Amerika Serikat, pendatang terakhir dalam pusaran politik aliansi, pada awalnya bersikap netral. Tiga kebijakan Jerman berikut ini kemudian memaksa Amerika Serikat untuk terlibat dalam perang dengan berada di pihak Sekutu (Inggris, Prancis, Serbia, dan Rusia).
- Tenggelamnya kapal RMS Lusitania
Pada tahun 1915, kapal penumpang lnggris buatan Amerika Serikat, RMS Lusitania, ditorpedo oleh kapal selam angkatan laut Jerman, U-boat, di lepas pantai selatan Irlandia, dalam perjalanannya dari New York menuju Liverpool (lnggris). Jerman menembakkan torpedo kapal tersebut tanpa peringatan terlebih dahulu. Jerman beralasan telah menetapkan bahwa laut di sekitar Inggris Raya sebagai zona perang.
- Kebijakan perang menggunakan kapal selam tanpa batas
Pada 9 Januari 1917, Jerman memberlakukan kebijakan melancarkan perang menggunakan armada kapal selam dalam skala penuh dan tanpa batas (unlimited submarine warfare). Kebijakan ini sempat dihentikan pascatragedi RMS Lusitania, tetapi tidak lama kemudian dilanjutkan kembali. Pemberlakukan cara perang seperri ini berarti kapal penumpang dan kapal dagang dari berbagai negara, termasuk AS, bisa ikut terkena serangan torpedo.
- Telegram Zimmerman
Pada 16 Januari 1917, Menteri Luar Negeri Jerman Arthur Zimmerman mengirimkan sebuah pesan rahasia kepada duta besar Jerman untuk AS Heinrich von Eckardt. Pesan itu unruk menganrisipasi dampak-dampak yang akan muncul sehubungan dengan diberlakukannya perang menggunakan kapal selam secara tak terbatas oleh Jerman pada 1 Februari 1917, khususnya dugaan Jerman bahwa AS akan ikut terlibat perang dengan berpihak kepada Sekutu (Inggris, Prancis, clan Rusia). Isi telegram tersebut membuat Amerika Serikat geram dan akhirnya menyatakan peranng dengan Jerman.
Dari penjelasan berikut maka jawaban yang tepat adalah 1), Tenggelamnya kapal Lusitania. 2), Kampanye perang dengan kapal selam tanpa batas, dan 4) Telegram Zimmerman.