Dalam kajian sejarah, cara berpikir diakronik mengutamakan dimensi waktu dalam dimensi ruang terbatas. Dengan cara berpikir diakronik, kajian sejarah dapat fokus pada pembahasan tentang suatu gerak dalam waktu dari kejadian-kejadian konkret. Dengan demikian, cara berpikir diakronik merupakan model yang dinamis. Artinya, cara berpikir ini memandang peristiwa dalam sebuah transformasi atau gerak sepanjang waktu. Penentuan waktu dalam kajian sejarah sangat penting sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Dalam kajian sejarah, dimensi waktu perlu dibuat batasan awal dan akhir yang disebut kurun waktu atau babakan waktu secara berurutan atau kronologis. Dimensi waktu inilah yang menjadi ciri khas cara berpikir diakronik.
Sedangkan cara berpikir sinkronik mengutamakan penggambaran yang meluas dalam ruang tetapi dalam dimensi waktu terbatas. Cara berpikir sinkronik sering digunakan dalam ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, politik, ekonomi, agama, dan antropologi. Ilmu-ilmu sosial tersebut sangat dibutuhkan dalam kajian sejarah untuk melengkapi penjelasan. Menurut Sartono Kartodirdjo, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan pesat sehingga dapat menyediakan teori dan konsep yang berguna bagi analisis sejarah. Penerapan cara berpikir sinkronik membuat analisis sejarah tidak hanya terbatas pada kajian informatif tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Cara berpikir sinkronik dapat mengembangkan kajian sejarah pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial.
Sesuai dengan penjelasan di atas, maka judul penelitian “Perkembangan desa wisata di lereng Gunung Telomoyo”, “Kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Madura”, dan “Pergolakan sosial petani teh di Kabupaten Batang, Jawa Tengah” merupakan judul penelitian yang mengandung konsep sinkronik karena kajiannya meluas pada ruang dan dapat dikemangkan pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial. Sedangkan judul penelitian “Perkembangan pers di Kota Semarang pada masa Demokrasi Terpimpin” dan “Kehidupan sosial etnik Tionghoa Muslim di Palembang pada masa kolonial Belanda” merupakan judul penelitian yang mengandung konsep diakronik karena terdapat penentuan waktu sebagai batasan tinjauan penelitian sejarah.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah A.