Kepercayaan merupakan salah satu unsur budaya yang sangat penting dalam kehidupan manusia, demikian pentingnya justru di belahan bumi mana pun kepercayaan merupakan bagian dari suprastruktur kehidupan masyarakat yang tinggi. Kepercayaan sebelum hadirnya agama seperti saat ini ada tiga, yaitu Animisme, Dinamisme, dan Totemisme.
Kepercayaan Animisme (dari bahasa latin 'anima' atau “roh”) adalah kepercayaan kepada mahluk halus dan roh, yang merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia primitif. Kepercayaan Animisme mempercayai bahwa setiap benda di bumi ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon, atau batu besar) mempunyai jiwa yang mesti di hormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari semangat dan roh jahat dan juga dalam kehidupan seharian mereka.
Dinamisme adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon besar. Arwah nenek moyang itu sering di mintai tolong untuk urusan mereka. Caranya adalah dengan memasukkan arwah-arwah mereka ke dalam benda-benda pusaka seperti batu hitam atau batu merah delima dan lain sebagainya.
Adapun Totemisme adalah faham yang meyakini bahwa manusia memiliki hubungan kekeluargaan dengan binatang. Kemudian keyakinan ini mengarahkan pengikutnya untuk meyakini bahwa ada beberapa binatang yang memiliki kekuatan gaib, lalu mereka mengkeramatkan binatang-binatang tersebut, bahkan sampai memujanya.
Dengan demikian, perbedaan diantara ketiganya yaitu, jika Animisme adalah kepercayaan pada benda-benda di bumi seperti gua atau batu besar yang dianggap memiliki jiwa yang harus dihormati. Dinamisme adalah kepercayaan pada roh nenek moyang yang menetap pada benda-benda tertentu. Dan Totemisme adalah kepercayaan pada beberapa binatang yang dianggap memiliki kekuataan gaib.