Iklan

Pertanyaan

Perhatikan informasi berikut. Setelah Malaka dikuasai Portugis, Aceh berkembang menjadi salah satu pelabuhan dagang dan transit di Nusantara. Aceh menjalin hubungan politik dan perdagangan dengan lnggris, VOC, dan Turki. Namun, Aceh tidak memiliki hubungan yang baik dengan Portugis. Aceh melakukan berbagai tindakan untuk melawan Portugis, misalnya memblokade kegiatan perdagangan lada dan timah dengan Portugis. Berdasarkan informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa latar belakang konflik antara Aceh dan Portugis adalah ....

Perhatikan informasi berikut.

Setelah Malaka dikuasai Portugis, Aceh berkembang menjadi salah satu pelabuhan dagang dan transit di Nusantara. Aceh menjalin hubungan politik dan perdagangan dengan lnggris, VOC, dan Turki. Namun, Aceh tidak memiliki hubungan yang baik dengan Portugis. Aceh melakukan berbagai tindakan untuk melawan Portugis, misalnya memblokade kegiatan perdagangan lada dan timah dengan Portugis.

Berdasarkan informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa latar belakang konflik antara Aceh dan Portugis adalah ....

  1. Portugis adalah ancaman bagi Aceh dalam bidang ekonomi

  2. Aceh menjalin hubungan dagang dengan VOC, kongsi dagang pesaing Portugis di Eropa

  3. Perbedaan agama antara masyarakat Aceh dan bangsa Portugis

  4. Portugis mendirikan benteng pertahanan di wilayah Aceh

  5. Portugis berusaha menguasai perdagangan lada

8 dari 10 siswa nilainya naik

dengan paket belajar pilihan

Habis dalam

00

:

03

:

40

:

49

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

jawaban yang tepat adalah A

jawaban yang tepat adalah A

Pembahasan

Pembahasan
lock

Latar belakang perlawanan Aceh terhadap Portugis adalah: Sejak Malaka sebagai pusat perdagangan di Asia dikuasai bangsa Portugis pada 1511, para pedagang muslim banyak yang menghindari Malaka dan memilih untuk berdagang dengan Aceh karena adanya monopoli Portugis di Malaka serta sikap Portugis yang tidak bersahabat terhadap pelaut dan saudagar India dan Arab. Banyak kapal para pelaut dan saudagar tersebut yang ditembaki atau dirampas oleh bangsa Portugis. Posisi Aceh yang strategis membuatnya mudah disinggahi oleh pelaut dan saudagar asing sebelum mereka menuju pelabuhan-pelabuhan di Nusantara atau sebaliknya. Para pelaut dan saudagar Nusantara singgah ke Aceh sebelum melanjutkan perjalanan melintasi Samudra Hindia. Aceh kemudian menjadikan bagian dari kawasan perdagangan dan pelayaran di Samudra Hindia. Perkembangan Aceh sebagai pusat perdagangan dianggap ancaman bagi bangsa Portugis yang berkuasa di Malaka. Hubungan antara Kesultanan Aceh dan bangsa Eropa (VOC/Belanda dan lnggris) yang dianggap mengancam keberadaan bangsa Portugis di Malaka. Sikap Kesultanan Aceh di bawah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528) yang menentang kehadiran bangsa Portugis di Malaka. Tokoh perlawanan rakyat Aceh antara lain Sultan Ali Mughayat Syah yang berhasil mengusir bangsa Portugis dari wilayah Aceh yakni Daya, Pidie, dan Pasai pada 1520-an. Pada tahun 1606, bangsa Portugis di bawah Martim Afonso de Castro menyerang Kutaraja, ibu kota Kesultanan Aceh. Namun, serangan tersebut diurungkan akibat adanya serangan gabungan VOC-Kesultanan Johor ke Malaka. Adapun Sultan Iskandar Muda (1607-1636) menyerang bangsa Portugis di Malaka pada 1629, tetapi gagal. Perjuangan rakyat Aceh mengusir Portugis terus berlanjut di bawah Sultan Iskandar Tsani (1636-1641 ). Malaka akhirnya jatuh ke tangan VOC pada 1641. Jadi, jawaban yang tepat adalah A

Latar belakang perlawanan Aceh terhadap Portugis adalah:

  1. Sejak Malaka sebagai pusat perdagangan di Asia dikuasai bangsa Portugis pada 1511, para pedagang muslim banyak yang menghindari Malaka dan memilih untuk berdagang dengan Aceh karena adanya monopoli Portugis di Malaka serta sikap Portugis yang tidak bersahabat terhadap pelaut dan saudagar India dan Arab. Banyak kapal para pelaut dan saudagar tersebut yang ditembaki atau dirampas oleh bangsa Portugis.
  2. Posisi Aceh yang strategis membuatnya mudah disinggahi oleh pelaut dan saudagar asing sebelum mereka menuju pelabuhan-pelabuhan di Nusantara atau sebaliknya. Para pelaut dan saudagar Nusantara singgah ke Aceh sebelum melanjutkan perjalanan melintasi Samudra Hindia. Aceh kemudian menjadikan bagian dari kawasan perdagangan dan pelayaran di Samudra Hindia. Perkembangan Aceh sebagai pusat perdagangan dianggap ancaman bagi bangsa Portugis yang berkuasa di Malaka.
  3. Hubungan antara Kesultanan Aceh dan bangsa Eropa (VOC/Belanda dan lnggris) yang dianggap mengancam keberadaan bangsa Portugis di Malaka.
  4. Sikap Kesultanan Aceh di bawah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528) yang menentang kehadiran bangsa Portugis di Malaka.

Tokoh perlawanan rakyat Aceh antara lain Sultan Ali Mughayat Syah yang berhasil mengusir bangsa Portugis dari wilayah Aceh yakni Daya, Pidie, dan Pasai pada 1520-an. Pada tahun 1606, bangsa Portugis di bawah Martim Afonso de Castro menyerang Kutaraja, ibu kota Kesultanan Aceh. Namun, serangan tersebut diurungkan akibat adanya serangan gabungan VOC-Kesultanan Johor ke Malaka. Adapun Sultan Iskandar Muda (1607-1636) menyerang bangsa Portugis di Malaka pada 1629, tetapi gagal. Perjuangan rakyat Aceh mengusir Portugis terus berlanjut di bawah Sultan Iskandar Tsani (1636-1641 ). Malaka akhirnya jatuh ke tangan VOC pada 1641.

Jadi, jawaban yang tepat adalah A

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

86

ciputra tanujaya

Jawaban tidak sesuai

Iklan

Pertanyaan serupa

Berikut yang tidak termasuk faktor-faktor yang menyebabkan Aceh mampu membebaskan diri dari bangsa Portugis adalah ....

106

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia