Iklan
Pertanyaan
Perhatikan kutipan berikut.
Aku sudah lama duda, meski umur tergolong muda. Pada umur 40, aku sama sekali tak punya niat buat kawin lagi, kendati Ibu-Bapak di Mojowarno mendesak-desak supaya aku tidak terus menduda. Sejak kutinggalkan delapan tahun lalu, aku tak bisa lagi ketemu istriku. Aku tak bisa melupakannya. Bagaimana aku bisa menuruti saran Ibu-Bapak yang terus saja mendesak-desak tiap kali mengirim surat?
Anakku, Ferdi dan Lusi, praktis sudah yatim-piatu. Mereka masih kecil, diasuh Eyangnya di Malang, yaitu mertuaku. Lama aku tak mampu menanggung hidup mereka, kecuali dalam dua tahun terakhir ini sejak aku mendapat penghasilan lumayan. Namun, aku jarang mengirim uang, rata-rata satu kali tiap dua bulan. Aku hanya bisa berbicara dengar anak-anakku lewat surat, tetapi pasti mereka baru mengerti bila suratku dibacakan oleh paman atau bibinya karena mereka belum sekolah. Mereka pun hanya bisa berbicara padaku lewat surat yang ditulis si bibi kepadaku selama saat-saat merana sejak ibunya meninggalkan alam fana.
(Sumber: Kompas.com)
Penyebab konflik kutipan cerita tersebut adalah ....
Desakan orang tua untuk menikah lagi dan kondisi ekonomi yang tidak mampu mencukupi anak.
Anak tokoh yang diasuh oleh eyangnya di Malang.
Tokoh yang tidak dapat melupakan istrinya.
Tokoh yang hanya berkomunikasi melalui surat dengan anaknya.
Anak tokoh yang sudah yatim-piatu meskipun ayahnya masih hidup.
Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb
Habis dalam
02
:
18
:
58
:
31
Iklan
F. Fadilaturrohmah
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Muhammadiyah Malang
14
5.0 (1 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia