Perhatikan ilustrasi berikut! Anggun, siswa kelas XII SMA Ruang Angan, tampak tersenyum sendiri di depan kaca. Padahal, di kaca itu jelas tertempel kertas dengan tulisan besar-besar: BESOK UJIAN BAHASA INDONESIA! Anehnya, ia masih saja tersenyum. Senyumnya yang tak hilang sejak semalam itu membuat keluarganya menyangka bahwa ia sedang jatuh cinta. Memang tak salah. Anggun toh benar-benar sedang jatuh cinta; ia jatuh cinta pada puisi “Kamus Kecil” karya Joko Pinurbo. Setidaknya, sudah dua puluh kali ia membaca puisi itu. Ia bahkan telah mencari tahu banyak hal mengenai puisi itu. Berbekal pencariannya, tugas membuat kritik sastra pun siap digarap. Tak heran, ia merasa amat siap mengikuti ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia esok hari. Sesuai kutipan di atas, prinsip kritik sastra yang telah dimiliki Anggun adalah ....

Pembahasan

Kritik sastra merupakan pertimbangan baik dan buruknya karya sastra secara objektif. Terdapat beberapa prinsip kritik sastra, yaitu sebagai berikut. Penulis kritik harus benar-benar membaca atau mengamati karya yang akan dikritik. Penulis kritik harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang karya yang akan dikritisi. Penulis kritik harus mengumpulkan data-data penunjang serta alasan logis untuk mendukung penilaian yang diberikan. Kritik yang disampaikan tidak hanya mengungkap kelemahan, tetapi juga harus diseimbangkan dengan memaparkan kelebihan karya yang dikritiknya. Jika diperlukan, penulis kritik dapat menggunakan teori yang relevan untuk mendukung penilaiannya. Berdasarkan ilustrasi di atas, terdapat satu prinsip kritik sastra yang telah dimiliki Anggun, yaitu penulis kritik harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang karya yang akan dikritisi. Prinsip tersebut diperlihatkan pada kalimat Ia bahkan telah mencari tahu banyak hal mengenai puisi itu. Berbekal pencariannya, tugas membuat kritik sastra pun siap digarap. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.