikemangkan pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial. Sedangkan judul penelitian “Perkembangan pers di Kota Semarang pada masa Demokrasi Terpimpin” dan “Kehidupan sosial etnik Tionghoa Muslim di Palembang pada masa kolonial Belanda” merupakan judul penelitian yang mengandung konsep diakronik karena terdapat penentuan waktu sebagai batasan tinjauan penelitian sejarah. Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah A.

Dalam kajian sejarah, cara berpikir diakronik mengutamakan dimensi waktu dalam dimensi ruang terbatas. Dengan cara berpikir diakronik, kajian sejarah dapat fokus pada pembahasan tentang suatu gerak dalam waktu dari kejadian-kejadian konkret. Dengan demikian, cara berpikir diakronik merupakan model yang dinamis. Artinya, cara berpikir ini memandang peristiwa dalam sebuah transformasi atau gerak sepanjang waktu. Penentuan waktu dalam kajian sejarah sangat penting sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Dalam kajian sejarah, dimensi waktu perlu dibuat batasan awal dan akhir yang disebut kurun waktu atau babakan waktu secara berurutan atau kronologis. Dimensi waktu inilah yang menjadi ciri khas cara berpikir diakronik.

Sedangkan cara berpikir sinkronik mengutamakan penggambaran yang meluas dalam ruang tetapi dalam dimensi waktu terbatas. Cara berpikir sinkronik sering digunakan dalam ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, politik, ekonomi, agama, dan antropologi. Ilmu-ilmu sosial tersebut sangat dibutuhkan dalam kajian sejarah untuk melengkapi penjelasan. Menurut Sartono Kartodirdjo, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan pesat sehingga dapat menyediakan teori dan konsep yang berguna bagi analisis sejarah. Penerapan cara berpikir sinkronik membuat analisis sejarah tidak hanya terbatas pada kajian informatif tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Cara berpikir sinkronik dapat mengembangkan kajian sejarah pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial.

Sesuai dengan penjelasan di atas, maka judul penelitian “Perkembangan desa wisata di lereng Gunung Telomoyo”, “Kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Madura”, dan “Pergolakan sosial petani teh di Kabupaten Batang, Jawa Tengah” merupakan judul penelitian yang mengandung konsep sinkronik karena kajiannya meluas pada ruang dan dapat dikemangkan pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial. Sedangkan judul penelitian “Perkembangan pers di Kota Semarang pada masa Demokrasi Terpimpin” dan “Kehidupan sosial etnik Tionghoa Muslim di Palembang pada masa kolonial Belanda” merupakan judul penelitian yang mengandung konsep diakronik karena terdapat penentuan waktu sebagai batasan tinjauan penelitian sejarah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah A.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

35

Echa Filomina

Makasih ❤️

Erickh Realme

Pembahasan lengkap banget

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep berpikir sinkronik dalam sejarah. Berikan contohnya.

30

4.7

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia