Menurut T.S. Ashton, sejarawan ekonomi asal Inggris menyatakan Revolusi Industri diperkirakan terjadi sekitar tahun 1750-1830. Saat revolusi industri, terjadi perubahan yang besar dan cepat dalam bidang industri, karena di saat itulah tenaga manusia mulai dibantu mesin. Istilah Revolusi Industri pertama kali diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui pada pertengahan abad ke XIX. Meski begitu, sebenarnya revolusi industri tidak hanya terjadi satu kali. Ternyata, revolusi industri dibagi ke dalam dua fase.
Di fase pertama, perubahan berfokus pada bidang tekstil lewat penemuan alat pemintal benang. Alat pemintal benang pertama dibuat oleh James Hargreaves (1767) dan diberi nama Spinning Jenny. Alat pemintal benang tersebut nantinya disempurnakan oleh Richard Arkwright dengan membuat alat pemintal yang bertenaga air serta mampu menghasilkan benang lebih halus dibanding hasil benang “spinning jenny”. Penemuan benda tersebut tentunya mendorong munculnya pabrik dan produksi massal dalam industri katun. Selain penemuan mesin pemintal benang, produksi benda-benda industri juga berubah karena munculnya mesin uap. Kemunculan mesin uap terinspirasi dari mesin pemompa air ciptaan Thomas Newcomen. Mesin yang menggunakan tenaga uap tersebut, dimodifikasi menjadi lebih efisien oleh James Watt. Mesin yang dibuat oleh Watt ini akhirnya memicu munculnya kereta api penumpang (George Stephenson) dan kapal uap (Robert Fulton).
Di fase kedua Revolusi Industri tidak hanya terjadi di Inggris tetapi bisa menyebar dengan cepat ke Jerman, Amerika Serikat, Perancis, Italia, Jepang, bahkan hinggan ke Indonesia. Tahun 1860, Revolusi Industri memasuki fase baru yang dikenal sebagai Revolusi Industri Kedua. Fase kedua ini terjadi antara abad ke-19 dan ke-20 dan dikenal juga dengan sebutan revolusi teknologi. Revolusi ini identik dengan pembangunan jalan rel, produksi massal besi dan baja, penggunaan mesin yang meluas, peningkatan penggunaan tenaga uap, hingga munculnya listrik. Kemunculan besi dan baja, jalan rel, dan peningkatan penggunaan batu bara memungkinkan transportasi murah untuk mengangkut material dan produk hasil industri.
Di Indonesia sendiri, sejak awal abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda telah mendirikan berbagai industri manufaktur di Indonesia. Pada tahun 1871-1875 jumlah industri pengolahan makanan, minuman, dan tembakau sebanyak 845 buah. Adapun industri gula sebanyak 8.080 buah. Hal ini menunjukkan bahwa Revolusi Industri yang terjadi di Inggris sangat berpengaruh bagi bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia kemudian melakukan Revolusi Industri pada masa kolonial Belanda.
Dengan demikian jawabannya adalah D.